Saturday, September 30, 2006

Blogger

Apa sih yang membuat seseorang itu suka bikin blog? apakah karna orang tersebut pengen di liat secara pribadinya? ataupun isi-isi blog itu di jadikan sebagai ajang-ajang tukar pikirian dll.. Malah ada yang mencari duit lewat blog..... ko bisa? tanya kenapa (kya iklan rokok LA)?

Sebenarnya ada pun kebanyakan blogger itu sendirinya ingin menuangkan pikiran dan juga ide2 yang secara langsung ingin di publikasikan ke public dan salah satu cara yang bagus adalah melewati blog.... blog itu sendirinya biasanya jg menjadi ajang promosi yang cukup bagus...misalnya promosi marketing, promosi bisnis dan juga promosi "sendiri" dalam arti mempromosi nama dan mengcreate nama sehingga bisa terkenal hingga penjuru dunia. Contohnya Hermawan Kartajaya (Cukup aktif dalam blog dan emang sudah terkenal dan usahanya selama ini tergolong sukses untuk mengcreate sebuah nama dan mengcreate brand sendiri), selain itu ada juga sejumlah orang yang emang briliant mempromosikan diri dengan nekat. Kenapa saya bilang dengan nekat? liat aja betapa banyak blog yang menurut saya isinya ga beraturan dan sampah (begitu juga dengan blog saya .... ha...ha...ha...) ada yang nulisnya ngawur dan tidak sesuai dengan fakta ada yang isinya gosip dll.... apakah itu berguna? biarpun itu adalah salah satu pelampiasan pikiran dalam bentuk tulisan :D..

Banyak hal yang saya kurang suka ketika melihat sejumlah blog yang isinya lebih berbau bisnis ...mereka memarketing dirinya sendiri melalui blog dan juga melakukan sejumlah hal lainnya dalam blog.. biarpun saya tau hal tersebut tidak di larang dalam blog... saya lebih senang jika blog itu di tuangkan bnar2 melalui ide sendiri dan juga dengan sejumlah hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain biarpun isinya brantakan .... apakah anda masih ingin mempromosikan diri dan bisnis anda lewat blog? itu tidak di larang ....silakan gunakan aja fasilitas yang sudah ada... dan malah saya mengetahui banyak orang/blogger membayar orang lain untuk menulis blognya hanya karna mau menjadi 'champion blogger' ataupun menggunakan ide orang lain dan menjadikannya sebagai ide sendiri... sungguh memalukan bukan?

Akhir-akhir ini blog seakan-akan membooming seiring dengan adanya fasilitas sejumlah website seperti friendster, myspace, frapper, dll yang memiliki fasilitas blog...dengan fasilitas tersebut maka blog semakin hari semakin rame dan blog akan maju suatu hari dimana akan banyak berisi ide-ide dan juga kreatifitas seorang dalam blog..

Hidup blogger....

Edy Chandra

Thursday, September 28, 2006

Pengalaman George..
Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar hotel Memphis, saya
melihat suatu kejadian yang menarik sekali, bagaimana seseorang menghadapi
orang yang penuh emosi.
Saat itu pukul 17:00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu
baru. Orang di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja
dengan nada memerintah. Pegawai tersebut berkata, "Ya, Tuan, kami sediakan
satu kamar 'single' untuk Anda."

"Single?" bentak orang itu, "Saya memesan double." Pegawai tersebut
berkata dengan sopan, "Coba saya periksa sebentar." Ia menarik permintaan
pesanan tamu dari arsip dan berkata, "Maaf, Tuan. Telegram Anda menyebutkan
single. Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double, kalau
memang ada. Tetapi semua kamar double sudah penuh." Tamu yg berang itu
berkata, "Saya tidak peduli apa bunyi kertas itu, saya mau kamar double."

Kemudian ia mulai bersikap "anda-tau-siapa-saya," diikuti dengan "Saya
akan usahakan agar Anda dipecat. Anda lihat nanti. Saya akan buat Anda
dipecat." Di bawah serangan gencar, pegawai muda tsb menyela, "Tuan, kami
menyesal sekali, tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda."
Akhirnya, sang tamu yg benar2 marah itu berkata, "Saya tidak akan mau
tinggal di kamar yg terbagus di hotel ini sekarang --- manajemennya
benar-benar buruk," dan ia pun keluar.

Saya menghampiri meja penerimaan sambil berpikir si pegawai pasti marah
setelah baru saja dimarahi habis-habisan. Sebaliknya, ia menyambut semua
dengan salam yg ramah sekali "Selamat malam, Tuan."
Ketika ia mengerjakan rutin yg biasa dalam mengatur kamar untuk saya, saya
berkata kepadanya, "Saya mengagumi cara Anda mengendalikan diri tadi. Anda
benar-benar sabar."

"Ya, Tuan," katanya, "Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu.
Anda lihat, ia sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya cuma korban
pelampiasan kemarahannya. Orang yg malang tadi mungkin baru saja ribut
dengan istrinya, atau bisnisnya mungkin sedang lesu, atau barangkali ia
merasa rendah diri, dan ini adalah peluang emasnya untuk melampiaskan
kekesalannya."
Pegawai tadi menambahkan, "Pada dasarnya ia mungkin orang yg sangat baik.
Kebanyakan orang begitu."

Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang perkataannya, "Pada
dasarnya ia mungkin orang yg sangat baik. Kebanyakan orang begitu."

Ingat dua kalimat itu kalau ada orang yg menyatakan perang pada Anda.Jangan membalas. Cara untuk menang dalam situasi seperti ini adalah
membiarkan orang tsb melepaskan amarahnya, dan kemudian lupakanlah.
"Uang Korupsi Itu Merusak Anak Saya"
Jamil Azzaini - Kubik Leadership

Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa korupsi di
Indonesia sudah terlalu
besar dan diluar kontrol. Korupsi sudah merasuki semua sendi kehidupan dan
telah terjadi baik
di eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
Pernyataan presiden yang disampaikan pada acara Presidential Lecture di
Istana Negara
pada Rabu, 2 Agustus 2006, itu mengisyaratkan bahwa pemberantasan korupsi
di Indonesia
masih jauh dari harapan.

Kendati pelaku korupsi tampak tak terjamah, tapi yakinkah kita bahwa
mereka benar-benar
lolos dari jerat hukum? Ngomong-ngomong soal korupsi saya ingin berbagi
cerita.

Suatu hari, saya diundang untuk berbicara di depan staff dan pimpinan
sebuah perusahaan ternama.
Pada kesempatan tersebut saya berbicara tentang "hukum kekekalan energi",
yang intinya,
menurut hukum kekekalan energi dan semua agama, apapun yang kita lakukan
pasti akan dibalas
sempurna kepada kita di dunia. Dengan kata lain, apabila kita melakukan
"energi positif"
atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula.
Begitu pula bila kita melakukan "energi negatif" atau keburukan maka
kitapun akan
mendapat balasan berupa keburukan pula.

Ketika sesi tanya jawab, salah seorang pimpinan di perusahaan itu
mengkritik pedas
"hukum kekekalan energi". Walau saya sudah menjelaskan dengan beragam
argumen ilmiah
dan contoh-contoh dalam kehidupan nyata, dia tetap tidak yakin.
Sampai kami berpisah, kami masih pada pendapat masing-masing.

Tujuh bulan berlalu, pimpinan itu tiba-tiba menelpon saya.
"Pak Jamil, saya ingin bertemu anda," ujarnya singkat.

Karena penasaran, undangan dari beliau saya prioritaskan.
Singkat kata, pada waktu dan tempat yang telah disepakati kami bertemu.

Rupanya beliau tiba lebih dulu di tempat kami janjian.
Begitu saya datang, beliau segera menyambut dengan sebuah pelukan erat.
Cukup lama beliau memeluk saya. "Maafkan saya pak Jamil.
Maafkan saya," ucapnya, sambil terisak dan terus memeluk saya.
Karena masih bingung dengan kejadian ini saya diam saja.

Setelah kami duduk, beliau membuka percakapan.
"Saya sekarang yakin dengan apa yang pak Jamil dulu katakan.
Kalau kita berbuat energi positif maka kita akan mendapat kebaikan dan
bila kita berbuat energi negatif maka pasti kita akan mendapat keburukan,"
ujarnya.

"Bagaimana ceritanya sekarang kok bapak jadi yakin?" tanya saya.

"Selama saya menjabat pimpinan di perusahaan itu,
saya menerima uang yang bukan menjadi hak saya. Semuanya saya catat.
Jumlahnya lima ratus dua puluh enam juta rupiah," katanya.

Sembari menarik napas panjang beliau melanjutkan bercerita.
Kali ini tentang anaknya.

"Anak saya sekolah di Australia. Karena pengaruh pergaulan, dia terkena
narkoba.
Sudah saya obati dan sembuh. Ketika liburan, dia ke Amerika dan Kanada.
Tidak disangka, disana dia bertemu dengan teman pengguna narkobanya ketika
di Australia.
Anak saya sebenarnya menolak menggunakan lagi.
Namun dia dipaksa dan akhirnya anak saya kambuh lagi, bahkan makin parah,
pak."
Selama bercerita, beliau tak henti mengusap pipinya yang basah
dengan air mata yang terus meleleh seperti tak mau berhenti.

"Pak Jamil tahu berapa biaya pengobatan narkoba dan penyakit anak saya?
" Tanpa menunggu jawaban saya, lelaki separuh baya itu berkata lirih,
"Biayanya lima ratus dua puluh enam juta rupiah.
Sama persis dengan uang kotor yang saya terima, pak!"

Beliau tertunduk dan menggeleng-gelengkan kepala disertai isak tangis yang
makin keras.
Dengan terbata lelaki itu berkata, "Uang korupsi itu telah merusak anak
saya, pak.
Saya menyesal. Saya bukan orang tua yang baik. Saya telah merusak anak
saya, pak!"

Saya peluk erat lelaki itu. Saya biarkan air matanya tumpah. Tangisnya
semakin keras....

Wahai saudara, haruskah menunggu anak kita menjadi pengguna narkoba
dan sakit untuk berhenti korupsi?


Keterangan Penulis:
Jamil Azzaini adalah Senior Trainer dan penulis buku
Best Seller KUBIK LEADERSHIP; Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan
Hidup.

Tuesday, September 26, 2006

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari
Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari

Monday, September 18, 2006

Cinta Sejati

Cinta adalah hal yang mengesankan....cinta tak akan pernah indah tanpa persahabatan...yang selalu menjadi penyebab yang lain. Seorang pecinta yang baik adalah sahabat yang terhebat. Jika engkau mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintaimu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama seperti yg kau harapkan,

Jangan pernah takut untuk jatuh cinta.....mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan engkau sakit dan menderita......tapi jika engkau tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya engkau akan menangis.....jauh lebih pedih.....karena saat itu menyadari bahwa engkau tdk pernah memberi .....cinta itu sebuah jalan.

Cinta bukan sekedar perasaan , tapi sebuah komitmen.....
Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja.....
Cinta tak harus berakhir bahagia .....karena cinta tak harus berakhir.....

Cinta tidak untuk dipaksa, tapi cinta butuh saling pegertian.
Cinta harus dijaga bukan untuk diperdebatkan.......

Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan....dan mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran.......melainkan dari HATI.

