Monday, August 07, 2006

Marah, Kayu dan Paku

September 27th, 2005

Dahulu ada seorang anak yang suka marah-marah dalam arti kata tak pandai mengendalikan emosi. Pokoknya MARAH itulah kamus sehari harinya, padahal orangtuanya adalah orang yg bijaksana & penyabar. Suatu hari oleh Bapaknya yang sangat bijak itu, anaknya tadi dinasehati dan disarankan kepada anaknya setiap kali marah, agar memakukan sebuah paku di pagar halaman rumahnya.

Dalam sehari banyak sekali paku nempel di pagar rumahnya. Hingga dalam sebulan sudah banyak sekali paku paku tersebut nempel di situ.

Anaknya menanyakan kepada ayahnya,”Pak …saya sudah mengerjakannya dengan baik”.

Ayahnya kembali berkata “Wahai anakku, mulai saat ini. Jika kamu bisa menahan amarahmu maka cabutlah satu paku di pagar tersebut”.

Hari berganti hari, ternyata anak itu merasa lebih gampang menahan amarahnya daripada mencabut paku dipagar rumahnya. Lama lama paku tersebut mulai berkurang … dan berkurang terus sampai paku tersebut hilang sama sekali. Dan anak itupun bertanya lagi .

“Pak ternyata saya sudah bisa menahan amarah saya,” katanya.

Sang bapak pun berkata,”Wahai anakku memang kamu sudah bisa menahan amarahmu, tapi lihatlah kayu kayu itu berlubang akibat paku tersebut. Demikian juga manusia yang pernah tersinggung dan terluka di saat menerima amarahmu, takkan hilang begitu saja, khan? Nah mulai saat ini berhati hatilah bicara…anakku…”

Kisah ini bisa anda terapkan dalam Hidup ANDA paling tidak sedikit membantu anda dalam mengendalikan emosi Jika anda merasakan hikmahnya beritahukan kepada yang lain. Beritahukan pada yang lain itulah inti sebuah ajaran. Kalau sekiranya selama ini saya pernah marah kepada Anda, mohon dimanfaatkan karena saya juga sedang belajar bagaimana menahan emosi dan membuang jauh rasa marah.

No comments:

Post a Comment