Friday, August 04, 2006

Memberi Inspirasi

Oleh: Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id

Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, memilih strategi untuk
mengatasi masalah, menyusun rencana kerja, mencari kesempatan�semua
kemampuan teknis ini memang penting, tetapi bukan yang terpenting.

Setinggi apa pun kemampuan teknis seorang pemimpin, tidak akan ada
artinya, karena ia tidak bisa sendirian dalam menjalankan roda
kegiatan perusahaan; ia perlu orang lain untuk membantunya meraih
sukses lebih cepat dan lebih baik. Bagaimana mendapatkan bantuan
orang lain? Beri inspirasi, bukan perintah�ini rahasianya. Lalu,
bagaimana cara memberi inspirasi? Simak yang berikut.

Mengapa Inspirasi Bukan Perintah?
Pak Arief, kepala cabang sebuah bank swasta nasional, sedang
berkeliling memeriksa kebersihan berbagai ruangan di kantor cabang
yang dipimpinnya. Ia mendapatkan bahwa toilet untuk nasabah terlihat
kotor. Lalu ia memanggil tim kebersihan untuk segera membersihkan
toilet tersebut. Anggota tim kebersihan mengeluhkan kepada Pak Arief
bahwa toilet sudah tiga kali dibersihkan pagi itu, tapi menjadi kotor
lagi. Lalu, apa yang harus Pak Arief lakukan? Memberi perintah lagi
untuk membersihkannya atau memberi inspirasi untuk membersihkan
toilet tersebut.

Memberi Perintah. Jika Pak Arief memerintahkan lagi tim kebersihan
untuk membersihkan toilet yang kotor, maka berikut inilah yang
mungkin akan terjadi.

Pak Arief: Pak Sarto, Bu Parni, bisa tolong bersihkan toilet ini
lagi.

Pak Sarto dan Bu Parni: Tapi Pak, tiap hari juga kami bersihkan, tapi
selalu kotor lagi. Pagi ini saja sudah tiga kali kami bersihkan,
tetapi tetap kotor lagi.

Pak Arief: Ya dibersihkan lagi. Itukan sudah menjadi tanggung jawab
Bapak dan Ibu.
Setelah mendapat perintah dari Pak Arief, tentunya Pak Sarto dan Bu
Parni akan membersihkan toilet itu lagi walaupun sambil menggurutu.
Karena toilet dibersihkan dengan menggerutu, tidak dengan sepenuh
hati, hasilnya bisa dibayangkan: tidak optimal.

Memberi Inspirasi. Sebaliknya, jika Pak Arief memilih untuk
memberikan inspirasi bagi tim kebersihannya untuk membersihkan lagi
toilet tersebut, maka berikut inilah yang mungkin akan terjadi.

Pak Arief: Pak Sarto, Bu Parni bisa tolong bersihkan toilet ini lagi.

Pak Sarto dan Bu Parni: Tapi Pak, tiap hari juga kami bersihkan, tapi
selalu kotor lagi. Pagi ini saja sudah tiga kali kami bersihkan,
tetapi tetap kotor lagi.

Pak Arief: Kalau toilet ini kotor lagi, berarti ada yang menggunakan.
Semakin sering kita harus membersihkan toilet, berarti semakin banyak
nasabah yang datang. Tiap nasabah adalah rezeki untuk kita semua.
Karena ada nasabah yang datang, kita semua bisa terus bekerja di
sini. Karena ada nasabah yang menggunakan toilet, Pak Sarto dan Bu
Parni juga bisa terus bekerja di sini.

Pak Sarto dan Bu Parni: Oh, begitu ya, Pak. Jadi, nasabah itu rezeki
untuk kita. Wah, kalau begitu makin banyak nasabah, makin banyak
rezeki. Baik Pak, akan kami bersihkan lagi jika toilet ini kotor lagi.
Setelah mendapat inspirasi dari Pak Arief, bisakah Anda tebak apa
yang mungkin sekali akan dilakukan oleh Pak Sarto dan Bu Parni?
Apakah mereka akan menggerutu atau akan dengan senang hati
membersihkan lagi toilet yang kotor tidak hanya hari itu saja, tetapi
untuk hari-hari berikutnya?