Ketika engkau mencintai, jangan mengharap apapun sebagai imbalan , karena jika engkau demikian , engkau bukan mencintai, melainkan.....investasi

Jika engkau mencinta, engkau harus siap untuk menerima penderitaan.
Karena jika engkau mengharap kebahagiaan, engkau bukan mencintai, melainkan ......memanfaatkan.

Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yg kau cintai....daripada kehilangan seseorang yg kau cintai, karena egomu yang tak berguna itu....

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga akan mati kala musim berganti, cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya....

Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan2 kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa ada seseorang yang akan menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan2 kaca itu...
sehingga engkau akan menjadi utuh kembali..........

So........berjuanglah hingga dapat cinta sejati, OK.


Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo'akannya
walaupun dia tidak berada di sisi kita .

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang
. dua telingan untuk mendengar dan dua mata untuk melihat .
tetapi mengapa Tuhan
hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah
memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya .....

Itulah cinta........

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba
.

Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup.

jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih
tidak dapat

melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka

telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka
telah di khianati .

Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka tlah di sakiti
sebelumnya .

dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian

dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia

meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta
itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan
di benakmu itu sekarang selagi ada hayatnya .

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang
salah ,
sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana
berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh
menjadi bening , sakit menjadi sembuh , penjara menjadi telaga , derita
menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat .

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi
lebih
menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki
keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis ato
pemuda .......
ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu
mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri
mawar itu menusuk jari .

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang
yang
sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi
tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati
sehingga kamu kehilangannya.

Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi
.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa
dia
sebelumnya. Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar
benar mencintainya setulus hati .

Hati-hati dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat
menjadi sakit ,
orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya
menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para
pecinta PALSU !

Kemungkinan apa yang kamu sayangi atau cintai tersimpan keburukan di
dalamnya .

dan kemungkinan apa yang kamu benci tersimpan kebaikan didalamnya.

Cinta kepada harta artinya bakhil, cinta kepada perempuan artinya alam,
cinta kepada diri artinya bijaksana,
cinta kepada mati artinya hidup dan cinta kepada Tuhan artinya Takwa.

Lemparkan seorang yang bahagia dalam bercinta kedalam laut, pasti ia
akan
membawa seekor ikan.

Lemparkan pula seorang yang gagal dalam bercinta ke dalam gudang roti,
pasti ia akan mati kelaparan.

Seandainya kamu dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan alam,
tetapi......
tidak mempunyai perasaan cinta dan kasih, dirimu tak ubah seperti gong
yang
bergaung atau sekedar canang yang gemericing.

Cinta adalah keabadian... dan kenangan adalah hal terindah yang pernah
di miliki .

Siapapun pandai menghayati cinta, tapi tak seorangpun pandai menilai
cinta
karena cinta bukanlah suatu objek yang bisa dilihat oleh kasat mata,
sebaliknya cinta hanya dapat dirasakan melalui hati dan perasaan.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati
dan
meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin.

Inilah dahsyatnya cinta!

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi
dirinya
sendiri dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika
tidak , kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan
didalam dirinya .

Kamu tidak akan pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila
sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia
pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut kemulut ,
tetapi.....
cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat
menilai kesuciannya .

Bercinta memang mudah, untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk
dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

Jika saja kehadiran cinta sekedar untuk mengecewakan, lebih baik cinta
itu tak pernah hadir !

by zhoel ^o^
GARAM & TELAGA

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak hanya mendengarkannya dengan seksama.

Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ujar pak tua itu. Pahit...pahit sekali, jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak tua itu lalu kembali menaburkan segenggam garam kedalam telaga itu. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air mengusik ketenangan telaga itu.

Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah!Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak tua berkata lagi, Bagaimana rasanya?Segar, sahut tamunya. Apakah kamu merasakan garam dalam air itu? tanya pak tua lagi. Tidak, jawab si anak muda.

Dengan bijak, pak tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu sama dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.

Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat. Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak tua si orang bijak itu kembali menyimpan segenggam garam untuk anak muda yang lain yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.
Kaca Spion

Pernah tidak memperhatikan kaca spion, bentuknya, fungsinya, letaknya?
Mungkin juga ada yang sangat merasa terganggu oleh keberadaannya.
Lho kenapa demikian? bukankah keberadaan kaca yang satu ini sangat membantu bahkan sangat vital fungsinya bagi pengendara, terutama pengendara sepeda motor?.
Iya, itu juga yang menjadi kepenasaran saya kenapa adik saya yang masih ABG dan mungkin kebanyakan teman sebayanya yang punya motor sangat merasa terganggu dengan keberadaan kaca spion di motornya. Saya sangat khawatir kalau adik saya keluar dengan motornya yang tidak berkaca spion.
"gak keren kalau pake kaca spion" begitu alasannya.

Walaupun dipasaran sekarang banyak beredar kaca spion modif dengan aneka bentuk dan warna, tapi rupanya motor "tak berkaca spion" terlihat lebih cool dimata mereka. Hmmm.....
Kadang saya berpikir kenapa kendaraan harus pakai kaca spion?
Memang kalau diperhatikan bentuknya, apalagi yang standar, kadang gak matching sama motornya, secara disain kurang sreg mungkin ya....

Tapi bagaimanapun kaca spion, memiliki fungsi yang sangat vital.
Coba bayangkan (kalau mau lebih yakin, coba sekali-sekali) berkendara tanpa kaca spion, bagaimana rasanya?. Walaupun masih lancar-lancar saja, tapi pasti terasa ada yang kurang. Terutama kita akan kehilangan "mata" yang mampu melihat keadaan dibelakang kendaraan kita. Dijalan raya seperti sekarang ini dengan kendaraan yang sangat padat, sangat beresiko.
Kalu tidak mau leher sakit dan konsentrasi terganggu akibat sering menengok kebelakang, mau tidak mau pakai saja kaca spion.

Kaca spion, kalau tidak salah mungkin berasal dari kata "spionase" atau dalam bahasa Indonsia mata-mata". Dan memang begitulah fungsi kaca spion, untuk memata-matai keadaan dibelakang (kendaraan) kita.
Dalam hidup pun sebenarnya kita memerlukan "kaca spion" untuk memberikan gambaran kearah depan perjalanan hidup kita.
Mungkin kaca spion dalam hidup kita bisa diartikan sebagai "kenangan" masa lalu kita.

Seperti kaca spion, seyogyanya begitulah kita memperlakukan kenangan hidup kita.
Selalu ada sesuatu yang bisa kita ambil darinya, entah itu sebagai cerminan untuk kita bisa melangkah kedepan dengan lebih baik, tidak terjatuh pada lubang (kesalahan) yang sama atau untuk tersenyum mengenang indahnya masa-masa pacaran di SMA misalnya. Hmmm sangat menyenangkan bukan?
Tapi seperti kaca spion, cukuplah melihat kenangan sekali-kali saja, karena bagaimanapun hidup adalah perjalanan kedepan, jangan terpaku pada masa lalu. Jadikan masa lalu sebagai kaca spion yang akan memandu perjalanan kedepan.
Masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk diingat-ingat. Itulah sebabnya mengapa disebut "kenangan".

Learn from other mistakes
You can't live long to experience it for yourself
Belajarlah dari kesalahan orang lain
Engkau tidak dapat hidup lama untuk
mendapatkan itu semua dari dirimu sendiri
(anonim)
Cermin yang Terlupakan

Pada suatu ketika, sepasang suami istri, katakanlah nama mereka Smith,
mengadakan 'garage sale' untuk menjual barang-barang bekas yang tidak
mereka butuhkan lagi. Suami istri ini sudah setengah baya, dan anak-anak
mereka telah meninggalkan rumah untuk hidup mandiri.

Sekarang waktunya untuk membenahi rumah, dan menjual barang-barang yang
tidak dibutuhkan lagi. Saat mengumpulkan barang-barang yang akan dijual,
mereka menemukan benda-benda yang sudah sedemikian lama tersimpan di gudang.
Salah satu di antaranya adalah sebuah cermin yang mereka dapatkan sebagai
hadiah pernikahan mereka, dua puluh tahun yang lampau.

Sejak pertama kali diperoleh, cermin itu sama sekali tidak pernah digunakan.
Bingkainya yang berwarna biru aqua membuat cermin itu tampak buruk, dan
tidak cocok untuk diletakkan di ruangan mana pun di rumah mereka. Namun
karena tidak ingin menyakiti orang yang menghadiahkannya, cermin itu tidak
mereka kembalikan. Demikianlah, cermin itu teronggok di loteng. Setelah dua
puluh tahun berlalu, mereka berpikir orang yang memberikannya tentu sudah
lupa dengan cermin itu. Maka mereka mengeluarkannya dari gudang, dan
meletakkannya bersama dengan barang lain untuk dijual keesokan hari.

Garage sale mereka ternyata mendapat banyak peminat. Halaman rumah mereka
penuh oleh orang-orang yang datang untuk melihat barang bekas yang mereka
jual. Satu per satu barang bekas itu mulai terjual. Perabot rumah tangga,
buku-buku, pakaian, alat berkebun, mainan anak-anak, bahkan radio tua yang
sudah tidak berfungsi pun masih ada yang membeli.

Seorang lelaki menghampiri Mrs. Smith.
"Berapa harga cermin itu?" katanya sambil menunjuk cermin tak terpakai
tadi. Mrs. Smith tercengang.

"Wah, saya sendiri tidak berharap akan menjual cermin itu. Apakah Anda
sungguh ingin membelinya?" katanya.

"Ya, tentu saja. Kondisinya masih sangat bagus." jawab pria itu. Mrs.
Smith tidak tahu berapa harga yang pantas untuk cermin jelek itu. Meskipun
sangat
mulus, namun baginya cermin itu tetaplah jelek dan tidak berharga.

Setelah berpikir sejenak, Mrs. Smith berkata, "Hmm .... anda bisa membeli
cermin itu untuk satu dolar."

Dengan wajah berseri-seri, pria tadi mengeluarkan dompetnya, menarik
selembar uang satu dolar dan memberikannya kepada Mrs. Smith. "Terima
kasih," kata Mrs. Smith, "Sekarang cermin itu jadi milik Anda. Apakah perlu
dibungkus?" "Oh, jika boleh, saya ingin memeriksanya sebelum saya bawa
pulang." jawab si pembeli.

Mrs. Smith memberikan ijinnya, dan pria itu bergegas mengambil cerminnya dan
meletakkannya di atas meja di depan Mrs. Smith. Dia mulai mengupas
pinggiran bingkai cermin itu. Dengan satu tarikan dia melepaskan lapisan
pelindungnya dan muncullah warna keemasan dari baliknya. Bingkai cermin
itu ternyata bercat emas yang sangat indah, dan warna biru aqua yang selama
ini menutupinya hanyalah warna dari lapisan pelindung bingkai itu! "Ya,
tepat seperti yang saya duga! Terima kasih!" sorak pria itu dengan gembira.
Mrs. Smith tidak bisa berkata-kata menyaksikan cermin indah itu dibawa
pergi oleh pemilik barunya, untuk mendapatkan tempat yang lebih pantas
daripada loteng rumah yang sempit dan berdebu.

Kisah ini menggambarkan bagaimana kita melihat hidup kita. Terkadang kita
merasa hidup kita membosankan, tidak seindah yang kita inginkan. Kita
melihat hidup kita berupa rangkaian rutinitas yang harus kita jalani. Bangun
pagi, pergi bekerja, pulang sore, tidur, bangun pagi, pegi bekerja, pulang
sore, tidur. Itu saja yang kita jalani setiap hari.

