Wednesday, August 30, 2006

To Be Or Not To Be

Seorang pemimpin bangsa Cina modern, Dr. Sun Yat Sen, adalah orang
yang menpopulerkan semboyan "to be or not to be". Secara bebas,
semboyan tersebut bisa diterjemahkan menjadi : "berhasil atau tidak
berhasil".

Kata-kata tersebut mengandung arti yang dalam. Manusia harus selalu
menyadari bahwa sistem dualisme selalu mengatur dunia ini dalam dua
kutub yang saling berlawanan. Ada gelap ada terang, ada tinggi ada
rendah, ada besar ada kecil dan seterusnya. Oleh sebab itu, dalam
mengejar suatu cita-cita, perlu selalu dipahami bahwa pilihannya juga
hanya ada dua, yaitu berhasil atau gagal.

Berhasil berarti kemenangan, gagal berarti kehancuran. Maka, dalam
hal perjuangan mencapai cita-cita luhur, tidak ada kompromi. Tidak
ada pilihan untuk setengah berhasil atau setengah gagal. Yang ada
hanya "berhasil" ! Kita menolak kegagalan, sehingga kegagalan harus
dicoret dari kamus kehidupan kita.

Para pemimpin telah menetapkan bahwa pilihan harus hanya satu,
yaitu "berhasil". Tidak pernah ada kegagalan. Yang mungkin ada
hanyalah "belum berhasil", bukan kegagalan.

Para kandidat yang ingin menjadi pemimpin usaha yang berhasil, harus
benar-benar mengambil intisari pelajaran ini. Tidak akan pernah ada
kegagalan, selama kita belum berhenti berusaha. Sir Winston
Churchill mengatakan : "Jangan mengaku kalah ! Jangan, jangan dan
jangan pernah menyerah dalam hal apa pun yang Anda lakukan !"

Perlu dimengerti bahwa suatu perjalanan panjang menuju cita-cita
adalah suatu garis penghubung antara dua titik yang saling berjauhan,
yang satu di sini yang lain nun jauh di sana, dan diantara keduanya
terdapat serangkaian gunung terjal serta lembah dan jurang yang
curam. Gunung terjal menempatkan kita di posisi ketinggian pada satu
saat, sedangkan lembah dan jurang mengharuskan kita berada di
kerendahan pada saat berikutnya.

Tidak ada sesuatu yang salah dengan hal itu, semua wajar-wajar saja
dan memang seharusnya begitu. Demikian juga berbagai kemenangan dan
kejatuhan kecil sepanjang perjalanan menuju sukses, adalah suatu hal
yang wajar-wajar saja dan memang harus dilalui. Tidak ada jalan
pintas. Tiada kebahagian tanpa pengorbanan, jer basuki mowo beo,
pepatah Jawa mengatakan.

Sebuah perjalanan hidup adalah sebuah proses belajar tanpa henti.
Tidak ada garis finish, kecuali saat kematian. Dan aturan alam
menghendaki bahwa proses belajar memang harus sarat dengan jatuh
bangun, karena jatuh bangun akan membuat manusia menjadi makin matang
dan piawai. Jatuh bangun membentuk pengalaman, sedangkan pengalaman
adalah guru terbaik bagi siapa pun.

Seseorang yang belajar mengendarai sepeda akan lebih mahir setelah
mengalami jatuh bangun sebanyak 100 kali daripada orang lainnya yang
hanya mengalami hal itu sebanyak 50 kali. Seorang anak balita (usia
di bawah lima tahun) yang mengalami jatuh bangun lebih banyak ketika
belajar berjalan, akan lebih kuat dan lebih waspada daripada anak
lainnya yang mengalaminya lebih sedikit.

Demikian juga seorang uahawan yang berkali-kali mengalami kejatuhan
sebelum sukses, akan menjadi pengusaha yang tangguh dan tak perlu
diragukan lagi kepiawaiannya.

Berdasarkan hal-hal itu, tulisan ini ingin memberi pesan kepada semua
saja, baik yang sudah dalam proses jadi pengusaha mau pun yang masih
menjadi karyawan, agar dalam usaha mewujudkan cita-cita jangan sekali-
kali mengenal kata menyerah.

Nikmatilah kerja, karena kenikmatan sejati terletak pada penjiwaan
dan penghayatan kerja, bukan pada hasilnya, baik berupa uang mau pun
materi lainnya. Kenikmatan kerja sifatnya abadi, sementara
kenikmatan materi bersifat sementara, berjangka pendek dan
menyesatkan.

Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan

Monday, August 28, 2006

Do You Know?

Do you know what is family?
Do you really understand what is behind the word family?

It gives me a shock when I know the answer.

So long I never realize I don't know the real

Meaning of family..........

Here Is The Answer .......... FAMILY =




(F)ather

(A)nd

(M)other

(I)

(L)ove

(Y)ou




WHY does a man want to have a WIFE? Because:

(W)ashing

(I)roning

(F)ood

(E)ntertainment




WHY does a woman want to have a HUSBAND?

because:

(H)ousing

(U)nderstanding

(S)haring

(B)uying

(A)nd

(N)ever

(D)emanding



Do you know that a simple "HELLO" can be a sweet one?

Especially from your love one. (I mean not only from the boyfriend/girlfriend).

The word HELLO means :

(H)ow are you?

(E)verything all right?

(L)ike to hear from you

(L)ove to see you soon!

(O)bviously, I miss you ..

STUPID QUESTIONS WITH THE SMART ANSWERS:

BOY : May I hold your hand?
GIRL : No thanks, it isn't heavy.

GIRL : If w! e become engaged will you give me a ring??
BOY : Sure, what's your phone number??

GIRL : Say you love me! Say you love me!
BOY : You love me...

GIRL : I think the poorest people are the happiest.
BOY : Then marry me and we'll be the happiest couple

GIRL : Darling, I want to dance like this forever.
BOY : Don't you ever want to improve??

BOY : I love you and I could die for you!
GIRL : How soon??

BOY : I would go to the end of the world for you!
GIRL : Yes, but would you stay there??

SHARON : Have you ever had a hot passionate, burning kiss??
TRACY : I did once. He'd forgotten to take the cigarette out of his mouth.

MAN : You remind me of the sea.
WOMAN : Because I'm wild, romantic and exciting?
MAN : NO, because you m! ake me sick.

