Tuesday, July 25, 2006

Fred `FedEx' Smith
Tiga Resep Kepemimpinan

Untuk memimpin perusahaan dengan kurang lebih 140,000 karyawan di
seluruh dunia dan mentransportasikan 3 juta paket per hari dengan
menggunakan 625 pesawat udara dan 40,000 kendaraan lainnya, di awal
abad 21 tentunya memerlukan kualitas kepemimpinan yang
transformational. Frederick W Smith, pemimpin dan pendiri di balik
sukses perusahaan FedEx membagikan tiga resep sukses untuk memimpin.
Mungkin ada yang bisa Anda teladani? Simak yang berikut.

Pemimpin = Strategist
Menurut Smith, seperti yang dikutip oleh Neff and Citrin dalam buku
mereka "Lessons from the Top", seorang pemimpin seharusnya adalah
seorang strategist (ahli strategi). Dunia bisnis adalah dunia yang
penuh dengan perubahan. Seorang pemimpin perlu menyiapkan strategi
untuk mengelola perubahan-perubahan tersebut agar perusahaan bisa
mengambil keuntungan dari perubahan bukannya tergilas oleh perubahan.
Untuk menjadi seorang ahil strategi diperlukan pengetahuan yang kuat
akan bisnis yang dihadapi baik dalam level informasi maupun dalam
level implementasi di lapangan. Akan lebih baik jika seorang pemimpin
pernah mengenyam berbagai fungsi yang berbeda dalam perusahaan.
Selain pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lapangan, yang lebih
penting adalah visi. Dengan memiliki visi yang jelas, seorang
pemimpin bisa menyusun dan strategi dan mempersiapkan serangkaian
tindakan untuk mencapai keunggulan.

Pemimpin = Dikelilingi orang pandai
Sulit sekali bagi seorang pemimpin untuk meraih sukses dengan upaya
sendiri. Sukses dapat diraih melalui kolaborasi dengan banyak orang.
Jika pemimpin berkolaborasi dengan orang-orang yang lebih `bodoh'
darinya, maka ia akan kewalahan karena harus selalu memberi petunjuk
ataupun `mengajari' para karyawannya. Sebaliknya, jika pemimpin
mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang pandai ataupun lebih
pandai darinya, tentunya ia akan mendapat manfaat yang lebih banyak.
Ia bisa mempercayakan lebih banyak perkerjaan pada anak buah,
sehingga ia bisa lebih berkonsentrasi untuk `melihat' ke depan dan
mengidentifikasi dan mengantisipasi perubahan yang sedang ataupun
yang akan terjadi. Dengan demikian ia dapat lebih mempersiapkan
perusahaannya dalam menyambut atau mengelola perubahan tersebut
dengan berbagai strategi.

Pemimpin = Memiliki Energi Tinggi
Energi tinggi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin. Energi
sifatnya menular. Jika sang pemimpin memiliki energi yang tinggi, ia
bisa menularkan energi tersebut pada orang-orang sekitarnya agar
tetap bersemangat untuk melayani pelanggan. Energi juga diperlukan
untuk mengatasi berbagai tantangan di sekitar perusahaan. Tanpa
energi, akan lebih mudah bagi seorang pemimpin untuk menyerah begitu
perusahaan mengalami kesulitan, kegagalan ataupun masalah. Misalnya
ketika FedEx mengalami ancaman mogok dari pilot-pilot pesawat
terbangnya. Dengan semangat tinggi, ia berusaha mengatasi masalah
tersebut dengan upaya komunikasi, disiplin tinggi dan dukungan
karyawan lainnya. Hasilnya? Pemogokan tidak jadi terlaksana dan
operasional perusahaan bisa berjalan dengan baik untuk melayani
pelanggan yang pada waktu itu sedang bersiap menghadapi liburan akhir
tahun dan mempersiapkan hadiah untuk dikirim kepada orang-orang yang
mereka kasihi.

Frederick W Smith telah berhasil melipat gandakan pendapatan
perusahaan secara signifikan dengan menerapkan tiga kunci sukses ini.
Bagaimana dengan Anda?
Selamat mencoba.
Bagaimana Memanfaatkan Waktu
dengan Bijak?

Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina
Nusantara (www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo.com)

Mengapa sebuah proyek terlambat diselesaikan? Mengapai target tidak
tercapai? Mengapa deadline tak terkejar? Semua ini tidak terjadi
begitu saja, atau secara tiba-tiba, tetapi akibat tumpukan waktu yang
tidak dikelola dengan bijak. Lalu mengapa kita perlu mengelola waktu
dengan bijak? Bagaimana cara mengelola waktu dengan bijak? Dapatkan
jawabannya dengan menyimak yang berikut.

Mengapa Perlu Memanfaatkan Waktu?
Banyak alasan yang perlu dipertimbangkan untuk memanfaatkan waktu
dengan bijak.

Waktu adalah uang
Karena terlambat datang ke sebuah wawancara, Nani kehilangan
pekerjaan yang potensial memberikannya penghasilan 30% di atas
penghasilannya sekarang. Karena tidak dapat memenuhi waktu
penyelesaian sebuah proyek yang telah disetujui bersama dengan pihak
pemberi proyek, perusahaan Pak Budi didenda US$ 5,000 setiap harinya.
Kebiasaan Maya yang sering terlambat dalam banyak hal (datang
terlambat, menyerahkan tugas dan laporan juga terlambat), Maya
kehilangan kesempatan untuk mendapat promosi dengan tanggung jawab
yang lebih besar serta gaji dan tunjangan jabatan yang lebih besar
pula. Seandainya saja mereka bisa mengelola waktu dengan lebih bijak,
maka pasti banyak kesempatan emas yang bisa mereka raih. Bagaimana
dengan Anda?

Waktu tak akan kembali
Berikut adalah sebuah ilustrasi menarik, diterima penulis dalam
sebuah email. Coba bayangkan Anda setiap hari menerima uang sebesar
US$ 86.400 di rekening bank Anda yang bisa Anda tarik sebagian, atau
semuanya. Syaratnya hanya satu: jika uang ini tidak Anda manfaatkan
pada hari yang sama, uang itu akan hangus, namun keesokan harinya
Anda akan menerima sejumlah yang sama. Begitu seterusnya.
Nah, apa yang akan Anda lakukan dengan uang sebesar US$ 86.400 setiap
harinya? Apakah Anda akan memanfaatkan sebagian saja atau seluruhnya?
Tanpa harus berpikir lama, kemungkinan besar Anda akan menjawab bahwa
Anda akan memanfaatkan seluruhnya, karena jika tidak, uang ini akan
hangus.
Nah, ternyata sifat hangus ini juga berlaku bagi waktu. Waktu yang
kita terima adalah anugerah yang nilainya lebih besar dari uang.
Anugerah ini tidak bisa disimpan dan akan hangus jika kita tidak
memanfaatkannya dengan baik. Waktu yang telah lalu, tak akan kembali.
Lalu, apa keputusan Anda?

Bagaimana Memanfaatkan Waktu?
Mungkin sekarang Anda sudah bisa diyakinkan bahwa waktu perlu
dikelola dengan bijak. Tetapi, bagaimana caranya? Anda bisa belajar
dari beberapa pelaku bisnis berikut yang telah berhasil mengelola
waktu mereka dengan bijak.
Fokus pada kekuatan
Lucio A Noto, mantan CEO Mobil, salah satu perusahaan minyak terbesar
dunia, menerapkan strategi untuk fokus pada kekuatan. "Do what you do
best, let others take care of the rest," demikian motto sang CEO.
Menurut Lucio, dengan cara ini banyak waktu yang dapat dihemat dan
dialokasikan untuk melakukan hal-hal yang lebih penting atau lebih
memiliki nilai tambah bagi usaha yang ditekuni. Misalnya, untuk
tampil unggul, Mobil, yang memiliki kekuatan di industri perminyakan,
memfokuskan seluruh waktu, energi, dan sumber daya untuk membangun
kekuatannya tersebut, sedangkan bidang-bidang lain yang bukan
merupakan kekuatan dipangkas dan bidang yang sifatnya menunjang
diserahkan pada pihak lain untuk mengelolanya.
Hasilnya, Mobil mampu memfokuskan strateginya untuk mempertahankan
keunggulannya dan berhasil meningkatkan pendapatan bersihnya secara
signifikan dari US$ 3 miliar menjadi US$ 12 miliar menjelang abad ke-
21.