Sama halnya dengan Mr. dan Mrs. Smith yang hanya melihat plastik pelapis
dari bingkai cermin mereka, sehingga mereka merasa cermin itu jelek dan
tidak cocok digantung di dinding. Padahal dibalik lapisan itu, ada warna emas yang indah.

Padahal di balik rutinitas hidup kita, ada banyak hal yang dapat memperkaya
hidup kita.

Setiap saat yang kita lewati, hanya bisa kita alami satu kali seumur hidup
kita. Setiap detik yang kita jalani, hanya berlaku satu kali dalam hidup
kita. Setiap detik adalah pemberian baru dari Tuhan untuk kita.

Akankah kita menyia-nyiakannya dengan terpaku pada rutinitas?

Akankah kita membiarkan waktu berlalu dengan merasa hidup kita tidak seperti yang kita inginkan?

Setelah dua puluh tahun, dan setelah terlambat, barulah Mrs. Smith menyadari
nilai sesungguhnya dari cermin tersebut. Inginkah kita menyadari keindahan
hidup kita setelah segalanya terlambat? Tentu tidak. Sebab itu, marilah kita
mulai mengikis pandangan kita bahwa hidup hanyalah rutinitas belaka. Mari
kita mulai mengelupas rutinitas tersebut dan menemukan nilai sesungguhnya dari hidup kita.

Marilah kita mulai menjelajah hidup kita, menemukan hal-hal baru, belajar lebih banyak, mengenal orang lebih baik.
Mari kita melakukan sesuatu yang baru.
Mari kita membuat perbedaan!

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan.
Dan semua hasrat - keinginan adalah buta , jika tidak di sertai pengetahuan .
Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak di ikuti pelajaran .
Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak di sertai cinta .
Buat yang suka ngirit nih banyak singkatan gaul nih..

Campuran Angka dan Huruf

hbtu : Happy birthday to you
@WRK ; At work (Sedang kerja)
2bctnd ; To be continued. (Bersambung)
2d4 : To die for (Sangat berharga)
2g4u : Too good for you (terlalu bgs u/ mu)
2Ht2Hndl : Too hot to handle. (Tak bisa dipegang)
2l8 : Too late (Terlambat)
2WIMC : To whom it may concern (Kpd yg berkepentingan)
4e : Forever (Selamanya)
4yeo :For your eyes only (Rahasia)

AAM : As a matter of fact. (Sebenarnya.)
ADctd2uv : Addicted to Love (Mabuk kepayang)
AFAIK :As far as I know (Sepanjang pengetahuanku.)
AKA : Also known as (dikenal juga sebagai)
ALlWanIsU : All I want is You (Hanya kau yang kuinginkan)
AML : All my love (Seluruh cintaku)
ASAP : As soon as possible (Secepat mungkin)
ATB : All the best (Yang terbaik)
ATW : At the weekend (Di akhir pekan)
AWHFY : Are we having fun yet (Sudah senang-senang belum?)

B4 : Before (Sebelum)
BBFN : Bye Bye for now. (Sampai jumpa)
BBS : Be back soon (Segera kembali)
BBSD : Be back soon darling (Segera kembali,Sayang)
BCNU : Be seein' you (Sampai nanti)
BF : Boy Friend (Pacar)
BGWM : Be gentle with me (Jangan kasar pdku)
BMW : Be my wife (Maukah kau jadi istriku)
BRB : Be right back (Segera kembali)
BTW : By the way (Omong-omong)

Cm Call me (Telepon aku)
Cu See you (Sampai jumpa)
CUIMD See you in my dreams (Sampai jumpa dalam mimpi)
Cul See you later (Sampai ketemu lagi)
CUL8R See you later (sampai ketemu lagi)

Dk > Don't know (Tak tahu)
Dur? > Do you remember (Kau ingat

E2eg> Ear to ear grin (Menyeringai lebar)
EOD > End of discussion (Akhir perbincangan)
EOL > End of lecture (Akhir perkuliahan)

F? > Friends (Kawan)
F2F > Face to face (Berhadapan)
F2T > Free to talk (Bebas Bicara)
FITB > Fill in the Blank (Isi titik-titik, isi sendiri bagian yang
kosong)
FYEO > For your eyes only. (Rahasia)
FYA > For your amusement (Untuk senang2)
FYI > For your information (Sebagai informasi)

GF> Girlfirend. (Pacar)
GG => Good Game (Ucapan ketika kedua pihak yang berseteru selesai
melakukan pertandingan)
Gr8 > Great (bagus)
GSOH > Good Salary, Own Home (Gaji OK, punya rumah)
GTSY > Glad to see you (Senang bertemu dgmu)

h2cus > Hope to see you soon (Kuharap kita akan segera bertemu lagi)
H8 > Hate (Benci)
HAGN > Have a good night (Selamat tidur)
HAND > Have a nice day (Selamat bersenang2)
HldMeCls > Hold me close (Peluk aku erat-erat)
Ht4U > Hot for You ("Panas" untukmu)
H&K > Hugs and Kisses (Peluk cium)

IDK => I dont know (Aku tak tahu)
IIRC > If I recall correctly (KL tdk salah ingat)
IMHO => In my humble opinion (Menurutku)
IMI => I mean it (Aku sungguh-sungguh)
ILU > I love You (Aku cinta padamu)
IMBLuv > It must be Love (Ini pasti cinta)
IOW > In other words... (Dengan kata lain.)
IOU => I owe you (Aku berhutang padamu)
IUSS > If you say so (Baiklah)

J4F > Just for fun (Sekedar bersenang-senang)
JFK > Just for kicks (Iseng-iseng)
JstCllMe > Just call Me (Telepon saja aku)

KC > Keep cool (Tetap tenang, jangan langsung marah, dst)
KHUF > know how you feel (aku mengerti perasaanmu)
KIT > Keep in touch (hubungi aku terus)
KOTC > Kiss on the cheek (Cium pipi)
KOTL > Kiss on the lips (Cium bibir)

L8 > Late (Telat, malam)
L8r > Later (Nanti)
Lol > Laughing out loud (Tertawa terbahak-bahak)
LTNC > Long time no see (Lama tak jumpa)
LtsGt2gthr > Lets get together (Kita ketemu yuk)

M$ULkeCrZ > Miss you like Crazy! (Rindu kamu � mati)
M8 > Mate (Kawan, pasangan)
MC > Merry Christmas (Selamat Natal)
MGB > May God Bless (Semoga Tuhan Memberkati)
Mob > Mobile (Mobil, bergerak)
MYOB > Mind your own Business (Jangan ikut campur)

NA> No access (Tak blh msk, tak ada akses)
NC> No comment (Tak ada komentar)
NWO > No way out (Tak ada jalan keluar)

O4U > Only for you (Hanya untukmu)
OIC > Oh, I see. (Oh, begitu.)
OTOH > On the other hand (Di sisi lain)

PCM > Please call me (Tolong telepon aku)
PPL > People (Orang-orang)
QT > Cutie (Orang yang Lucu, imut, keren)
R > Are
RMB > Ring my Bell ( tolong ingatkan aku)
ROTFL > Roll on the floor laughing (Tertawa terpingkal-pingkal)
RU? > Are you? (Kamu?)
RUOK? > Are you Ok? (Kamu baik-baik saja?)

SC > Stay cool (Tenanglah.)
SETE > Smiling Ear to Ear (Tersenyum lebar)
SO > Significant Other (Pendamping)
SOL > Sooner or later (Cepat atau lambat)
SME1 > Some One (Seseorang)
SRY > Sorry (Maaf)
SWALK > Sent with a loving Kiss (Dikirim dengan cium mesra)
SWG > Scientific Wild Guess (Tebakan ilmiah

T+ > Think positive (Berpikir positif)
T2ul > Talk to you later (Nt kita bicara lagi ya.)
TDTU > Totally devoted to you (Cinta mati padamu)
Thx > Thanks (Terima kasih)
T2Go > Time to Go (Waktunya berpisah)
TIC > Tongue in Cheek (Ramah)
TMIY > Take me I'm yours (Aku milikmu)
TTFN > Ta ta for now. (Sampai jumpa)

U > You (Kamu)
UR > You are (Kamu)
URT1 > You are the one (kamulah orangnya)

VRI > Very (Sangat)
W4u > Waiting for you (Menantimu)
WAN2 > Want to (Ingin)
WLUMRyMe > Will you marry Me? (Maukah kau menikah denganku?)
WRT > With respect to (Salam hormat untuk)
WUWH : Wish you were here (Andai kau di sini.)

X! > Typical Woman (Wanita biasa)
X > Kiss (Cium)
XclusvlyUrs > Exclusively Yours (Milikmu seorang)

Y! > Typical Man (Pria biasa)
YBS > You'll be Sorry (Kau akan menyesal)

Tuesday, September 12, 2006

Kiat Menghadapi Kejahatan Hipnotis
Penipuan yang didahului dengan tepukan bahu, bersalaman, pandangan mata atau
kepulan asap rokok, sering kali terjadi. Ini dikenal dengan kejahatan
hipnotis. Bagaimana mengantisipasi kejahatan ini?

Korbannya aksi kejahatan hipnotis selama ini beragam, dari pembantu rumah
tangga sampai ibu-ibu kaya. Barang yang berpindah tangan pun, dari belanjaan
pasar hingga perhiasan. Sukar memang menghentikan aksi yang dilakukan dengan
licik ini namun bukan berarti tidak bisa diatasi.

Hipnotis atau hipnosis, berasal dari kata Yunani, hypnosa yang berarti
tidur. Masyarakat Indonesia juga telah mengenal hipnotis secara tradisional.
Dalam istilah Jawa, ada yang disebut ilmu gendam atau mempengaruhi seseorang
lewat pikiran dengan menggunakan mantera-mantera tertentu. Gendam termasuk
katagori magic.

Misalnya kehebatan seorang Kubu di Jambi dalam menangkap ikan hanya dengan
tepukan tangan. Lalu masyarakat di pinggir Sungai Serayu, Jawa Tengah dengan
ilmu gendam-nya ini untuk menangkap ikan. Mereka mencari ikan bukan dengan
pancing atau jala, melainkan menyelam. Sambil menyelam mereka menggendam,
ikan dengan cepat mereka dapatkan.

Di era sekarang ini, popularitas hipnotis terdongkrak seiring kesuksesan
Deddy Corbuzier "membumikan" sulap lewat televisi dan menjadikan sulap dan
pesulapnya kian dekat dengan masyarakat. Sejalan dengan itu, giliran program
hiburan yang menampilkan ilmu hipnotis menghiasi layar televisi. Romy Rafael
salah seorang yang ikut mempopulerkan hipnotis ini.

Menurut pria tampan kelahiran Surabaya, 12 Juli 1977 itu, banyak orang yang
mengidentikkan ilmu hipnotis itu sebagai ilmu kejahatan. Mengenai hal itu
Romy Rafael mengaku perlu meluruskan pandangan tersebut.

"Hipnotis enggak seperti itu. Tidak mungkin ada pencurian memakai hipnotis
karena sudah pasti si korban akan menutup diri. Hipnotis tidak bisa berjalan
kalau subyek merasa perintah dari si penghipnotis bertentangan dengan
moralnya,"ujarnya mengutip situs pribadinya.