WIFE : You tell a man something, it goes in one ear and comes out of the other.
HUSBAND : You tell a woman something: It goes in both ears and comes out of the mouth.

MARY : John says I'm pretty. Andy says I'm ugly.What do u think,
Peter?
PETER : A bit of both. I think you're pretty ugly.

1) Girlfriend : "...And are you sure you love me and no one else ?"
Boyfriend : "Dead Sure! I checked the whole list again yesterday".

2) Teacher : "Which is more important to us, the sun or the moon?"
Pupil : "The moon".
Teacher : "Why?"
Pupil : "The moon gives us light at night when we need it but the sun gives us light only in the da! y time when we don't need it".

3) Teacher : "What do you call a person who keeps on talking when people are no longer interested?"
Pupil : "A teacher".

4) Waiter : "Would you like your coffee black?"
Customer : "What other colors do you have?"

5) My father is so old that when he was in school, history was called current affairs.

6) Teacher : "Sam, you talk a lot !"
Sam : "It's a family tradition".
Teacher : "What do you mean?"
Sam : "Sir, my grandpa was a street hawker, my father is a teacher". Teacher : "What about your mother?"
Sam : "She's a woman".

7) Tom : "How should I convey the news to my father that I've failed?"
David: "You just send a telegram: Result declared, past year's performance repeated".

8) Teacher : "Now, children, if I saw a man beating a donkey and stopped him, what virtue would I be showing?"
Student : "Brotherly love".

9) Patient : "What are the chances of my recovering doctor?"
Doctor : "One hundred percent. Medical records show that nine out of ten people die of the disease you have. Yours is the tenth case I've treated. The others all died".

10) ! Teacher : " George Washington not only chopped down his father's Cherry tree, but also admitted doing it.
Now do you know why his father didn't punish him ?"
One Student: " Because George still had the axe in is hand."

28 WAYS TO MAKE A GIRL SMILE =)

[1] tell her she is Beautiful. not hot or fine.

[2] hold her hand at ANY moment even if it is just for a second.

[3] Kiss her on the forehead.

[4] leave her voice messages to wake up to.

[5] ALWAYS tell her you love her at any & and all times.


[6] when she is upset, hold her tight & tell her how much she means to u


[7] recognize the small things ..they usually mean the most.

[8] call her Sweetie or BABY


[9] Sing to her no matter how horrible your voice is


[10] pick her over all the OTHER girls you hang out with

[11] write her notes. (she loves them)


[12] introduce her to family & friends as your girlfriend

[13] play with her hair.

[14] pick her up, tickle her, & play WRESTLE with her.

[15] sit in the park & just TALK to her.

[16] tell her funny jokes, tell her stupid jokes, just tell her joke

[17] throw pebbles at her window in the middle of the night just because u missed her.


[18] let her fall asleep in your arms

[19] carve your names into a TREE.

[20] if she`s mad. Kiss her

[21] give her piggyback rides

[22] bring her flowers just because


[23] treat her the same around your friends as you do when you`re alone

[24] look her in the eyes & Smile


[25] let her take as many pictures as she wants

[26] SL0W DANCE with her, even if there isn't any music playing

[27] KISS HER IN THE RAIN


[28] if you`re in love with her tell her

Friday, August 25, 2006

永 遠 失 去

我 不 要   我 不 要

我 不 要 那 樣 子

請 不 要 帶 走 他

我 不 要 永 遠 看 不 到 他

請 別 對 我 那 麼 殘 忍

別 讓 我 再 也 見 不 著 他

請 不 要 讓 我 心 痛

不 要   不 要   不 要

好 可 怕   好 可 怕 




天 呀    這 是 個 什 麼 樣 的 夢

讓 我 嚇 傻 了

醒 來 以 後 臉 上 滿 是 害 怕

好 可 怕   好 可 怕 

這 樣 的 夢 讓 我 心 好 不 安

作 了 那 個 夢 後    我 又 失 眠 了

不 敢 再 闔 上 眼 睛   好 怕 一 閉 上 眼 睛

又 會 掉 入 那 樣 可 怕 的 夢 裡

醒 來 後 想 到     其 實 不 只 是 夢

連 生 活 習 慣 都 還 帶 有 離 不 開 你 的 味 道

像 是 習 慣 性 的 晚 上 睡 前 ...
CARA BERFIKIR ORANG SUKSES
"Successful people think differently than unsuccessful people"

Ungkapan ini berusaha menjelaskan bahwa perbedaan utama antara orang sukses dan orang gagal ada pada cara berpikirnya. Mereka yang sukses adalah mereka yang selalu menggunakan kekuatan berpikir untuk terus memperbaiki hidupnya sehingga lebih baik.

Orang-orang yang sukses ini adalah mereka yang memiliki tipe berpikir
positif. Tipe berpikir orang-orang sukses ini adalah:

1.Big picture thinking bukan small thinking
Cara berpikir ini menjadikan mereka terus belajar, banyak mendengar dan terfokus sehingga cakrawala mereka menjadi luas.

2.Focused thinking bukan scattered thinking
Sehingga dapat menghemat waktu dan energi, loncatan-loncatan besar dapat mereka raih.

3.Creative thinking bukan restrictive thinking
Proses berpikir kreatif ini meliputi: think-collect-create-correct-connect.

4.Realistic thinking bukan fantasy thinking
Memungkinkan mereka meminimalkan risiko, ada target & plan, security, sebagai Katalis dan memiliki Kredibilitas.

5.Strategic thinking bukan random thinking
Sehingga simplifies, customize, antisipatif, reduce error and influence
other dapat dilakukan.

6.Possibility thinking bukan limited thinking
Mereka dapat berpikir bebas dan menemukan solusi bagi situasi yang
dihadapi.

7.Reflective thinking bukan impulsive thinking
Memungkinkan mereka memiliki integritas, clarify big picture, confident decision making.

8.Innovative thinking bukan popular thinking
Menghindari cara berpikir yang awam untuk meraih sesuatu yang lebih
baik.

9.Shared thinking bukan solo thinking
Berbagi pemikiran dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.

10.Unselfish thinking bukan selfish thinking
Memungkinkan mereka berkolaborasi dengan pemikian orang lain.

11.Bottom line thinking bukan wishful thinking
Berfokus pada hasil sehingga dapat meraih hasil berdasarkan potensi
pemikiran yang dimiliki.
IQ Fun Test...