Buat daftar
Sebagai seorang pelaku bisnis yang memiliki dan mengelola berbagai
usaha makanan, William E Heinecke, sangat mengandalkan daftar hal-hal
yang harus dikerjakan (things to do) dan orang-orang yang harus
dihubunginya (people to call).
Tiap hari ia membuat daftar Things to do dan People to call. Daftar
ini disusun berdasarkan skala kepentingan. Pada akhir hari, beberapa
saat sebelum pulang, ia melihat kembali daftar yang dibuatnya
tersebut.
Di sisa hari ia mencoba menyelesaikan apa yang belum terselesaikan.
Dalam perjalanan pulang dari kantor pun ia memanfaatkan waktunya
menelepon orang-orang yang belum sempat diteleponnya. Dengan daftar
ini, ia merasa lebih memiliki kendali terhadap waktu dan hasil yang
diharapkannya.

Ingat tujuan
Jika Heinecke mengandalkan daftar, lain lagi dengan Bill Gates,
Kaisar yang membidani Microsoft. Teknik mengelola waktu dengan bijak
yang digunakan oleh Bill Gates adalah mengaitkan waktu dengan Tujuan.
Bill Gates membuat daftar tujuan yang akan dicapainya. Tujuan ini
dijadikannya acuan ketika memimpin rapat. Jika ada pembicaraan yang
melenceng dari tujuan, pembicaraan tersebut bisa dialihkan kembali ke
arah yang telah disepakati bersama.
Dengan demikian rapat yang mengacu pada tujuan tersebut bisa diadakan
dalam waktu yang lebih sedkit dengan hasil yang lebih baik (singkat
namun berbobot).

Menyisihkan waktu belajar
Jeffrey J Fox, penulis buku How to Become CEO, mengusulkan agar tiap
orang secara rutin menyisihkan waktu untuk meningkatkan diri. Waktu
yang dipilih bisa berbeda dari satu orang ke orang yang lain.
Bagi yang merasa lebih produktif pagi hari, bisa menyisihkan satu jam
di pagi hari untuk "belajar", misalnya, waktu perjalanan dari rumah
ke kantor (jika Anda naik kendaraan umum, atau jika Anda dibantu oleh
supir pribadi).
Sebaliknya, jika waktu produktif Anda adalah malam hari, Anda bisa
menyisihkan waktu malam hari Anda untuk "belajar". Belajar disini
tidak harus dilakukan di kelas. Belajar bisa dilakukan dengan
berdiskusi dengan orang lain, belajar "di internet", membaca buku,
koran, majalah, ataupun mendengarkan kaset-kaset pengembangan diri.
Belajar merupakan upaya "mengisi bensin" bagi pikiran Anda agar Anda
bisa terus melaju tanpa hambatan.

KISS
Keep it Simple and Sound (KISS). Ini merupakan strategi yang
diterapkan oleh Chuck Knight, CEO Emerson Electric. Menurut Chuck,
dengan menerapkan strategi ini, segala sesuatu (termasuk tugas yang
rumit sekalipun) pasti bisa diselesaikan dalam waktu yang telah
disepakati bersama.
Caranya: Buat perencanaan. Dengan membuat rencana, setengah dari
sukses sudah bisa diraih. Dalam membuat rencana, kita bisa
mengidentifikasi tugas-tugas rumit dan memecahkannya menjadi tugas-
tugas yang lebih sederhana.
Dalam perencanaan, kita bisa memperkirakan waktu yang diperlukan,
mengantisipasi kesulitan, dan menyiapkan strategi untuk mengatasi
kesulitan tersebut sebelum kesulitan tersebut berubah menjadi masalah.