Untuk menghilangkan citra negatif hipnotis, Romy membuka sebuah klinik
Hipnoterapi di Piano Cafe, di kawasan Jalan Wijaya 1, Jakarta Selatan."Saya
ingin dengan hipnoterapi ini bisa mengubah pola pikir dan kebiasaan buruk
masyarakat," ujarnya, Kamis.

Sejatinya ilmu hipnotis modern dikenal manusia sejak abad 18. Tokoh utamanya
adalah Franz Anton Mesmer, dan disusul oleh James Braid, Charcot, Liebault,
Bemheim, Sigmund Freud, Clark Haul, dan sebagainya.

Hipnotis oleh para pakar di barat lebih diyakini sebagai seni ketimbang
klenik. Hipnotis, kata para pakar itu, merupakan seni sugesti, seni
komunikasi, seni merubah tingkat kesadaran, dan seni eksplorasi alam bawah
sadar.

Hipnotis, kini telah berkembang pesat dan banyak dimanfaatkan sebagai terapi
berbagai penyakit yang berhubungan dengan pikiran atau sugesti. Seperti
phobia, stress hingga depresi, kecanduan obat dan perokok berat. Masa
kesembuhan bergantung pada berat tidaknya masalah kesehatan yang diderita
pasien.

Menurut pakar Hypnosis Indonesia, Yan Nurindra, MCH, CHt yang telah mengajar
ilmu hipnotis di empat kota: Jakarta, Semarang, Yogyakara dan Denpasar,
konsep dasar hipnotis adalah belajar memahami fakta dan mitos di sekitar
hipnotis, memahami fungsi dan peranan Sub-Conscious (alam bawah sadar).
Secara umum, wilayah kesadaran manusia memiliki tiga kategori. Terdiri dari:
Kesadaran Tinggi (Super-Conscious) , Kesadaran Normal (Conscious), Bawah
Sadar (Sub-Conscious) . Dalam kehidupan sehari-hari, mekanisme manusia
biasanya terdiri: Conscious 12 % , Sub-Conscious 88 %.

Tak heran kemudian, seseorang yang gampang tersugesti, biasanya mudah pula
terhipnotis. Begitu pula dengan mereka yang memiliki IQ tinggi atau punya
tingkat konsentrasi tinggi, akan mudah diarahkan. Pada saat proses memasuki
alam pikiran seseorang, otak kiri yang punya kemampuan menganalisa dan
berhitung, kemampuannya perlahan turun.

Sedang otak kanan yang memiliki kemampuan untuk berkreasi, berimajinasi dan
bermimpi, begitu menerima perintah baru, langsung diserap tanpa menganalisa
lebih dulu.
"Hipnotis, sebenarnya murni kemampuan persuasif seseorang untuk
mengendalikan alam bawah sadar orang lain. Sayangnya, hipnotis kerap disalah
gunakan untuk melakukan kejahatan. Padahal jika dimanfaatkan dengan benar,
terapi masalah psikis melalui kendali alam bawah sadar, dengan menggunakan
hipnotis menjadi lebih efektif," ujarnya.

Lalu bagaimana menghilangkan pengaruh hipnotis ini? Ir. RMH Gembong
Danudiningrat, paranormal asal Yogyakarta, punya kiat menghindar atau
menghilangkan pengaruhi hipnotis.

Menurutnya, tepukan bahu dan mantera-mantera sebenarnya bukan untuk
mempengaruhi si korban, tapi lebih untuk persiapan si penipu. Jadi, waktu
dia mengucapkan mantera, menepuk bahu atau bersalaman, kekuatan magnetnya
mengumpul sehingga bisa diarahkan ke calon korban.

Penipuan seperti itulah yang belakangan jamak terjadi. Terutama di
tempat-tempat keramaian, pasar, pusat perbelanjaan, halte bus, bahkan
pemukiman. Kendati banyak yang menjadi korban, namun ada juga yang berhasil
menggagalkannya.

Menurut Gembong kuncinya menghilangkan pengaruh hipnotis adalah waspada.
Konsentrasikan pikiran ke satu titik di tubuh pada kesempatan pertama.
"Jangan mau dikuasai orang lain. Ibaratnya badan milik saya sendiri tak ada
pihak lain yang bisa mengontrolnya kecuali saya. Jangan sekali-sekali
membiarkan diri terbawa omongan."
Yang tak kalah pentingnya, katanya, berhati-hati, jangan sampai kehilangan
kesadaran bila diajak ngobrol, dinasihati, atau ditepuk bahu kita oleh orang
yang belum kita kenal. "Jadi, kewaspadaan kepada seseorang sangat perlu.
Kalau bisa kita segera menghindar." Kalau enggak mungkin, coba "serang"
kembali dengan pertanyaan untuk menghilangkan (membuyarkan) konsentrasi
lawan.

Gembong juga menganjurkan untuk tidak gampang ramah, terutama kepada orang
yang tak dikenal. Khususnya para wanita, berhati-hatilah kalau menerima
sapaan. Banyak sudah yang tak cuma tertipu, tetapi juga dilecehkan. Wanita
memang sering jadi sasaran lantaran punya sifat tidak tegaan dan gampang
dipengaruhi.

Sebetulnya, kata Gembong, menghindari pengaruh hipnotis bukan hal yang sukar
dilakukan. Kunci utamanya bersikap tenang, konsentrasi penuh kepada setiap
hal, dan selalu waspada . Ini berlaku untuk keadaan apapun saat berada di
manapun. Gampangnya, seperti nasihat yang dituturkan orang tua: "Ojo
ngalamun, merga ngalamun iku koncone setan" (jangan melamun, sebab dengan
melamun kita berteman dengan setan)," ujarnya. (Berbagai Sumber)

Dedy Ardiansyah >> Global | Medan


Kiat Menghadapi Kejahatan Hipnotis

PENIPUAN yang didahului dengan tepukan bahu, bersalaman, pandangan mata atau
kepulan asap rokok, sering kali terjadi. Ini dikenal dengan kejahatan
hipnotis. Korbannya beragam, dari pembantu rumah tangga sampai ibu-ibu kaya.
Barang yang berpindah tangan pun, dari belanjaan pasar hingga perhiasan.
Sukar memang menghentikan aksi yang dilakukan dengan licik ini namun bukan
berarti tidak bisa diatasi.

Masyarakat Indonesia ternyata telah mengenal hipnotis secara tradisional.
Misalnya kehebatan seorang Kubu di Jambi dalam menangkap ikan hanya dengan
tepukan tangan. Lalu masyarakat di pinggir Sungai Serayu, Jawa Tengah dengan
ilmu gendam-nya ini untuk menangkap ikan. Mereka mencari ikan bukan dengan
pancing atau jala, melainkan menyelam. Sambil menyelam mereka menggendam
ikan dengan cepat mereka mendapatkannya.

Terlepas dari berbakat atau tidaknya seseorang, hipnotis dengan gelombang
telekinetis ini mudah dipelajari. Sayangnya kemampuan yang bermanfaat ini,
banyak dipelajari hanya untuk disalah gunakan.

Menurut Ir. RMH Gembong Danudiningrat, paranormal asal Yogyakarta, setiap
orang bisa mengaktifkannya. Kemampuan ini bisa dilatih karena pada dasarnya
setiap orang mempunyai bekal. Hanya saja ada yang rajin melatih, sementara
yang lain membiarkannya. Sebagai perumpamaan, setiap orang punya pisau yang
ketajamannya berbeda-beda. Ada yang rajin mengasah dan ada yang tidak.
Bahkan ada yang cenderung membuangnya.

Soal teknik pelaksanaan yang berbeda-beda, baik dengan tepukan, salaman atau
kepulan asap rokok, terjadi karena perbedaan antara magnetisme dengan mejik
atau kemampuan gaib. Dengan tepukan atau sorot mata, pelaku sudah
menimbulkan rasa was-was pada diri calon korban. Ia seolah-olah menghipnotis
diri sendiri sehingga semakin gampang terkena pengaruh magnetisme.

Tepukan bahu dan matera-mantera sebenarnya bukan untuk mempengaruhi si
korban, tapi lebih untuk persiapan si penipu. Jadi, waktu dia mengucapkan
mantera, menepuk bahu atau bersalaman, kekuatan magnetnya mengumpul sehingga
bisa diarahkan ke calon korban.

Penipuan seperti itu belakangan memang sering kita dengar. Terutama di
tempat-tempat keramaian, pasar, pusat perbelanjaan, halte bus, bahkan
pemukiman. Banyak pula korban, namun ada yang berhasil menggagalkannya yaitu
dengan kewaspadaan tinggi.

Menurut Gembong, saat ditipu, korban akan merasa kehilangan kesadarannya.
Tangan dan organ lain bergerak bukan atas perintah otak, melainkan seluruh
kehendak si penipu. Sesudah "siuman" biasanya barang-barang bawaan, terutama
yang berharga, sudah beralih tangan.

Anehnya, korban bisa beraneka ragam. Bahkan sesorang yang sudah punya
"pagar" pun terkadang kena. Dengan kekuatan atau ilmu yang dimilikinya, si
penipu ternyata mampu membelokan otak dan memerintahkan sesuatu kepada orang
yang belum dikenal.

Dalam istilah Jawa, itu di sebut ilmu gendam, mempengaruhi seseorang lewat
pikiran dengan menggunakan mantera-mantera tertentu. Gendam termasuk
katagori mejik, dengan hipnotis yang lebih empiris karena proses penjalaran
gelombang telekinesis. "Kalau mejik jangkanya bisa lama, sedangkan gendam
atau hipnotis hanya berlangsung sesaat," kata Gembong.

Setiap manusia mempunyai sisi jasmani dan rohani (batin). Sisi jasmani bisa
dipecah lagi menjadi dua bagian, jasmani kasar (badan fisik yang kelihatan)
dan jasmani halus (badan halus atau aura). Badan halus ini berupa materi,
yang meski tidak kelihatan, tapi ada lantaran biasnya bisa ditangkap dengan
teknik fotografi Kirlian. Aura ini melingkupi tubuh kita.

Setelah dipengaruhi rohani, yaitu getaran non material, jasmani akan
mempunyai jiwa. Hal itu ditandai adanya kemauan dan perasaan.

Gembong menganggap gelombang jahat adalah bagian dari proses alam, karenanya
ia menyarankan untuk meredamnya harus dari alam juga. Batu-batuan semacam
topas dan rubi adalah peredam gelombang jahat. Berpikiran positif,
memusatkan pikiran dan memohon keselamatan sangat dianjurkan. "Dengan berdoa
sebenarnya kita memang sudah memasang pagar".

Bagi mereka yang punya kepekaan badan halus, bisa membentengi diri dengan
badan halusnya. Yang terpenting, adalah berdoa kepada Tuhan. Setiap kali
bepergian, hendaknya tidak membawa masalah. Bila tiba-tiba muncul perasaan
ragu, jadi pergi atau tidak, ambil keputusan yang paling kuat, yaitu
keputusan yang pertama.

Kalaupun sedang apes hingga menjadi sasaran, jangan khawatir. Langsung
konsentrasikan pikiran ke satu titik di tubuh pada kesempatan pertama.
"Jangan mau dikuasai orang lain. Ibaratnya badan milik saya sendiri tak ada
pihak lain yang bisa mengontrolnya kecuali saya. Jangan sekali-sekali
membiarkan diri terbawa omongan."