Kalo gak mau dibilang IQ-nya tiarap, silahkan dicoba....

Ada 5 buah rumah yang masing2 memiliki warna berbeda. Setiap rumah dihuni satu orang pria dgn kebangsaan yang berbeda2. Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman tertentu, merokok satu merek tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu. Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang minum minuman yang sama, merokok merek rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.

PERTANYAANNYA : SIAPAKAH YANG MEMELIHARA IKAN ?

Petunjuk :

- Orang Inggris tinggal dirumah yang berwarna merah.

- Orang Swedia memelihara Anjing.

- Orang Denmark senang minum teh.

- Rumah berwarna hijau terletak tepat disebelah kiri rumah berwarna putih.

- Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.

- Orang yang merokok Pall Mall memelihara burung.

- Penghuni rumah yang ditengah2 senag minum susu.

- Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.

- Orang Norwegia tinggal dirumah paling pertama.

- Orang yg merokok Marlboro tinggal disebelah orang yg memelihara kucing.

- Orang yang memelihara kuda tinggal disebelah orang yang merokok Dunhill.

- Orang yang merokok Winfield senang minum bir.

- Disebelah rumah berwarna biru tinggal orang norwegia.

- Orang Jerman merokok Rothmans.

- Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.!

Albert Einstein menyusun teka-teki ini pada abad yang lalu. Dia menyatakan 98 % penduduk didunia tidak mampu memecahkan teka-teki ini. Apakah anda termasuk yang 2 % ?

Selamat mencoba !!!

Thursday, August 17, 2006

Larry Bossidy
Memilih Tim Inti dengan Bijak

Banyak anak banyak rezeki. Itu kata orang-orang zaman dulu sebelum
keluarga berencana diterapkan. Sekarang, prinsip hidup sudah berubah,
sedikit anak, sukses bagi orang tua dan juga anak di masa depan.
Namun, Larry Bossidy merupakan pengecualian. Bapak dari sembilan anak
ini ternyata sukses memimpin perusahaan internasional dengan 77.000
pegawai yang beroperasi di 44 negara serta membukukan total
pendapatan fantastis, yaitu: sebanyak $ 15 miliar. Siapa bapak yang
sukses tersebut? Apa kiat suksesnya dalam bisnis? Simak yang berikut.

Menghormati Karyawan
Pemimpin, siapa pun dia, tidak akan berhasil tanpa bantuan orang
lain. Demikian juga dengan pemimpin bisnis; jika ingin sukses, mereka
harus menghormati rekan kerja mereka yang mendukung kegiatan bisnis
mereka sehari-hari. Inilah yang disadari benar oleh Larry Bossidy. Ia
merasa bahwa seorang pemimpin lebih membutuhkan pendukung daripada
pendukung membutuhkan pemimpin. Untuk itu, jika ia telah mendapatkan
pendukung yang pas, ia akan menjaga hubungan baik dengan pendukung
(baca: karyawan) tersebut. Menurut Bossidy, tugas seorang CEO adalah
mengelola manusia yang terlibat (terutama karyawan) untuk mencapai
tujuan bersama. CEO bertugas untuk menjaga minat dan dedikasi
karyawan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Caranya?
Dengan menjaga komunikasi yang efektif dengan mereka.

Memilih yang Positif
Guna mendapatkan pendukung yang tepat, Larry Bossidy menetapkan
kriterianya sendiri, yaitu: Positif, memiliki ambisi untuk sukses dan
team player. Faktor utama yang disebut oleh Bossidy adalah berpikir
positif. Semua orang sukses (baik dalam pekerjaan atau dalam bisnis)
memiliki cara berpikir positif. Cara berpikir ini banyak membantu
untuk lebih jeli dalam melihat dan meraih kesempatan. Memiliki
pikiran positif saja tidaklah cukup, seseorang perlu memiliki ambisi
yang kuat untuk sukses. Ambisi ini akan menjadi energi yang membakar
semangat orang tersebut untuk berusaha yang terbaik mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Selanjutnya adalah team player. Ambisi yang tinggi bukan merupakan
jaminan sukses. Ambisi ini perlu dilengkapi dengan kemampuan untuk
bekerja sama dalam sebuah tim, karena semakin besar bisnis yang harus
ditangani, semakin kita merasa perlunya dukungan orang lain (dalam
hal ini karyawan). Jadi, jika sikap positif dikombinasi dengan ambisi
yang positif serta hubungan kerja sama yang juga positif, maka
hasilnya umumnya bisa menjadi tiga kali lebih positif.

Mengenal Talenta
Larry Bossidy menyatakan bahwa seorang pemimpin perlu mengenal dengan
baik dirinya sendiri maupun orang-orang yang bekerja sama dengannya
dalam satu tim. Dengan saling mengenal, anggota tim bisa saling
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan anggota tim. Dengan demikian
satu anggota tim bisa menyumbangkan kemampuan yang saling melengkapi
dengan anggota tim lainnya.
Ketika Larry Bossidy diangkat menjadi CEO di Allied Signal (Honeywell
International Inc), ketiga prinsip inilah yang menjadi pegangannya,
yaitu berpikir positif dan mengenal talenta diri dan anggota tim
pendukung. Anda ingin seperti Larry? Selamat mencoba.



Tas Dari Bahan Kain Bekas Diekspor ke Brazil & Spanyol

Sisa-sisa potongan kain bekas dari limbah pabrik tekstil yang
biasanya banyak dibuang ke tempat sampah, namun bagi Titik Widarti
justru kain bekas bisa dimanfaatkan untuk bahan pembuatan kerajinan
tangan tas maupun souvenir rumah tangga.

Berawal dari hobinya menjahit bordil seprei dan sarung tangan,
pengusaha yang akrab disapa Titik ini, melakukan kreasi dari sisa
potongan kain bekas limbah itu untuk dibuat taplak meja, gordyn,
sarung bantal, seprei, dan berbagai jenis souvenir. Dan hasilnya pun
lumayan. Dari kerajinan yang dibordil itu ternyata banyak diminati
kalangan ibu-ibu peserta PKK dan arisan di tempat dekat rumahnya.

