Sunday, September 03, 2006

Everything should be as simple as possible, and no simpler.
-- Albert Einstein

I hear and I forget. I see and I remember. I do and
I understand.
-- Confucius

Postingan artikel dari Pak Goenardjoadi, penulis buku:


- Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
- Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
- Pelangi Entrepreneur
- Marketing Dengan Nurani (terbit September)
- Manajemen Berbasis Nurani (belum terbit)

Semoga bermanfaat.


====================================================
ESCU:: kemana uang pergi?


halo sahabat,

saat ini hampir semua orang mengeluh, kemana uang
pergi?

rasanya semua merasakan langkanya uang, uang
menyusut...

kalau dipikir, pada pergi kemana uang selama ini? kok
bisa saat inis emua kekurangan uang..

aneh...

sebenarnya, kita harus pelajari dulu arti uang.

uang itu sebenarnya adalah immaterial atau sesuatu
yang imajiner..

kok begitu?

misalnya dulu kita beli rumah di bintaro Jaya Rp 45
juta.... jalan 3 tahun dijual harganya naik Rp 87
juta. Lalu kita beli rumah Rp 180 juta.... harganya
naik.

Rumah Bintaro yang dibeli orang tadi Rp 87 juta....
jalan 5 tahun dijual harganya Rp 270 juta. Dari sana
timbulah profit, atau keuntungan yang menjadi uang.

kalau dibelanjakan di Carrefour bisa untuk belanja
sehari-hari, lumayan.

Dulu orang beli property pasti harganya naik.

dapat uang...

uang untuk belanja...

kalau harganya naik, kalau ekonomi berjalan lancar.

Tiba tahun 2005, terjadi Tsunami ekonomi kenaikan BBM
100% bulan Oktober 2005. Ditambah pungutan-pungutan
yang istilah bank Dunia pemerasan dari birokrasi.

hasilnya, daya beli menurun, dan produktivitas menurun
karena ekonomi biaya tinggi.

Hasilnya harga rumah jatuh.,..

Rumah yang pasaran Rp 700 juta harus dijual harga Rp
500 juta. Rugi Rp 200 juta...

Apartemen beli Rp 565 juta dijual Rp 510 juta,
menanggung kerugian + bunga bank Rp 100 juta....

Beli Mobil Rp 160 juta.... dijual Rp 80 juta rugi Rp
80 juta.....

Kerugian-kerugian itulah yang membuat uang menyusut.

uang pergi.

pergi kemana?

gak kemana-mana... tapi menguap.

sifatnya imajiner.

kadang ada optimisme, maka ekonomi membaik harga naik,
ada uang.

kalau ekonomi memburuk, tidak optimis, maka harga
turun, uang menyusut.

kalau dulu rumah anda di Permata Hijau harganya Rp 1
Milyar = US$500,000

sekarang harganya Rp 3 Milyar = US$ 300,000 kalau mau
dijual cepat laku Rp 2 Milyar = US$ 200,000

kemana yang US$ 300,000 selisihnya? gak ada, hilang,
namanya nilai asset, hanya nilai doang, kecuali kalau
waktu dulu dijual, dibelikan emas, atau US$, masih ada
nilainya..

kalau sekarang menyusut, kemana uangnya?

gak ada, semua itu sifatnya imajiner.

oleh karena itu, kalau anda masih menginginkan untuk
menumpuk kekayaan atau uang, ingat, semua itu sifatnya
imajiner, pas giliran kerusuhan Mei 1998 harga Mercy
Rp 5 juta.

apa yang tidak menyusut?

manfaat. Manfaat kita bagi orang lain, baik itu
berbentuk menjadi uang, atau tabungan manfaat. Itu
yang sifatnya kekal. Dibawa ke Surga berbentuk Amanah
dan pahala.

salam,
Goenardjoadi Goenawan
ENTREPRENEUR & SPORT COMPASSION UNIVERSITY

No comments:

Post a Comment