Lihat ke depan
Seperti seorang kapten kapal yang senantiasa harus melihat ke depan
ketika mengemudikan kapalnya, demikian pula dengan seorang pemimpin
bisnis. Menurut Bob Eaton dari DaimlerChrysler, seorang pemimpin
bisnis harus mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk melihat ke
depan (memanfaatkan kekuatan visi), sehingga ia bisa melihat ke arah
mana bisnisnya akan melaju.
Dengan demikian akan lebih mudah baginya untuk memberikan inspirasi
kepada anak buah untuk mendayung ke arah yang sama. Dengan melihat ke
depan ia juga bisa melihat batu-batu halangan yang menghadang di
perjalanan menuju masa depan, sehingga ia dapat mengambil keputusan
untuk memutar kemudi guna menghindari penghalang tersebut.
Pemanfaatan waktu pada dasarnya adalah sebuah kebiasaan. Upaya
mengelola waktu dengan bijak merupakan upaya membangun kebiasaan
untuk memanfaatkan waktu dengan bijak. Kuncinya adalah disipilin
diri. Sebagai tahap awal, coba tuliskan dari jam ke jam apa saja yang
biasa Anda lakukan, lalu identifikasi "kebocoran" waktu yang terjadi.
Dari sini Anda bisa memulai dan memilih strategi pengelolaan waktu
yang paling tepat untuk kondisi Anda. Nah, bagaimana? Tidak terlalu
susah, bukan?
Selamat mencoba!

Wednesday, July 05, 2006

Regards,Have a positive day...
Arnold
BEDA ANTARA BOSS DAN STAFF

Bila boss tetap pada pendapatnya, itu berarti beliau konsisten.
Bila staf tetap pada pendapatnya, itu berarti dia keras kepala !

Bila boss berubah-ubah pendapat, itu berarti beliau flexible.
Bila staf berubah-ubah pendapat, itu berarti dia plin-plan !

Bila boss bekerja lambat, itu berarti beliau teliti.
Bila staf bekerja lambat itu berarti dia tidak 'perform' !

Bila boss bekerja cepat, itu berarti beliau 'smart'.
Bila staf bekerja cepat, itu berarti dia terburu-buru !

Bila boss lambat memutuskan, itu berarti beliau hati-hati.
Bila staf lambat memutuskan, itu berarti dia 'telmi' !

Bila boss mengambil keputusan cepat, itu berarti beliau berani mengambil keputusan.
Bila staf mengambil keputusan cepat, itu berarti dia gegabah !

Bila boss terlalu berani ambil resiko, itu berarti beliau risk-taking.
Bila staf terlalu berani ambil resiko, itu berarti dia sembrono !

Bila boss tidak berani ambil resiko, itu berarti beliau 'prudent'.
Bila staf tidak berani ambil resiko, itu berarti dia tidak berjiwa bisnis !

Bila boss mem-by-pass prosedur, itu berarti beliau proaktif-inovatif.
Bila staf mem-by-pass prosedur, itu berarti dia melanggar aturan !

Bila boss curiga terhadap mitra bisnis, itu berarti beliau waspada.
Bila staf curiga terhadap mitra bisnis, itu berarti dia negative thinking !

Bila boss menyatakan : " Sulit " itu berarti beliau prediktif-antisipatif.
Bila staf menyatakan : " Sulit " itu berarti dia pesimistik !

Bila boss menyatakan : " Mudah " itu berarti beliau optimis.
Bila staf menyatakan : " Mudah " itu berarti dia meremehkan masalah !

Bila boss sering keluar kantor, itu berarti beliau rajin ke customer
Bila staf sering keluar kantor, itu berarti dia sering kelayapan !

Bila boss sering entertainment, itu berarti beliau rajin me-lobby customer.
Bila staf sering entertainment, itu berarti dia menghamburkan anggaran !

Bila boss tidak pernah entertainment, itu berarti beliau berhemat.
Bila staf tidak pernah entertainment, itu berarti dia tidak bisa me-lobby customer !

Bila boss men-service atasan, itu berarti beliau me-lobby.
Bila staf men-service atasan, itu berarti dia menjilat !

Bila boss sering tidak masuk, itu berarti beliau kecapaian karena kerja keras.
Bila staf sering tidak masuk, itu berarti dia pemalas !

Bila boss minta fasilitas mewah,itu berarti beliau menjaga citra perusahaan.
Bila staf minta fasilitas standar, itu berarti dia banyak menuntut !. . . . . . . . . . . (masih banyak lagi)

Bila boss membuat tulisan seperti ini, itu berarti beliau humoris.
Bila staf membuat tulisan seperti ini, itu berarti dia :
- frustasi
- iri terhadap karir orang lain
- negative thinking
- provokasi
- tidak tahan banting
- barisan sakit hati
- berpolitik di kantor
- tidak produktif
- tidak sesuai dengan budaya perusahaan
- de el el

Thanks & Best Regards