Berkat kejeliannya melihat peluang pasar itu, Titik mulai melebarkan
sayap usahanya dengan mencoba kecil-kecilan membuat tas belanja, tas
santai, dan tas untuk bepergian. Kerajinan tangan tas itu lalu ia
coba pasarkan ke berbagai daerah Bali, Kalimantan dan Jakarta. Dari
ketiga daerah yang ia jelajahi, rupanya hanya Bali yang banyak
pemesannya. "Sejak itu pula kerajinan tas saya mulai banyak diminati
para turis asing. Bahkan salah satu turis dari Brazil dan Spanyol
terus minta order hingga kini," katanya.

Sudah hampir lima tahun, kerajinan tangan tas berhasil menembus pasar
ekspor negara Samba dan Spanyol. Nilai ekspornya tak begitu besar.
Namun diakui Titik, meski nilainya hanya Rp 27 juta setiap bulannya,
tapi berjalan rutin hingga kini. "Nilai ekspornya kecil, tapi saya
merasa puas karena saya bisa banyak belajar menciptakan berbagai
model tas sesuai pesanan eksportir itu," ungkapnya.

Dia mengakui kalau ketrampilan dalam membuat berbagai kerajinan
tangan tas itu diperolehnya dari pengalaman ekspor. Karena setiap
model yang dibuatnya mengikuti pesanan yang datang dari
eksportir. "Saya merasa dipandaikan oleh konsumen. Saya yang tadinya
ngga bisa bikin tas beragam model, sekarang saya bisa. Jadi, saya
bisa punya ketrampilan seperti ini karena konsumen," selorohnya.
Usaha kerajinan yang dirintis sejak 1995 dengan bendera Tiara
Handycraft itu awaknya hanya bermodalkan Rp 500 ribu, plus dua unit
mesin jahit. Untuk memulai usahanya ia merekrut enam orang pekerja
dari penyandang cacat tuna rungu dan anak-anak yang putus sekolah.

Dengan modal kecil ia tak perlu kontrak untuk tempat usahanya, tapi
memanfaatkan rumahnya sendiri di daerah Sidosermo Surabaya. "Mula-
mula enam orang yang mau kerja itu merasa kaget, dikira saya cuma
main-main. Karena mereka melihat bahan kain yang saya pakai limbah
pabrik tekstil. Tetapi setelah saya jelaskan kalau bahan kain bekas
limbah ini punya nilai ekonomis, eh.. mereka malah kaget," ujarnya.

Setelah hampir 10 tahun, Tiara Handycraft dengan menerapkan konsep
manajemen bakulan ternyata terus menapak meraih berbagai penghargaan
tingkat nasional maupun internasional. Pada 2005 lalu Titik pernah
memperoleh penghargaan dari PBB karena dinilai berhasil melakukan
pembinaan terhadap pekerja penyandang cacat. Memang dari sejumlah 70
pekerjanya sekitar 80 persen terdiri dari penyandang cacat tuna
rungu, tuna wicara dan tuna daksa. Sedangkan 20 persennya lagi
berasal dari anak-anak yang putus sekolah.

Selain itu penerapan manajemen bakulan pada bidang usahanya yang
dinilai sukses mengatasi berbagai kesulitan, juga menorehkan
penghargaan Komite Nasional Pencanangan Tahun Mikro-Kredit
International pada 1995. "Entah, saya nggak tahu apa kriterianya.
Cuma dari awal saya memperoleh pinjaman dana jumlahnya tak pernah
besar. Tapi selalu Tunas. Pertama kali saya dapat kredit dari Pemkot
Surabaya cuma Rp5 juta, kedua dari FTP Rp4 juta, ketiga dari PLN Rp4
juta. Dan sekarang PLN memberi pinjaman Rp30 juta. Ini pinjaman tanpa
agunan," cetus Titik.

Sebenarnya ia ingin mengembangkan usahanya dari pinjaman bank atau
lembaga keuangan lain, namun karena tak memiliki agunan maka usaha
kecil seperti ini tidak pernah mendapat fasilitas kredit.

"Jangankan dari swasta, pemerintah pun yang sudah tahu prestasi usaha
saya, tak sedikit pun ada perhatian terhadap nasib usaha kecil
seperti saya. Padahal aset dalam usaha saya sudah mencapai Rp150
juta, tapi kenyataannya saya sulit mendapat pinjaman," keluh Titik.

Kain bekas itu diperolehnya- secara barter dari pabrik tekstil. Titik
mengambil limbah potongan kain bekas untuk dipakai bahan tas, lalu
produk jadinya (tas) dibeli dengan harga pokok 40 persen lebih
rendah. "Kalau seumpama harga pokok penjualan tas itu RplOO ribu,
maka saya harus menjualnya dengan harga Rp60 ribu kepada pabrik yang
saya ambil limbahnya. Berarti nilai bahan kain bekas itu seharga Rp40
ribu untuk satu tasnya," paparnya.

Selama ini dalam praktik barter yang sudah berlangsung antara Titik
dengan pabrik tekstil dilakukan tanpa ada transaksi lagi pembelian
bahan kain bekas tersebut. "Maksudnya, saya tinggal mengambil bahan
kain bekas dari limbah pabrik itu, lalu setelah saya bikin tas,
produk jadinya langsung dibayar seharga 40 persen lebih rendah dari
harga pokok penjualan." Produk kerajinan tangan Tiara Handycraft ini
memang dipasarkan melalui dua cara penjualan. Pertama, hasil
kerajinan tangan jenis tas langsung dibeli oleh pabrik tekstil tempat
mengambil limbah bahan kain bekas, dan kedua, dipasarkan sendiri
melalui penjualan langsung kepada buyers lokal maupun asing.

Harga jenis kerajinan tas untuk kualitas ekspor paling murah Rp85
ribu sampai yang paling mahal Rp250 ribu/unit. Sedangkan untuk produk
souvenir dijual seharga terendah Rp12.500-Rp25.000/ unit Produk
souvenirnya sendiri hanya dipasarkan untuk buyers lokal. "Memang
untuk produk souvenir ini belum bisa menembus ekspor. Karena
kebanyakan produknya berupa�pernikpernik seperti asesoris gantungan
tas dan lain-lain," ucapnya.

(Arief Rahman, Pengamat usaha kecil yang berdomisili di Surabaya).