Yang tak kalah pentingnya, berhati-hati, jangan sampai kehilangan kesadaran
bila diajak ngobrol, dinasihati, atau ditepuk bahu kita oleh orang yang
belum kita kenal. Jadi, kewaspadaan kepada seseorang sangat perlu. Kalau
bisa kita segera menghindar. Kalau enggak mungkin, coba "serang" kembali
dengan pertanyaan untuk menghilangkan (membuyarkan) konsentrasi lawan.

Gembong juga menganjurkan untuk tidak gampang ramah, terutama kepada orang
yang tak dikenal. Khususnya para wanita, berhati-hatilah kalau menerima
sapaan. Banyak sudah yang tak cuma tertipu, tetapi juga dilecehkan. Wanita
memang sering jadi sasaran lantaran punya sifat tidak tegaan dan gampang
dipengaruhi.

Sebetulnya bukan hal yang sukar dilakukan. Sikap tenang, konsentrasi penuh
kepada setiap hal, dan selalu waspada. Ini berlaku untuk keadaan apapun saat
berada di manapun. Gampangnya, seperti nasihat yang dituturkan orang tua:
"Ojo ngalamun, merga ngalamun iku koncone setan" (jangan melamun, sebab
dengan melamun kita berteman dengan setan).

Kadang-kadang, belum digarap dengan magnetisme pun korban sudah terpengaruh.
Ini bisa terjadi lantaran sugesti. Misalnya si penipu mengenakan pakaian
rapi, ramah dan tampan sehingga calon korban terpesona dan mudah digiring.

Korban bisa saja membenarkan apa pun omongan pelaku, atau bisa saja si
pelaku asal menebak nama atau keadaan calon korban dan dibenarkan, karena
biasanya orang yang punya kekuatan supranatural sering tepat menebak. Ini
pula sebabnya, sebelum beraksi si pelaku bisa mengecek dulu "kekuatan" calon
korbannya tanpa diketahui. Atau, paling tidak, ia secara selektif membaca
pikiran korban, apakah sedang dalam keadaan linglung atau tidak. (Rudi
Setiadi)***
Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan.
Mereka adalah pasangan yg saling mencintai dan anak itu adalah buah hati
mereka.Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat
sebotol
obat yg terbuka.
Dia terlambat untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya
dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama
sekali melupakan hal
tersebut.

Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya.
Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya
semua. Obat tersebut adalah obat yg keras yg bahkan untuk orang dewasa pun
hanya dalam dosis kecil saja.
Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit.
Tapi si anak tidak tertolong.
Sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah
meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.

PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?

JAWABAN :

(1)
Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang
proaktif. Si anak sudah meninggal,tidak bisa dihidupkan kembali.
Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri.
Lagipula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol
tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.

Tidak ada yg perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata
wayangnya.
Apa yg si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang suami dan
itulah yg diberikan suaminya sekarang.

Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini
maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini.

"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan
menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.

(2) MORAL CERITA

Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk
mencari kesalahan org lain atau siapa yg salah dalam sebuah hubungan
atau dalam pekerjaan atau dengan org yg kita kenal.
Hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar
manusia.
Dear All: This is a very funny thing. Check it out...... Bill Gates still doesn't know why it happens, it was Discovered by a Brazilian, just test it.... Open Microsoft Word and type : =rand (200,99) then ENTER !! anyone can explain?
Gelas


Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak.
Pada suatu pagi, datanglah
seorang anak muda yang sedang dirundung masalah.
Langkahnya gontai dan air
mukanya ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang
yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan
semua masalahnya. Pak Tua yang
bijak, hanya mendengarkanya dengan seksama. Ia lalu
mengambil segenggam garam,
dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya garam itu ke
dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum
ini, dan katakan bagaimana
rasanya?", ujar Pak tua itu. "Asin, asin
sekali," jawab sang tamu, sambil
meludah ke samping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum.
Ia, lalu mengajak tamunya
ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan
dekat tempat tinggalnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan
akhirnya sampailah mereka ke tepi
telaga yang tenang itu. Pak tua itu, lalu kembali
menaburkan segenggam garam, ke
alam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya
gelombang dengan mengaduk-aduk
dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga
itu. "Coba, ambil air dari
telaga ini, dan minumlah." Saat tamu itu selesai
mereguk air, Pak tua berkata
lagi, "Bagaimana rasanya?". "Segar", sahut
tamunya. ‘Apakah kamu merasakan
garam di dalam air itu?’, tanya Pak tua lagi. ‘Tidak’,
jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak tua itu menepuk-nepuk punggung
si anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di
samping telaga itu. "Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya
segenggam garam, tak lebih dan
tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan
memang akan tetap sama."

"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat
tergantung dari wadah yang kita
miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari
perasaan tempat kita meletakkan
segalanya. Itu semua akan tergantung hati kita.
Jadi, saat kamu merasakan
kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu
hal yang bisa kamu lakukan.
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah
hatimu untuk menampung semua
kepahitan itu."

Pak tua itu kembali memberikan nasehat. "Hatimu adalah
wadah itu. Kalbumu adalah
tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan
hatimu itu seperti gelas,
buatlahlaksana telaga yang mampu meredam setiap
kepahitan itu dan merubahnya
menjadi kesegaran dan kebahagiaan. "

Monday, September 11, 2006

BISNIS STRATEGI DAN PEMASARAN IMPLIKATIF
CUSTOMER SATISFACTION DRIVERS


Selama dua dasawarsa ini, drivers dari kepuasan pelanggan ini tidak habis-habisnya dibahas. Ribuan atau bahkan puluhan ribu artikel baik yang bersifat teoritis maupun praktis mencoba mengulas drivers yang menjadi kepuasan pelanggan.

Dunia bisnis baik jasa maupun manufaktur tak henti-hentinya berkompetisi untuk membuat pelanggannya tetap setia pada produknya dan tidak berpaling ke produk lain. Salah satu kiat yang diyakini oleh pemasar untuk meraih hal itu tak lain dengan mencipkan sistem pelayanan pelanggan yang selalu mengarah kepada customer satisfaction (kepuasan pelanggan). Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui. Pertanyaan yang fundamental adalah apa sebenarnya yang membuat pelanggan puas?

Selama dua dasawarsa ini, drivers dari kepuasan pelanggan ini tidak habis-habisnya dibahas. Ribuan atau bahkan puluhan ribu artikel baik yang bersifat teoritis maupun praktis mencoba mengulas drivers yang menjadi kepuasan pelanggan. Berdasarkan studi literatur dan pengalaman meyakini ada lima driver utama kepuasan pelanggan.

DRIVER PERTAMA ADALAH KUALITAS PRODUK. Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang global dan paling tidak ada 6 elemen dari kualitas produk, yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency, dan design.

DRIVER KEDUA ADALAH HARGA. Untuk pelanggan yang sensitif biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value money yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif terhadap harga. Kualitas produk dan harga seringkali tidak mampu menciptakan keunggulan bersaing dalam hal kepuasan pelanggan. Kedua aspek ini relatif mudah ditiru. Dengan teknologi yang hampir standar, setiap perusahaan biasanya mempunyai kemampuan untuk menciptakan kualitas produk yang hampir sama dengan pesaing. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang lebih mengandalkan driver ketiga.

DRIVER KETIGA ADALAH KUALITAS PELAYANAN. Kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia. Faktor manusia ini memberikan kontribusi sekitar 70%. Tidak mengherankan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru. Pembentukan attitude dan perilaku yang seiring dengan keinginan perusahaan bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan harus dilakukan mulai dari proses rekruitmen, training, budaya kerja dan hasilnya baru terlihat selama 3 tahun. Konsep ini kualitas pelayanan diyakini mempunyai lima dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.

DRIVER KEEMPAT ADALAH EMOTIONAL FACTOR. Kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat mengendarai mobil yang memiliki brand image yang baik. Banyak jam tangan yang berharga Rp. 200.000,00 mempunyai kualitas produk yang sama baiknya dengan yang berharga Rp. 10 juta. Walau demikian, pelanggan yang menggunakan jam tangan seharga Rp. 10 juta bisa lebih karena emotional value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut. Rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok orang penting dan sebagainya adalah contoh-contoh emotional value yang mendasari kepuasan pelanggan.

DRIVER KELIMA BERHUBUNGAN DENGAN BIAYA DAN KEMUDAHAN UNTUK MENDAPAT PRODUK ATAU JASA. Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Banyak tertanggung mungkin tidak puas dengan pelayanan di loket tempat pembayaran premi yang jatuh tempo karena terdapat antrian yang panjang dan lokasi tempat pembayaran yang jauh dari tempat tertanggung bekerja. Tetapi, tingkat kepuasan terhadap produk dari perusahaan asuransi tersebut secara keseluruhan relatif tinggi karena persepsi terhadap total value yang diberikan oleh perusahaan asuransi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pelayanan asuransi pesaing. Customer value ini banyak didukung oleh pelayanan saat terjadinya klaim. Proses penyelesaian klaim yang tidak bertele-tele akan banyak mendukung pencapaian customer value.
Dengan mengetahui kelima driver ini, tentulah tidak cukup bagi perusahaan untuk merancang strategi dan program peningkatan kepuasan pelanggan. Langkah berikutnya, adalah mengetahui beberapa bobot masing-masing driver dalam menciptakan kepuasan pelanggan.

Ada beberapa industri dimana faktor harga sangat penting, seperti industri yang bersifat komoditas. Produk-produk seperti koran, tabloid dan media cetak, kualitas produk sangatlah dominan. Apabila bicara industri asuransi, hotel, rumah sakit atau perbankan, maka kualitas pelayanan tentu sangat dominan.

Konstribusi driver ini juga dapat berubah dari waktu ke waktu. Pada saat krisis, suku bunga adalah komponen penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen jasa perbankan. Saat ekonomi membaik dan tingkat suku bunga hampir sama untuk semua bank, maka komponen kualitas pelayanan menjadi driver kepuasan pelanggan yang paling penting.
Besarnya bobot setiap driver ini, relatif mudah diketahui dengan melakukan survei pasar. Dalam survei, pelanggan dapat ditanyakan secara langsung mengenai kepuasan mereka dan tingkat kepentingan dari masing-masing driver tersebut dalam mempengaruhi kepuasan mereka setelah menggunakan produk atau jasa.


PUSTAKA
Irawan, Handi. 2005. Customer Satisfactions Driver, dalam dalam Marketing for Not Marketer. QuickStart Institute Publishing. Jakarta
WIDIA SOERJANINGSIH (alm)

SEMUA BERAWAL DARI NOL

Mungkin banyak yang tahu, Universitas Bina Nusantara (UBiNus) adalah salah satu perguruan tinggi ternama di Jakarta, bahkan di Indonesia.

Universitas pertama yang meraih Sertifikasi ISO-9001 ini memiliki lebih dari 20 ribu mahasiswa, 700 dosen, tiga kampus yang megah, meraih penghargaan "The Best Indonesian Net Company" dan belakangan punya citra sebagai cybercampus. Tapi barangkali sedikit yang tahu bagaimana seorang Widia Soerjaningsih dan ayahnya (alm) Wibowo, mengawali dan membangun universitas ini dari sebuah kursus komputer di teras rumah. UBiNus benar-benar diawali dengan modal ide dan keberanian belaka. "Jangan khawatir, pokoknya kalau ada kemauan pasti ada jalan. Kita bisa mulai dari kecil, ke sananya maju terus,"

demikianlah cara Wibowo menempa semangat putrinya.