Memberi Inspirasi
Setelah kita memahami pentingnya memberi inspirasi, kita perlu juga
tahu bagaimana memberi inspirasi. Berikut ini adalah yang dilakukan
oleh pemimpin bisnis terkemuka dalam memberi inspirasi bagi karyawan
mereka. Siapa tahu ada yang bisa kita teladani.
Bob Eaton: Arah dan Kepercayaan
Bob Eaton dari DaimlerChrysler percaya bahwa jika seorang pemimpin
ingin berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ia perlu
menyentuh memberi inspirasi kepada karyawan untuk bersama-sama meraih
sukses. Menurut Eaton, para karyawan akan terinspirasi untuk ikut
bekerja sama jika mereka tahu ke arah mana mereka harus bergerak.
Mereka juga akan terinspirasi untuk melangkah lebih jauh jika
pemimpin menunjukkan kepada mereka bahwa sang pemimpin percaya akan
kemampuan karyawan untuk meraih sukses. Begitu mereka merasa
dipercaya, mereka akan terinspirasi untuk melakukan yang terbaik
sesuai dengan kepercayaan yang telah diberikan.

Paul O'Neill: Kebutuhan Dasar
Menurut Paul O'Neill dari Alcoa, kunci keberhasilan dalam memberi
inspirasi kepada orang lain adalah memenuhi kebutuhan dasar orang
tersebut. Jika seseorang merasa bahwa kebutuhannya dapat terpenuhi
dengan menjalankan apa yang diminta, maka ia tentunya akan
terinspirasi untuk mempersembahkan karyanya yang terbaik. Sebaliknya,
jika ia merasa bahwa kebutuhannya belum bisa terpenuhi sepenuhnya,
maka konsentrasinya pada pekerjaan pun tidak akan penuh, karena ia
akan membagi perhatiannya untuk mencari kesempatan lain yang dapat
membantu memenuhi kebutuhannya. Jadi, pemimpin perlu mengenali
kebutuhan dasar para pengikut untuk kemudian membuat para pengikut
melihat bahwa dengan bekerja sama, kebutuhan tersebut bisa dipenuhi.

Elizabeth Dole: Misi Hidup
Dalam memberi inspirasi pada anak-anak muda untuk berprestasi,
Elizabeth Dole, pemimpin Palang Merah Amerika, mengatakan pada mereka
untuk memeriksa kata hati mereka terhadap pekerjaan yang mereka
jalankan. Mereka perlu yakin bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan
merupakan panggilan hati (misi hidup) mereka. Jika tidak sesuai
dengan misi hidup, maka mereka tidak akan bertahan dan berprestasi
dalam pekerjaan tersebut. Jika sesuai dengan misi hidup, maka mereka
akan berhasil karena misi hidup akan menjadi kekuatan yang sangat
dahsyat untuk mengalahkan segala hambatan, masalah, dan tantangan.
Misi hidup juga merupakan energi yang luar biasa untuk terus bertahan
sampai tujuan tercapai.

Martha Ingram: Senangi Pekerjaan
Martha Ingram dari Ingram Industries menginspirasi para karyawan
dengan menempatkan karyawan di bidang yang benar-benar mereka sukai.
Untuk itu Martha perlu memastikan bahwa tiap karyawan senang pada
bidang yang menjadi tanggung jawab mereka, karena Martha percaya
bahwa jika mereka senang pada pekerjaan mereka, maka dengan
sendirinya mereka akan berkerja dengan usaha maksimal, sehingga
kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan juga prima. Selain
itu, Martha juga menambahkan "sense of fun" dalam pekerjaan, sehingga
karyawan "senang" datang ke tempat kerja.

Herb Kelleher: Menjadi Diri Sendiri
Herb Kelleher dari Southwest Airlines menginspirasi karyawan dengan
menciptakan lingkungan kerja yang memberi kesempatan pada karyawan
untuk menjadi diri mereka sendiri dalam melakukan pekerjaan. Dengan
menjadi diri sendiri, karyawan akan lebih bebas berkreasi dan lebih
produktif karena mereka merasa bahwa mereka dihargai oleh perusahaan
seperti apa adanya. Strategi Kelleher adalah merekrut karyawan
kualitas unggul dan menciptakan lingkungan serta suasana kerja yang
membuat karyawan dapat merasa bebas untuk mengekspresikan diri dan
melakukan yang terbaik bagi perusahaan.
Jika karyawan telah terinspirasi untuk melakukan yang terbaik pada
tugas yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing, maka pimpinan
tidak perlu ragu lagi akan produktivitas dan kualitas pekerjaan para
karyawan. Selamat mencoba memberi inspirasi bagi orang lain.

No comments:

Post a Comment