Wednesday, August 16, 2006

POTRET WIRAUSAHAWAN
Oleh : Ir. H. Budi Santoso

Ada anggapan bahwa, kewirausahaan itu bakat dari lahir dan karenanya
tidak dapat diajarkan. Etnis Cina dianggap memiliki bakat dibidang
perdagangan, maka mereka potensial menjadi wirausahawan. Sedangkan
suku Jawa dianggap memiliki mental priyayi dan suku Minang dianggap
tidak dapat menjadi wirausahawan yang sukses. Lalu konklusinya, baik
orang Jawa maupun orang Minang dianggap tidak mampu menjadi seorang
pengusaha.
Benarkah demikian ?. Menurut hemat kami, mitos-mitos tersebut diatas
tidak benar, sebab pengertian kewirausahaan bukan berpijak pada bakat
sejak lahir, melainkan erat dengan tindakan atau aksi. Jadi tindakan
atau aksi itulah yang menentukan seseorang sukses menjadi wirausahwan
atau tidak.

Pengertian kewirausahaan.
Sebelum istilah wirausaha sepopuler seperti sekarang ini, dulu sering
kita dengar istilah wiraswasta. Kata "wiraswasta" berasal dari Wira
yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Swa
berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta
(entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan
layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri
diatas kaki sendiri.

Definisi Kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi
mereka melihat dari perspektifnya masing-masing. Agar penegrtian
kewirausahaan dapat diterapkan sesuai dengan lingkungan negara kita,
maka telah disepakati definisi sebagai berikut ini.
Kewirausahaan adalah kesatuasn terpadu dari semangat, nilai-nilai dan
prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat
perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan
atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada
langganan dan piahak-pihak lain yang berkepentingan termasuk
masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya definisi kewirausahaan yang telah disepakati tersebut
akan lebih jelas jika dilengkapi dengan kualifikasi wirausahawan itu
sendiri. Berdasarkan kualifikasi seseorang, wirausahawan dibedakan
menjadi tiga yakni wirausahawan andal, wirausahawan tangguh,
wirausahawan unggul.

Wirausahawan Andal.
Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut.
Yakni :
Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari
penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.

Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan
dan memanfaatkannya peluang tersebut.

Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan
barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien.

Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah
dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli.

Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur,
hemat, dan disiplin.

Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas
dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.

Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan
kapasitas perusahaan denagn memanfaatkan dan memotivasi orang lain
(leadership/managerialship) serta melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dgn resiko yang moderat.

Kedelapan, berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta
menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak
yang berkepentingan dgn perusahaan.

Monday, August 14, 2006

MEMBANGUN MORALITAS PEMASAR BERBASIS NURANI
Belajar Dari Kasus Coca Cola

Beberapa waktu yang lalu, kita bersama di milist membaca sebuah fenomena tentang “11 alasan mengapa tidak mengkonsumsi Coca Cola”. Bagi seorang ‘pemasar pemula’ atau bahkan mungkin di ‘kalangan akademisi’ hal ini sudah pasti merupakan sebuah isu yang begitu menarik perhatian, menghabiskan ‘banyak energi’ dan dijadikan topik kajian untuk dibahas diberbagai kesempatan. Namun di kalangan ‘pemasar profesional’ dan ‘praktisi’ ini merupakan hal yang ‘sangat biasa’, bahkan dapat dinggap sebagai sebuah kasus yang ‘sangat wajar’ di dunia pemasaran dan ‘dapat dimengrti’ terjadi untuk sebuah produk ‘Market Leader’. Akan tetapi untuk sebuah pembelajaran, harus saya akui bahwa terlepas dari apapun ‘fenomena ini’ cukup menarik. Perkenankan saya dengan segala keterbatasan pengetahuan dan pengalaman mencoba mengkaji hal ini dari beberapa sudut pandang, tentunya dengan harapan semoga kita semua, terutama ‘generasi muda pemasar’ dapat belajar memahami fenomena ini dan ‘belajar dari pengalaman’ tanpa sedikitpun bermaksud membela merek tersebut, karena tanpa tulisan ini pun saya yakin bahwa Coca Cola itu adalah Excelent of Brand

Jika kita mau ‘meluangkan ingatan’ kemasa lalu dan menoleh sedikit ke belakang, maka kasus ini bukanlah kasus pertama terjadi di dunia pemasaran. Ada beberapa kasus fenomenal yang bahkan melebihi apa yang di alami oleh “Soft Drink, terutama Coca Cola” saat ini. Sengaja saya garis bawahi, karena sejarah pemasaran mungkin telah mencatat bahwa pegeseran, materi ‘black campaign’ memang terjadi. Pada awalnya ketika pertama kali dipublikasikan, materi tersebut diberi judul ’11 alasan mengapa tidak minum Soft Drink’ yang memang pada saat itu sangat merajai pasar dengan market share lebih dari 80%. Seiring dengan berjalannya waktu, materi itu kemudian ber-replikasi menjadi ’11 alasan mengapa tidak minum Coca Cola” yang tak satupun orang meragukan keperkasaannya ‘merajai pasar’ soft drink hingga saat ini, dan menjadi barometer keberhasilan sebuah produk minuman di seantero jagad. Jadi sangat tidak berlebihan jika saya pun harus mengakui merek Coca Cola sebagai “Produk Market
Leader Sejati”.

Kasus-kasus ini juga dialami oleh beberapa produk ‘market leader’ farmasi, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu pada produk-produk Tempo Group, walau dalam tataran yang agak berbeda. Pada suatu ketika kita dihebohkan oleh edaran, yang disebar berupa selebaran maupuin di milist yang ‘seolah-olah’ dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) tentang produk obat-obatan yang ‘haram’ dikonsumsi karena mengandung zat-zat yang dianggap berbahaya dan dilarang penggunaannya. Tindakan ini bisa dikatakan ‘pengecut’ dan ‘premanisme pemasaran’ karena tidak dilakukan dengan elegan dan menggunakan jalur-jalur resmi di media massa, baik media cetak maupun elektronika. Namun dengan sangat mudah dan cepat isu tersebut dapat diklarifikasi dengan cepat, dan hebatnya klarifikasi itu tidak dilakukan oleh pihak ‘Korban’ Tempo Group sebagai distributor/pemegang lisensi produk, tetapi disampaikan langsung oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Badan POM. Dapat di duga bahwa ‘kemunginan besar’ bahkan sangat mungkin hal ini dilakukan oleh kompetitor terdekat dan dapat di kategorikan sebagai ‘Produk Market Follower’. Sehingga merupakan gambaran keputus-asaan ‘market follower’ menghadapi ‘market leader’ berkenaan dengan hal paling krusial dalam pemasaran, yaitu HARGA!