Tapi, bagaimana bisa sebuah kursus komputer berkembang sedemikian pesat hingga menjelma menjadi universitas besar? Barangkali salah satu faktornya adalah karena pada masa 70-an, bidang garap teknologi komputer masih jarang dilirik dan dikuasai orang. Justru yang menarik, awalnya lembaga pendidikan ini dibangun dengan prinsip 'asal kelasnya penuh' dan 'pelanggan puas'. "Prinsipnya begitu mereka mau mendaftar, saya harus melayani mereka dengan baik. Tidak ada target apa-apa, yang penting setiap kelas harus penuh," tutur Widia yang lahir 19 Oktober 1950 di Malang itu.

Dengan prinsip demikian, diakui Widia, semula UBiNus tumbuhan biasa- biasa saja. Begitu tujuan-tujuan berhasil didefinisikan, tim yang dipimpinnya merapatkan barisan dan target-target dikejar, laju perkembangannya pun makin pesat. Tak kalah penting adalah adanya visi ke depan yang begitu kuat, profesionalisme dalam mengelola manajemen perguruan tinggi, serta jiwa entrepreneurship yang diwarisi Widia dari sang ayah. Maka, tak berlebihan jika di dunia pendidikan tinggi di Indonesia, rektor UBiNus ini adalah salah satu sosok yang layak dijadikan teladan.

Widia yang menikah dengan Eko Atmo Budi Santoso ini, berhasil mengawinkan antara idealisme dunia pendidikan dengan sistem pengelolaan bisnis profesional. Tak heran jika pada 2002 lalu ia dinobatkan sebagai The Famous Business Woman dan The Best CEO versi Majalah SWA dan MarkPlus. Nah, spirit apa yang membawa ibu dari Stephen (25), Francis (22), dan Patrice (18) ini ke tangga kesuksesan hingga sekarang? Simak wawancara eksklusif Widia Soerjaningsih dengan Edy Zaqeus dari InMagz.Com di gedung rektorat UBiNus Jl KH Syahdan 9, Kemanggisan, Jakarta berikut ini:

Bagaimana sejarah awal berdirinya Universitas BiNus ini?

Saya lulus S-1 bidang elektro, tapi bidang yang paling menarik adalah komputer. Lalu kerja praktek di IBM tiga bulan, sesudah itu pernah kerja di Pertamina tahun 1973. Saya kemudian terinpsirasi oleh idenya Pertamina. Pada waktu saya kerja, plan Pertamina memang untuk membuat Achademy of Computer Technology. Zamannya Pak Ibnu Sutowo itu tahun 1973. Kita direkrut untuk menyiapkan teaching staff. Karena pengalaman saya belajar di IBM, saya disuruh mengajar teman-teman yang dikumpulkan untuk menjadi guru di fakultas teknik. Ngajar segala macam bersama kawan-kawan dari (Universitas) Trisakti. Sempat setahun di sana. Pas saya berhenti itu Pertamina mulai agak jatuh. Saya berhenti dari Pertamina bukan karena itu, tapi karena ditarik Trisakti kembali. Karena adik harus masuk perguruan tinggi, dari keluarga ndak ada biaya, jadi saya punya tugas. Saya kerja di Trisakti, adik masuk. Terus sambil lalu, karena punya pengetahuan komputer, coba usaha di Trisakti kursus komputer bersama teman-teman.

Adanya di Trisakti, awalnya itu....wah banyak muridnya. Tapi biasalah, kalau kita masih muda, apalagi seumur membuat usaha bersama, akhirnya nggak bisa langgeng.

Usia Anda berapa waktu itu?

Ya, di umur-umur S-1 berapa yah...sekitar 24. Kemudian dari situ sempat kita jalankan satu biro diklat. Dapat muridnya banyak. Dulunya mahasiswa menganggap komputer susah, kan? Tempatnya di Trisakti waktu sore, dan memang karena membawa korps pesertanya banyak. Yang mengamati langkah ini ayah, Pak Wibowo almarhum. Begitu saya selesai kuliah, dari semua pengalaman tadi, kayaknya ada potensi untuk dijual... Kebetulan ayah memang orang wirausaha. Sudah, disuruh buka kursus sendiri. Padahal anak-anak lulusan S-1 mana mau ya disuruh begitu? Maunya cari kerja ya? Karena berpikir lulus S-1 bisa apa sih?

Padahal kalau kita kerja sama orang, kita masih diajari, kan? Anak- anak yang baru lulus biasanya pandangannya seperti itu. Saya ya sama waktu itu. Makanya, disuruh kerja sendiri..."Wah saya harus belajar pada siapa nih?" Ilmunya mentok, begitu kalau dipikir.

Tapi waktu itu berani juga?

Ya, karena saya termasuk yang nurut. Ya sudahlah, ndak usah kerja sama orang. Kalau kerja sama orang bisa stug, naiknya pun pelan. Tapi kalau kerja sendiri, yang pasti kalau mau naik bisa tergantung usaha kita. Sudah, saya didukung menjalankannya. Akhirnya bagi tugas, saya bagian akademik, ayah bagian pemasaran dan perizinan. Dan kita mulainya di muka rumah, di teras. Rumah di Grogol, Jl Makaliwe I No.10. Yang sampai sekarang akhirnya kita beli sebagai apa....momentum, biar pun kita belum bangun sampai saat ini. Kita terima malah rumah itu ndak ada tutup, kecil ruangannya cuma dikasih bangku-bangku. Paling banyak menampung 15 orang. Strategi pemasaran kita lakukan door to door, murah meriah ya... ke tetangga-tetangga banyak mahasiswa, kan? Yang kos itu anak Trisakti, anak Untar.

Kebetulan memang di kampus Trisakti, komputer itu menjadi momok mahasiswa. Ekstranya, ini logicalnya gimana sih? Menata logical berpikir, kan itu? Kalau nggak bisa nangkap, kan bingung mau mulai dari mana? Tapi ternyata pesertanya ndak hanya mahasiswa. Banyak juga orang-orang dari perusahaan. Cuma saya tahunya belakangan, "Saya dulu belajar di situ". Tahun 1974 kita mulai.

Di awal pendirian kursus itu, apa hambatannya?

Hambatannya itu dari segi saya yang memulai, otomatis antara percaya dan tidak percaya, bisa saya jalankan nggak? Itu pertama. Tapi karena didorong terus oleh ayah, akhirnya ya sudah.... Kebetulan prinsip saya, kalau saya melangkah saya harus melangkah lebih baik. Itu prinsip yang saya lakukan. Jadi ndak pernah mundur kalau sudah berani melangkah. Itu semangatnya yang menang. Hambatannya, saya tidak berpikir banyak hambatan karena saya juga tidak mempunyai suatu ambisi yang terlalu terang-terangan. Jadi kalau kelasnya penuh, berhasil! Iya, kan? Yang penting biaya hidup keluarga tertutup ha..ha..ha.. Dan memang kehidupan keluarga kita digantungkan ke tangan kita. Prinsipnya begitu mereka mau mendaftar, saya harus melayani mereka dengan baik. Tidak ada target apa-apa, yang penting setiap kelas harus penuh. Itu saja target minimal ya? Kita sudah pakai nama Modern Computer Course, terkenal dengan MCC waktu itu.

Dari namanya sudah bagus lho...modern ha...ha...ha... Itu visi ayah.

Mengapa waktu itu memilih usaha bidang pendidikan, bukan usaha yang lain?

Sebenarnya di luar usaha pendidikan, karena ayah seorang wirausaha, itu segala macam usaha pernah dilakukan. Waktu kita kecil, ayah usaha di bidang distribusi, mengambil barang dari pabrik lalu dijual ke toko-toko. Lalu pernah jatuh karena ayah ditipu cek kosong waktu itu.

Ibu juga sudah mulai dengan wirausaha makanan. Jadi segala usaha sudah dilakukan. Terus ayah melihat potensi saya ada, "Ya, udah...kamu jadi guru saja!" Jadi saya sendiri tidak berpikir ke usaha yang lain. Karena saya pikir, saya bisanya ya itu.

Dari sebuah kursus, lalu bagaimana cara mengembangkannya hingga menjadi besar?

Jadi kita mulai dari rumah, paling punya tiga shift, pagi, siang, malam. Begitu mulai penuh, saya mulai berpikir kenapa tidak dibesarkan (kelasnya). Tapi kalau itu kan kita perlu uang? Uangnya dari mana? Ayah bilang, "Jangan khawatir, pokoknya kalau ada kemauan pasti ada jalan. Kita bisa mulai dari kecil, ke sananya maju terus".

Beliau berpikir untuk kerjasama dengan panti asuhan di Kramat Raya.

Kita main ke sana terus kita bilang, "Kita punya ide ini, bagaimana kalau kita share, bagi hasil?" Akhirnya kita mulai, pokoknya semua pekerjaan kita yang lakukan, nanti dari hasil kalau kita punya hasil yang lebih, hasilnya kita bagi dua. Kita berpikir kalau kita lakukan itu, ada suatu nilai sosial yang kita tanam. Jadi di samping usaha, ada yang kita bantu, panti asuhannya. Filosofinya itu, dan mudah- mudahan mendapat rahmat Tuhan. Kebetulan ayah juga orang yang sosial.

Perkembangan berikutnya?

Kalau di Kramat Raya kelasnya paralel, kalau yang diteras rumah saya sendiri yang ngajar. Lalu untuk dibesarkan sebagai sekolah, kelasnya harus bisa paralel. Berapa pun murid harus bisa ditampung. Jadi filosofinya itu bagamana supaya kita bisa memenuhi ruangan. Jadi awalnya kita punya empat ruangan.

Tapi benar.... mungkin karena misi sosialnya ada, perkembangannya cepat. Kebetulan sekali tarifnya juga murah. Orang mulai ingin tahu komputer itu apa sih? Jadi banyak sekali yang hadir dan gurunya bukan saya sendiri akhirnya. Karena saya pernah bekerja di Pertamina, saya tarik teman-teman. Murid-murid di Pertamina sudah calon guru, kan?

Lalu dari situ maju-maju, walau ada hambatan. Hambatannya waktu itu pada saat kita belajar, kita menarik guru dari tempat yang sama. Jadi sempat goyang oleh tuntutan kelompok yang kuat, menuntut suatu kondisi yang lebih baik. Waktu itu kita waduh... berat juga kalau bentuk seperti ini diikuti, lain kali diulang lagi, ya? Tapi ya sudahlah kita mundur, mereka yang main-main seperti itu ndak usahlah, kita cari staf lain.

Dari situ kita belajar untuk mencari tenaga tidak dari satu tempat.

Akhirnya kita hubungi Departemen Keuangan dan departemen pemerintah lainnya, banyak yang sudah belajar komputer, kan? Lalu berjalan, makin banyak muridnya, lalu mereka pada bertanya, "Mengapa bentuknya kursus-kursus? Kami belajar dapat pengetahuan, tapi kami tidak mendapat status sosial yang lebih baik?" Kebetulan yang ngambil itu benar-benar anak yang lulus SMA yang dia tidak ngambil perguruan tinggi. Beda dengan yang saya mulai di Grogol, anak-anak mahasiswa yang sudah punya status sosial. Jadi kalau di Kramat Raya itu umum banget. Jadi anak-anak SMA yang tidak bisa bayar kuliah masuk ke sana. Itu yang mentriger kita buka akademi saja. Dan kebetulan ayah termasuk tipe orang yang apa pun kalau dia ditantang, ditangkap. Itu gaya wirausahanya, "Mana...? Kita buka saja akademi komputer!"

