Saturday, October 28, 2006

Sesuatu Tidak Selalu Kelihatan


Dua orang melaikat berkunjung ke rumah sebuah
keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan tidak
mengijinkan kedua malaikat itu bermalam di ruang
tamu yang ada di rumahnya. Malaikat tersebut
ditempatkan pada sebuah kamar berukuran kecil
yang ada di basement. Ketika malaikat itu hendak
tidur, malaikat yang lebih tua melihat bahwa
dinding basement itu retak. Kemudian malaikat itu
memperbaikinya sehingga retak pada dinding
basement itu lenyap. Ketika malaikat yang lebih
muda bertanya mengapa ia melakukan hal itu,
malaikat yang lebih tua menjawab, “Sesuatu tidak
selalu kelihatan sebagaimana adanaya”.

Malam berikutnya, kedua malaikat itu beristirahat
di rumah seorang petani dan istrinya yang miskin
tetapi sangat ramah. Setelah membagi sedikit
makanan yang ia punyai, petani itu
mempersilahkan kedua malaikat untuk tidur di
atas tempat tidurnya. Ketika matahari terbit
keesokan harinya, malaikat menemukan bahwa
petani itu dan istrinya sedang menangis sedih
karena sapi mereka yang merupakan sumber
pendapatan satu-satunya bagi mereka terbaring
mati.

Malaikat yang lebih muda merasa geram. Ia
bertanya kepada malaikat yang lebih
tua, “Mengapa kau membiarkan hal ini terjadi?
Keluarga yang pertama memiliki segalanya, tapi
engakau menolong menambalkan dindingnya yang
retak. Keluarga ini hanya memiliki sedikit tetapi
walaupun demukian mereka bersedia membaginya
denganh kita. Mengapa engkau membiarkan
sapinya mati?” Malaikat yang lebih tua
menjawab, “Sesuatu tidak selalu kelihatan
sebagaimana adanya.”

Ketika kita bermalam di basement, aku melihat
ada emas tersimpan di lubang dalam dinding itu.
Karena pemilik rumah sangat tamak dan tidak
bersedia membagi hartanya, aku menutup dinding
itu agar ia tidak menemukan emas itu.

Tadi malam ketika kita tidur di ranjang petani ini,
malaikat maut datang untuk mengambil nyawa
istrinya. Aku memberikan sapinya agar malaikat
maut tidak jadi mengambil istrinya. “Sesuatu tidak
selalu kelihatan sebagaimana adanya.”

Kadang-kadang itulah yang kita rasakan ketika
kita berpikir bahwa sesuatu tidak seharusnya
terjadi. Jika kita punya iman, kita hanya perlu
percaya sepenuhnya bahwa semua hal yang
terjadi adalah demi kebaikan kita.

Kita mungkin tidak menyadari hal itu sampai
saatnya tiba.

No comments:

Post a Comment