Market Leader VS Market Follower

Posisi sebagai market leader atau bukan, juga jadi faktor yang menentukan kapan saat yang tepat untuk menentukan harga. Market leader punya keleluasaan untuk bertindak sebagai inisiator menaikkan harga di pasar, karena posisi yang solid dan Konsumen tidak dengan begitu saja beralih akibat adanya kenaikan harga, dengan catatan masih pada tingkat yang lumrah. Jika sebuah produk termasuk kategori market follower, maka sesungguhnya yang bisa dilakukan hanyalah ‘wait and see’ terhadap action yang dilakukan oleh leader. Akan berdampak serius apabila follower menaikkan harga, sedangkan ternyata pesaing utama tetap mempertahankan harga. Situasi ini justru akan mempersulit posisi di pasar. Dan tidak dapat diabaikan bahwa benchmark sebuah produk adalah market leader. Padahal secara biaya, kemungkinan biaya produksi per kapita produk follower mungkin lebih besar dari pada produk leader. Dan salah satu dari ’tindakan keliru’ yang bisa dilakukan adalah men-develop sebuah materi ’black campaign’ dan di komunikasikan ’secara tidak elegan’ pada konsumen ’produk market leader’

Kembali ke bahasan awal, Seberapa jauh kebenaran isu Coca Cola tersebut, ditinjau dari sisi keilmuan? Apakah ’Black campaign’ itu merupakan tindakan efektif? lalu seberapa besar pengaruh ’Black Campaign’ itu terhadap penjualan Coca Cola? dan apa yang sesungguhnya terjadi? Apakah ini merupakan satu-satunya ’fenomena Black Campaign’? Sejauh ini, apa yang bisa kita petik?

Di hampir semua negara termasuk Indonesia berlaku ketentuan yang sangat ketat untuk sebuah produk yang akan memasuki pasar. Berbagai produr ketat harus dilalui untuk memperoleh nomor registrasi dari Badan Pemeriksa Obat dan makanan (BPOM-RI) sebelum produk tersebut diedarkan di pasar. Jadi dapat dikatakan, jika sebuah produk dinyatakan lolos dan mendapatkan nomor registrasi, maka produk tersebut dapat dinyatakan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat dan pemerintah menjamin keamanan produk tersebut. Untuk produk dalam negeri yang lolos uji diberi nomor registrasi yang dapat kita lihat pada kemasan produk BPOM MD XXXXXXXXXXXXX sedangkan untuk produk impor BPOM RI ML XXXXXXXXXXX. Dalam arti yang dipersempit bolehlah jika pemerintah selalu ingatkan... Sebelum anda memutuskan untuk mengkonsumsi sebuah produk, yakinkan produk itu telah memiliki MD atau ML dengan mengabaikan ingredien/komposisi. Pemerintah sangat menyadari bahwa tidak semua konsumen mengerti dengan ingredien/komposisi sebuah produk. Hal ini tentunya dapat dipahami karena tidak semua konsumen adalah ahli gizi dan memeiliki pengetahuan tentang pangan. Dan untuk memberi kenyamanan bagi masyarakat maka MD/ML adalah sebuah jaminan atas keamanan produk untuk dikonsumsi, dan lebih dari itu MD/ML juga merupakan representasi bahwa semua ’khasiat’ yang tercantum dalam sebuah kemasan sudah sesuai dan dapat dipertanggung jawabkan. Kalaupun sebuah produk itu mengandung pemanis buatan, pengawet, bahkan zat additif lainnya, maka dengan adanya MD/ML pada produk mengindikasikan bahwa kadar zat-zat tersebut berada pada batas tolerasi yang aman untuk dikonsumsi, dan hal ini dipantau dengan ketat oleh pemerintah dengan melakukan uji terhadap sampel yang beredar secara kontinyu di pasar dan melakukan pengujian lab secara berkesinambungan sehingga bener-benar aman dikonsumsi. Demikian pun dengan Coca Cola, dengan MD pada kemasan yang tertera, maka hal ini mengindikasikan sebuah jaminan bahwa produk tersebut sangat aman dikonsuimsi dan sekali lagi, DIJAMIN OLEH PEMERINTAH!

Lalu apalagi? Apakah kita masih berfikir bahwa Coca Cola seperti yang dinyatakan oleh isu tersebut?. Sebagai merek yang sudah dikonsumsi dan beredar sepanjang tiga zaman, menemani dan menjadi sahabat kehidupan masyarakat dunia dari generasi ke generasi, berinovasi sebagai produk yang cerdas sesuai dengan dinamika perubahan lingkungan, maka sungguh ’sebuah berita’ yang sangat sulit diterima kebenarannya, karena sepanjang produk itu itu, tiga generasi paling tidak mengakui ’eksistensinya’ sebagai produk yang customer centric.
Fenomena Ekuitas Merek Produk Market Leader

Telah sering kita bahas, tentang betapa pentingnya membangun ekuitas sebuah merek, dan menjadikan produk itu customer focus bahkan consumer centric. Jika kita berafiliasi untuk menciptakan penjualan dan memenangkan pasar, maka perlu sadari bahwa sebuah merek ’tidak akan pernah besar’ jika tidak dikelola dengan ’kebesaran hati’. Sustainable sales hanya terjadi pada sustainable competitive advantadge. Mungkin sudah saatnya kita memulai sebuah gerakan moralitas pasar dengan membangun ’etika-etika yang terukur’ sebagai seorang pemasar, sehingga ketika kita menjejakkan langkah sebagai pemasar, maka hal itu didasari atas niat baik, keihklasan sebagai manusia dan mengharap ridha ALLAH semata. Paling tidak semua aktivitas pemasaran yang kita lakukan ’bernilai ibadah’ dan memiliki ’nilai kebanggaan’ sebagai seorang pemasar. Jika kita memiliki kedua nilai tersebut maka kita tidak hanya memiliki peluang dan kesempatan membangun ekuitas sebuah merek, namun lebih dari itu
’membangun ekuitas kita sebagai pemasar dan manusia’ sehingga setiap hasil yang kita raih adalah ’prestasi terbaik’ sepanjang hidup.