Kapan dimulai?

Sekitar 80-an, ya kita mulai akademi tahun 1981. Saya bilang...waduh...masih mikir-mikir. Lebih banyak perhitungan. Sulit dong minta akademi? Karena dari pengalaman di Trisakti, saya pernah bekerja di sana, banyak sekali mahasiswa demo. Mulai 1974-1980 itu banyak sekali demo, Malari dan semacamnya itu ya. Karena itu saya bilang, waduh! Saya paling takut kalau didemo mahasiswa ha..ha..ha...

Sampai sekarang masih takut?

Kalau sekarang tidak. Karena kita belajar banyak dalam pertumbuhan.

Waktu itu sempat terpikir, "Waduh... bagaimana kalau anak-anak yang tidak tahu filosofi apa-apa tiba-tiba menuntut sesuatu?" Kalau soal perizinan kita sudah pengalaman sekian tahun. Tapi ayah kan selalu pantang menyerah. "Jangan khawatir, pokoknya apa yang kamu tidak bisa sebutkan, saya yang akan lakukan". Akhirnya benar, dicarikan seorang tokoh pembina, saya anggap sebagai guru saya juga, yang waktu saya masih SMA dia tokoh organisasi mahasiswa. Dia posisinya sebagai direktur kemahasiswaan. Ini strategi ayah. Pokoknya kelemahan saya dilengkapi ayah. Ya, sudah saya tidak mikir lagi, tabrak saja.

Begitulah 1981 kita mulai akademi. Hambatannya kalau mahasiswa berkelompok seperti itu. Hambatan lain tetap keuangan. Tapi karena orang-orang buka usaha itu jiwanya pokoknya jangan takut apa pun.

Kalau masih bisa didefinisikan, pasti bisa diselesaikan. Begitu bisa didefinisikan, akhirnya ada titik terang. Nah, masalah gedung ayah bilang, "Dalam dua hari saya akan jawab!" Benar. Begitu saya bilang itu, langsung dia main ke tempat Akademi Teknik Komputer yang pertama kita dirikan. Main ketemu pemiliknya, nggak kenal, tabrak aja! Kita nggak punya uang datang ke situ. Ada gedung kosong di belakang yang nggak dipakai, kita bilang "Boleh nggak kita pakai gudangnya?" Ya, kita nggak muluklah nggak pakai gedung yang bagus, seadanya saja.

Nah, kita sudah punya tempatnya. Akhirnya kita nggak bisa mundur.

Saya desain kurikulum, termasuk konsep-konsep administrasi. Dari segi kurikulum, berpikirnya sederhana.

Bahannya dari mana, karena waktu itu belum banyak acuan?

Belum ada. Mungkin akademi komputer sudah ada Budi Luhur yang duluan tahun 1978, kita mulai 1981. Jadi kita hanya ada sedikit gambaran.

Karena itu para siswa kursus kita melihat ke situ, "Kami lebih kok dari mereka, kenapa kita nggak muncul?" Semangat siswanya seperti itu. "Ya, sudah kalau kalian percaya kita coba". Jadi kurikulum kita rancang dengan pendekatan pengetahuan yang mana saya harus bisa memuaskan semua. Paling mudah, kan? Kalau sampai ada guru yang tidak hadir, saya datang, saya selalu menjadi pengganti. Saya pikir kalau ini perguruan tinggi, ada dosen tidak datang, karena kita ingin melayani mahasiswa, kan saya harus turun? Semua mata kuliah saya tawarkan. Amankan? Saya sendiri tidak turun mengajar, hanya kalau ndak ada gurunya saya yang ngajar sekali-sekali. Benar, 1981 kita mulai, lalu kita rekrut teman-teman dari Trisakti untuk jadi dosen.

Tapi saya tidak ambil angkatan saya, tapi angkatan adik saya.

Apa alasannya?

Tidak tahu, ada suatu feeling yang mengatakan, mungkin saya lebih mudah mendorong anak-anak yang lebih muda dari saya, daripada teman sebaya. Jadi saya rekrut adik-adik angkatan saya. Tapi masalah di tahun-tahun pertama di kampus ini, tiga orang tenaga pengajar tadi berkirim surat kepada saya, mengundurkan diri. Tiga-tiganya hilang, padahal mereka pengajar inti dan hebat-hebat. Tapi sudah karakter saya, kalau ada masalah harus bisa diselesaikan. Ya, tapi saya tidak berusaha menarik. Saya kalau sudah dibuat seperti itu, ya sudah.

Akhirnya saya turun ke seluruh mahasiswa, saya sampaikan jangan khawatir kita jalan terus, saya ngajar sendiri.

Mengajar berapa kelas?

Waktu itu kita hanya mengendalikan dua ruangan, jadi minimal saya harus punya satu partner. Tapi dari guru yang lain, guru part time, kita masih punya. Akhirnya kita menggunakan part time untuk mencari pengganti. Itu pengalaman yang nggak boleh diulang.

Kapan mengalami percepatan pertumbuhan dan apa faktor-faktornya? ....

Jadi kalau dari awal, langkah yang kita lakukan adalah berbuat sebaik mungkin melayani para siswa. Itu strategi yang saya lakukan. Karena itu tumbuhnya pelan. Sampai suatu saat tahun 1995, kita punya mahasiswa tujuh ribu, gedungnya kita baru punya satu yang lengkap.

Itu pun dibangun mulai 1984, tiap dua tahun kita menambah ruangan sampai 1995. Kita mulai program S-2 tahun 1993 sebagai suatu program untuk mengangkat image, otomatis kita harus merekrut orang yang lebih baik. Kemudian belajar memenej teman-teman yang pengetahuannya di atas saya. Nggak gampang juga, susah juga! Biasanya teman-teman di atas kita, kalau ditarik dia langsung positioning diri, kan? Dari sisi lebih pengetahuannya oke, karena kita undang memang karena itu.

Tapi kadang ada satu rasa sombong yang mengakibatkan mereka lupa, dengan meremehkan organisasi kita yang lebih besar. Ini sempat terjadi. Padahal ini adalah dosen yang kita didik melalui beasiswa dinas. Itu kegagalan pertama kita menentukan resource. Kita kirim ke luar negeri untuk S-3 tapi gagal. Itu hampir membalikkan organisasi kita, sehingga terpaksa kita lepas. Pada saat itu saya bertemu teman yang mempunyai filosofi berbeda dengan approach yang saya pakai.

Kawan ini bilang, "Kalau kita ingin maju kita harus tentukan ujungnya dulu, sasaran". Kalau saya kan didorong dari bawah. Jadi kalau kawan ini, ditentukan sasarannya dulu, terus kita uber. Sehingga sejak 1995 itu mulai lebih cepat. Sekitar enam tahun berikutnya, dari 7 ribu mahasiswa menjadi 22 ribu. Ini karena strategi teman tadi yang kita pakai.

Siapa saja yang mendorong kemajuan tersebut?

Tim inti kita sekarang. Jadi filosofi yang saya belajar dari kawan- kawan ini adalah kalau mau melakukan sesuatu, lakukan sesuatu yang besar sekaligus karena capeknya sama. Jangan yang biasa-biasa.

Apa inti strategi Anda sehingga bisa membangun universitas yang pesat perkembangannya?

Kita memang punya tim inti. Di dalam tim tadi kita selalu mendorong bahwa sebenarnya kita punya visi. Visi kita adalah menjadi panutan.

Terus pada waktu diskusi, yang disebut panutan itu apa? Harus bisa jadi contoh kan bagi yang lain? Mengukurnya bagaimana? Nah, kita harus membuat langkah yang berbeda dari kawan-kawan lain. Langkah pertama yang kita lakukan adalah ISO. Jadi memakai bakuan mutu ISO

9001 tahun 1997. Pesannya, kita harus beda dengan kawan-kawan lain.

Kalau berbeda harus inovasi, kan? Padahal awalnya kita ISO baru belajar. Tapi berani dululah.

Setelah berjalan, ISO itu benar-benar suatu konsep yang bagus. Karena digunakan oleh banyak usaha dan perusahaan. Konsep berpikirnya bagus dan indah sekali. Antara lain disampaikan, 'tentukan sasaran yang ingin Anda capai', 'semua sasaran harus bisa diukur', 'apa yang Anda tulis harus bisa dilaksanakan'. Kita belajar banyak dari konsep itu, bahwa kita tidak boleh berjanji sesuatu yang kita tidak bisa berikan.

Karena itu bisa menjatuhkan kita. Kita harus menanamkan kepercayaan kepada pelanggan. Kalau kita janji A, harus diberikan A, dan semuanya harus bisa diukur. Dari situ kita menerapkan konsep-konsep yang berbeda dari kawan-kawan lain, misalnya pertemuan dalam suatu kelas.

Kita define per kelas dalam satu semester, dan kalau ada dosen yang tidak masuk, kita harus bisa uber sampai ada kelas. Kalau perlu hari minggu kuliah. Sekalian ini menanam konsep kepada mahasiswa, kalau dia dirugikan, dia boleh berteriak kepada kita. Karena ini alat kontrol, mereka harus berteriak. Memang babak belur.

Babak belurnya?

Babak belurnya, teriakan tahun pertama itu tidak di sektor akademik saja. Wah...gila juga ini! Kita sudah berusaha merapikan bagian akademik, teriakannya di bagian-bagian lain. Keseluruhan akhirnya.

Berarti tantangan bagi kita untuk bisa memuaskan para pelanggan kita di semua sektor. Itu kan input? Dulu kita tidak berpikir sejauh itu.

Jadi itu yang menarik, sehingga kita belajar. Itu yang mendorong kita. Akhirnya kita membuat suatu plan yang bisa kita definisikan.

Begitu tim berani mendefinisikan, tugas saya nguber tim. Tidak terasa itu tercapai, yang mengakibatkan pelanggan percaya kembali kepada tim. Biar pun berat karena kita harus berubah. Kalau tahun ini kita lebih ingin mengubah konsep berpikir.

Perubahan seperti apa kira-kira?

Kalau kemarin ISO itu tentang tujuan dan sebagainya. Sekarang kita bisa seperti ini dan diakui masyarakat. Sehingga pengalaman yang kita rasakan ini, kita ingin turunkan secepatnya kepada para mahasiswa supaya mereka juga berhasil juga nantinya. Jadi memang di dalam perjalanan, katakan kalau ada demo mahasiswa saat ini, kalau di tempat lain pimpinan menghindar, ya. Rata-rata tidak mau menemui, kan? Kalau kita berpikir karena mereka ini mahasiswa timur, pasti mereka ingin menyampaikan sesuatu feedback. Kalau mereka ingin menyampaikan feedback kepada kita, kenapa kita ndak mau menemui?

Justru kita harus cari secepat mungkin. Dan harus dididik mahasiswanya. "Kalau Anda mau demo boleh, tapi misi demonya apa?

Menyampaikan kritik kepada kita, kenapa tidak bertemu kita?"

Jadi filosofinya yang kita tanamkan. "Kalau Anda mau menyampaikan itu, ngapain pasang-pasang spanduk atau rame-rame di lapangan? Nggak sampai juga kalau saya tidak dengar, atau kalau saya pura-pura ndak dengar. Misinya kan mau menyampaikan, datang saja ketuk pintu. Anda mau ngomong atau Anda mau marah di sini juga boleh". Jadi filosofinya yang kita ubah. Dan cukup baik hasilnya. Mereka itu senang kalau didengar, ya? Begitu kita dengar, meskipun kita katakan "Sorry saya tidak bisa melaksanakan yang kamu minta...." Ndak marah juga. Mengapa kita takut?