Ekuitas merek yang baik selalu dihasilkan oleh ekuitas pemasar yang baik, demikian pun sebaliknya dan hanya merek dengan ekuitas baiklah yang mampu menciptakan sustainable of sales dan memenangkan sustainable competitive advantadge. Tidaklah penting menjadi market leader ataupun tidak, yang penting adalah menciptakan pasar, membangun pasar, mengelola konsumen dan mendidik mereka menjadi pelanggan yang loyal dengan tingkat kepuasan yang maksimal. Perlu disadari betul oleh setiap pemasar bahwa menjadi market leader dalam pikiran pelanggan, jauh lebih baik dan berjangka panjang daripada menghalalkan semua cara menjadi market leader, namun hanya sesaat dan berjangka pendek. Tidak sedikit produk yang mendadak muncul menggebrak pasar, mendominasi jalur distribusi, ’awareness’ yang begitu baik, mencatat penjualan tertinggi, dan menjadi market leader. Namun dalam jangka waktu yang tidak lama, tidak sampai berbilang tahun, produk tersebut dalam waktu singkat menjadi market follower dan lambat laun hilang dari pasar. Apa yang sesungguhnya terjadi? Produk itu ternyata keliru menyikapi sebuah dinamika, menguasai pasar tanpa menguasai ’hati pelanggan’. Waktu akan membuktikan bahwa merek yang dibangun dengan kepercayaan yang tinggi, menjaga komitmen dengan pelanggan, meguasai hati mereka dan menjadikan mereka sebagai ’aset tak ternilai’ adalah merek dari masa depan. Merek itu tidak akan pernah meluaskan pasar sebelum yakin bahwa pasar yang dikelola saat ini satisfied dan kepuasan itu terukur secara kuantitatif, dapat dipertanggungjawabkan oleh pemasar secara moril.

Nasehat Untuk Pemasar dan ’Calon Pemasar’

Pemasar juga menggambarkan personality sebuah produk. Pemasar ’tahan bating’ selayaknya tidak hanya memiliki sebuah keahlian menjual, tapi lebih dari itu, dinantaranya :

- Mencari fakta-fakta (riset pasar)
- Membuat peramalan dan penelitian (forecasting)
- Menjalankan perubahan-perubahan yang terjadi akibat penelitian (pengembangan poduk baru).
- Meyakinkan bahwa produk-produk itu adalah apa yang dikehendaki oleh pelanggan (manajemen merek).
- Memutuskan tentang kuantitas (penyusunan anggaran).
- Memutuskan dengan harga berapa barang dijual dan dengan keuntungan berapa (kebijakkan penentapan harga).
- Menyalurkan tempat dari pembuatan ke tempat pemakaian (distribusi).
- Penjualan (manajemen penjualan)
- Mengajak lewat komunikasi (pengiklanan).

Coba kita simak dengan seksama apa yang disampaikan oleh Hermawan Kertajaya, tentang 10 (sepuluh prinsip-prinsip) pemasaran, yaitu :
1. Love your customer, respect your competitor.
2. Be sensitive to change, be ready to transform
3. Guard your name be clear who you are
4. Customers are divers go first to who really need you
5. Always offer a good product at a fair price
6. Be always available and spread the good news
7. Get your customers and keep grow the business with them
8. What ever your business is a service business
9. Always refine your process in term of quality, cost and delivery
10. Gather relevan information but make decisions bases on your wisdom

Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk menjelek-jelekan sebuah produk. Tanda-tanda kejatuhan seorang pemasar adalah ketika dia tidak mampu menguasai knowledge dari produk yang di pasarkan, ketika dia berhasil ’menjelek-jelekan’ produk pesaing dimata konsumen, ketika dia bangga karena akan keberhasilannya memanfaatkann ’keterbatasan pengetahuan konsumen’ untuk menciptakan penjualan, danketika dia selalu fokus mengkomunikasikan kekurangan produk pesaing dibandingkan keunggulan produk yang dia jual, dan ketika dia ’mengamini’ sebuah ’fitnah’ atas sebuah produk. Dari sisi membangun ’awareness’ pun demikian. Akan lebih bijak jika kita menggunakan alokasi biaya promosi untuk mengkomunikasikan produk secara jujur kepada pelanggan, daripada digunakan untuk mengkomunikasikan ’aib’ produk kompetitor yang ’belum tentu benar’.

Kalaupun hal ini merupakan sebuah kebijakkan yang harus diambil, maka ingatlah satu hal, jangan sekali-kali anda melakukan kampanye menyerang sebuah produk kompetitor, terutama ’market leader’ dengan ekuitas yang sangat terukur/teruji, sebelum anda yakin bahwa ekuitas merek yang anda jual/kelola diukurv terlebih dahulu. Karena jika hal ini anda lakukan juga, maka sungguh anda telah membuat bumerang untuk produk anda sendiri, karena anda tidak hanya akan berhadapan dengan produk leader tersebut, melainkan juga konsumennya. Pelanggan yang loyal tentu tidak akan tinggal diam, mereka akan aktif mencari informasi tentang ’kebenaran sebuah berita’ dan ketika mereka memperoleh informasi dari pihak yang ’otoritasnya dipercaya’ seperti BPOM, maka seketika konsumen anda diakuisisi dengan sangat mudah oleh leader tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun, dan anda akan menyadari ’betapa mahalnya harga sebuah akuitas’. Apapun yang anda lakukan untuk memperbaiki keadaan, hampir tak ada
gunanya, kecuali merubah merek yang anda jadikan ikon untuk kampanye negatif tadi, memulai kembali membangun pasar yang tentunya sudah semakin padat. Demikian pun, ekuitas anda sebagai pemasar akan turun drastis pada tingkat terendah, dan nilai anda sebagai manusia pun hampir tidak ada.

Jadilah pemasar sejati, pemasar yang tidak hanya memasarkan produk dan memabngun ekuitasnya, melainkan juga memasarkan nilai-nilai akhlak dan membangun ekuitas dirinya dan manusia-manusia lain yang menjadi pelanggan. Sehingga semua proses berlangsung dengan tulus dan ikatan emosi yang tinggi. jika ini terjadi maka anda tidak hanya menguasai pikiran pelanggan dan tidak hanya menguasai hati pelanggan, namun anda telah ’menguasai hidup’ pelanggan. Anda telah menciptakan konsumen yang like the brand dan commited buyer, dimana pelanggan adalah ‘pemasar tak bergaji’ bagi produk anda, karena mereka akan merekomendasikan produk anda pada setiap orang, dan tidak ada cara paling efektif di dunia untuk meningkatkan penjualan, bahkan jika dibandingkan dengan iklan dan cara apapun dan seberapapun mahalnya, di bandingkan sebuah rekomendasi.