Salah satu keberhasilan lembaga ini adalah kerjasamanya dengan lembaga lain. Bagaimana Anda menjalankan strategi ini?

Memang mengelola pendidikan itu bukan suatu proses yang begitu satu proses selesai, terus kita selesai, tidak ada after sales. Kalau di industri kan mereka pakai, begitu jual, ada after sales. Konsep perguruan tinggi kan nggak? Lepas dari perguruan tinggi itu urusan masing-masing. Dia tak berhasil ya dukamu, dia berhasil ya untungmu, begitu konsep umum, ya? Cuma kita berpikir, kalau mereka tidak berhasil, ya kita sedikit berdosa, kan? Artinya kita salah dong dalam mengarahkan mereka? Iya, kan? Jadi kita berpikir, minimal kita kasih senjata sedikit lagi dong! Yang harus kita lengkapi, yang dia kemampuan minimalnya secara cepat bisa sama dengan pasar. Karena itu kita mulai bekerjasama dengan Cisco, Microsoft, IBM, itu antara lain.

Tujuannya adalah mentransfer pengetahuan-pengetahuan up to date yang mereka pakai di dunia usaha ini untuk bisa dikuasai oleh mahasiswa.

Biar pun itu tidak masuk di kurikulum. Kurikulum kan kita bingung karena diatur pemerintah. Itu dipasang kan beban berat?

Soal kurikulum dalam konsep Anda, apa saja yang perlu ditambahkan?

Dari segi kurikulum kalau zaman dulu kan banyak diatur pemerintah.

Tapi sekarang sudah banyak kelonggaran. Sehingga kita melihat, wah.... ini lebih mudah lagi untuk mencapai tujuan dan sasaran kita.

Yang sebenarnya kita lakukan dalam kurikulum ini, akhirnya kembali ke prinsip lagi. Filosofi dasar yang harus kita tanam kepada mahasiswa adalah suatu pengantar untuk belajar. Apa pun ilmunya, jadi bagaimana cara kita mendidik mahasiswa tentang cara belajar untuk belajar. Ini yang tidak ada di dunia pendidikan. Sekarang ini yang saya lihat, karena banyak dosennya yang part time akhirnya 'pokoknya aku ngajar...ngerti sukamu nggak ngerti sukamu'.

Dampaknya nggak ada inovation. Kondisi mahasiswa sekarang kalau tidak disuruh tidak jalan, nggak ngerti inovation. Belajar pun biasa dikebut dua hari, kalau nilainya tinggi ada kebanggaan. Makanya kita adakan perubahan total. Jadi konsepnya, materi tidak harus habis, yang penting cara belajarnya bisa tertanam. Sehingga mereka bisa belajar lebih banyak daripada apa yang kita berikan. Otomatis ya, semangatnya harus ditanamkan, cari bacaan sebanyak mungkin, cari informasi sebanyak mungkin. Kebetulan saya kemarin mencoba dalam kelas entrepreneur, capek! Capeknya, pada awal di kelas saya tanya, "Ini kalian masuk kelas entrepreneur karena Anda mau jadi entrepreneur atau karena dipaksa oleh sistem kita?".

Dan jawaban mereka?

Jawabnya, "Kami diwajibkan." Wah, saya kecewa. Padahal saya mengorbankan waktu malam untuk mengajar mereka. Saya bilang, "Kalau Anda hanya untuk pengetahuan dan tidak untuk diterapkan, saya rugi!".

Lalu saya balik, "Di akhir kelas saya ingin Anda mengubah konsep bahwa akhirnya Anda ingin jadi entrepreneur, karena Anda tahu semua cara entrepreneur itu bagaimana". Lalu kita kasih PR (pekerjaan rumah), otomatis dong, proses belajar kok. Apa yang harus Anda belajar, topiknya ini, belajar buku ini, cari dari internet ini, di kelas kita tidak ngajar. Saya anggap di kelas itu mereka sudah belajar, kita bicara suatu topik, tinggal mereka menentukan apa yang mau didiskusikan. Lalu saya undang para wirausahawan dan dunia industri, dan mereka boleh menggali sebanyak mungkin dari background pengetahuan minimal yang mereka pakai.

Jadi pada awal bagaimana, perlu uang apa nggak, wirausaha, kan? Dan akhirnya mereka melihat bahwa teman-teman yang kita datangkan semuanya memulai usaha tanpa uang. Semua start dari zero. Maka begitu akhir kelas mereka membuat business plan, disuruh presentasi, sudah hebat-hebat. Nilai kita umumkan, lalu saya inginkan feedback; "Apakah Anda ingin jadi entrepreneur?" Semua bilang oke, malah ada yang sudah berpikir "Saya mau di industri ini, ini, ini.". Ada juga yang bilang, "Ini adalah proses belajar yang paling menyenangkan yang pernah saya alami." Sudah bagus, kan? Padahal kita nggak ngajar, hanya skenario kita buat sedemikian rupa dan mereka sendiri yang belajar. Tapi dampaknya mereka merasa itu yang paling tinggi nilainya. Jadi memang prosesnya yang harus diubah di perguruan tinggi itu.

Dunia pendidikan adalah dunia idealisme. Sementara pendidikan sendiri jika tidak dikelola secara profesional juga tidak jalan. Bagaimana Anda menyeimbangkan keduanya?

Sebenarnya terpisah. Sisi idealisme kita bukannya membentuk lulusan istilahnya, tapi memvalue-added. Menanamkan suatu value added kepada mahasiswa yang masuk sehingga menjadi lulusan, itu adalah pengetahuan dan nilai-nilai. Itu yang kita tanamkan. Itu idealismenya. Jadi usaha yang kita lakukan dalam memenej pengetahuan yang kita tanam tadi, dan itu yang disebut bisnisnya ya, mengelolanya. Kalau kita compare, mengelola perguruan tinggi dengan mengelola bisnis itu sama. Tidak ada bedanya. Kan di situ ada faktor finance, ada faktor operasional?

Bedanya, kalau di pabrik kan dia milih barang mentah dikelola menjadi barang jadi. Kalau di rumah sakit ya menyembuhkan penyakitnya. Kalau di kita kan hampir mirip dengan di rumah sakit. Umumnya kita menambah value, itu yang kita garap. Di bisnis sama, tidak beda ya? Makanya teman-teman banyak yang mengatakan, kalau mengelola perguruan tinggi dengan gaya bisnis itu seolah-olah berdosa. Banyak yang mengungkapkan demikian. Tapi kalau filosofinya bagaimana kita berusaha dengan profesional untuk supaya targetnya tercapai, sama (dengan bisnis:

red). Kawan-kawan di dunia industri tetap bilang ini bisnis ya.

Cuma bisnis yang muatannya lain?

Ya, tetap ada suatu nilai idealismenya. Ya, memang harusnya bisalah.

Ke depan, cita-cita apalagi yang ingin Anda wujudkan setelah dari semua yang Anda bangun selama ini?

Kalau di perguruan tinggi kita kan mencoba memberikan contoh, dan kebetulan ini kegiatan terbesar yang kita lakukan. Ternyata kalau kita menerima mahasiswa masuk, banyak konsep berpikir yang salah yang ditanamkan di pendidikan sebelumnya. Di keluarga kita tidak bisa mempengaruhi karena itu hak masing-masing keluarga. Minimal yang di sekolah-sekolah di tingkat bawahnya. Yang paling mendasar dampak yang kita rasakan di perguruan tinggi adalah kemampuan bertanya. Waduh.

mahasiswa yang berani bertanya. takut kan mereka bertanya? Karena ini budaya. Padahal budaya bertanya itu, kalau mereka bertanya mereka bisa explore segala macam. Minimal dia akan bertanya terus pada diri sendiri. Itu akhirnya kita berpikir, kita harus memberi contoh juga pada tingkat di bawahnya.

Jadi kita akan mendirikan sekolah. Tapi model kita tidak akan berbentuk seperti yang sudah ada. Biar pun model ini kalau kita lihat layer kita masih pasang di layer atas. Karena kita belum berani pasang di layer bawah ditinjau dari segi ekonominya. Tapi suatu saat kita akan turun jugalah. Jadi kita masih pakai yah.menanamkan ini pada yang atas karena kita juga lagi belajar ya? Proses belajar kan harus berhasil? Jadi kita menanamnya di atas, mungkin pengalaman ini nanti akan coba kita turunkan sebagai model. Mudah-mudahan model ini tidak kalah di perguruan tinggi, secara cepat kalau ikut program lain. Kalau ini dilewati Indonesia akan bangun lebih cepat, kan?

Hal apa yang paling memotivasi Anda untuk berkarya di bidang ini?

Pada awal berdiri kita punya moto, bahwa kita ingin berperan membangun bangsa melalui pengetahuan. Namanya kebetulan juga Bina Nusantara. Itu pun nama yang diberikan kawan-kawan seperjuangan ayah di masa penjajahan. Dan itu menjadi spirit seluruh civitas akademik kita. Itulah kenapa dinamakan Bina Nusantara, karena kita punya cita- cita melalui pendidikan ini kita harus bisa berperan membangun bangsa Indonesia. Itu folosofi yang ditanamkan oleh penasihat kawan seperjuangan ayah. Pada awal mulai mereka juga bilang, "Jangan mengecewakan kami ya? Jika Anda mengundang kami, ikuti apa pun tujuan, visi. Jangan sampai Anda hanya pinjam nama tetapi tidak bertanggung jawab!" Itu yang selalu kita ingat. Memang masa itu waktu kita tumbuh, semua perguruan tinggi pakai nama leader ya.jenderal dan sebagainya. Kalau sekarang sudah hilang ya. Cuma saya bilang waktu itu, "Saya tidak akan pernah mencatut nama. Karena tidak ada gunanyalah nama-nama yang dipasang!" Iya, toh? Sampai hari ini kita tidak pernah pasang.

Kalau spirit dari dalam Anda sendiri?

Kalau visi dasar saya sebagai individu adalah bagaimana saya melayani banyak orang, sehingga mereka bisa berguna bagi negara dan bangsa ini. Yang menjadi panutan paling kuat bagi saya adalah Ibu Theresa.

Sentuhan kemanusiaannya.

Bagaimana Anda memaknai perjalanan hidup dan kesuksesan ini?

Saya merasakan bahwa apa pun yang kita capai saat ini adalah bukan dari individu. Kadang-kadang saya berpikir bahwa Binus ini bukan milik saya, tapi Binus ini milik Tuhan yang dipercayakan kepada saya.

Sehingga saya harus jaga baik-baik, sehingga ya tidak mengecewakan Pemiliknya.. Filosofi sebenarnya itu. Lebih mudah, kan? Dari pada kalau milik kita, kita bisa nggak tidur! Iya, kan? Kalau dibalik seperti itu, ini hanya milik Yang di Atas, kita hanya diberi kepercayaan, kan kita tinggal membagikan itu kepada kawan-kawan yang lain dan mereka rata-rata ikut setuju. Lebih enak lagi, kan? Sehingga gerakannya saya bilang, "Saya bukan tipe seorang pemimpin yang akan memonitor day to day apa yang kalian lakukan, tapi yang ingin saya tanamkan adalah bahwa pengawasnya bukan saya, pengawasnya adalah Pemiliknya". Lebih enak lagi, kan?