Demikian uraian saya, sekali lagi saya mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan atas segala ’kelalaian intelektual’ yang termaktub tulisan ini. Saya yakin diantara komunitas terhormat ini, terdapat banyak sekali orang dengan pemahaman yang penuh kedalaman. Paling tidak sayapun dapat belajar dari anda semua, tentang sesuatu yang selama ini yang saya pahami, dan karena keterbatasan saya sebagai manusia.


Terima kasih, mohon maaf dan salam.

Sunday, August 13, 2006

"Knowledge Business"

Oleh: Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id

Knowledge Business? Bisnis jenis apa lagi yang satu ini? Menurut
Ralph Larson dari Johnson and Johnson, semua pelaku bisnis di
berbagai industri perlu melihat bisnisnya sebagai knowledge business.
Anggapan ini sangat membantu dalam mengambil keputusan menuju sukses.

Mengapa harus knowledge business? Simak informasi berikut.

"Product vs Knowledge"
Apa bisnis yang Anda tekuni? Jika pertanyaan ini yang diajukan pada
Ralph Larsen, CEO Johnson and Johnson, dengan tegas ia akan
mengatakan Knowledge Business. Ada dua alasan yang bisa mendukung
jawaban Ralph Larsen tersebut.
Faktor Pembeda. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi,
produk bukanlah lagi menjadi faktor pembeda karena untuk bertahan
dalam industri yang ditekuni, perusahaan perlu memenuhi kriteria
tertentu dalam fisik produk yang dijual. Jika standar tidak
terpenuhi, otomatis bisnis akan gulung tikar. Jadi, pemain yang ada
di pasar semuanya sudah memiliki produk yang unggul (telah memenuhi
standar).

Setelah produk memenuhi standar, kualitas layanan juga menjadi
perhatian untuk dibenahi. Ternyata makin banyak perusahaan yang
menyadari pentingnya kualitas layanan. Hasilnya? Kualitas layanan pun
makin ditingkatkan, hal ini mengakibatkan kualitas layanan dalam
industri yang sama semakin lama semakin mirip satu dengan yang
lainnya. Lalu, apa yang bisa menjadi faktor pembeda kita dengan
lawan? Ralph Larsen mengusulkan bahwa knowledge-lah yang bisa
dijadikan titik pembeda. Perusahaan yang paling mampu memenuhi
kebutuhan informasi pelanggan, perusahaan itulah yang cenderung akan
dipilih oleh pelanggan jika produk dan kualitas layanan sudah semakin
serupa.

Konsumen butuh informasi. Konsumen dalam membeli produk diawali
dengan adanya kebutuhan akan informasi mengenai fungsi yang
ditawarkan produk tersebut (jadi yang sebenarnya dibutuhkan bukanlah
produknya, tetapi informasi yang ditawarkan oleh produk yang
dihasilkan). Misalnya: Andi membeli kamera digital, bukan karena ia
mau membeli kamera digital, tetapi karena ia memerlukan produk yang
dapat menjawab kebutuhannya akan informasi gambar yang instan dan
bisa segera dilihat hasilnya saat itu juga (melalui kamera atau di-
print di rumah), tidak harus selalu tergantung pada photo lab untuk
mencetakkannya.

Tentunya dalam memilih produk, ia perlu mengumpulkan informasi
mengenai berbagai jenis kamera digital yang ada di pasar, dan fungsi-
fungsinya yang sesuai dengan fungsi yang dibutuhkannya. Jika ia
memerlukan kamera untuk snapshot pelengkap berita yang akan ditulis,
maka ia membutuhkan kamera yang praktis namun dengan hasil gambar
yang tajam. Perusahaan kamera digital yang berhasil memberikannya
informasi yang diperlukanlah (misalnya: jenis, kualitas, harga,
kegunaan, aksesori tambahan yang dapat menunjang kualitas) yang akan
lebih mengena di hati pelanggan tersebut.

"Knowledge Business Companies"
Lalu, perusahaan mana saja yang sudah menerapkan knowledge business
dalam kegiatan operasionalnya?

Johnson and Johnson. We don't look at ourselves as being in the
product business. We are in the knowledge business. Begitulah yang
dikatakan oleh Chairman dan CEO Johnson and Johnson, Ralph Larsen.
Kata-kata indah ini bukan hanya bagus untuk menghias dinding ruang
kerja, tetapi yang lebih penting adalah merupakan prasyarat yang
perlu dimiliki semua perusahaan dengan produk apa pun juga.
Di Johnson and Johnson, hal ini diterapkan dengan pembekalan
informasi bagi pimpinan dan karyawan untuk mendapatkan fungsi
operasional dan manfaat dari sebuah produk unggulan ataupun produk
baru.

Kegiatan ini diadakan secara intensif pada akhir tahun. Masing-
masing divisi diminta untuk mempresentasikan business plan mereka
untuk tahun mendatang, termasuk fungsi dan spesifiksi jenis produk
baru yang akan diluncurkan dan mengadakan pertukaran informasi dan
saling melengkapi informasi yang kurang. Tujuannya adalah agar ketika
harus menghadapi pelanggan, perusahaan tidak lagi ragu-ragu, tetapi
sudah sangat paham akan segala informasi solusi yang diperlukan oleh
pelanggan yang bisa ditawarkan oleh perusahaan.

Perusahaan lainnya. Seorang rekan penulis menceritakan pengalamannya
ke salah satu perusahaan penjual alat-alat pertukangan. Ketika menuju
toko tersebut, yang ada dibenaknya adalah membeli sebuah alat
tertentu. Sesampainya teman penulis di toko tersebut, penjaga toko
tidak mengajukan pertanyaan pada umumnya: produk apa yang ingin bapak
beli, melainkan ia bertanya apa yang bapak sedang atau ingin buat.
Setelah itu ia pun memberi informasi mengenai bahan-bahan yang
diperlukan serta alat-alat utama yang bisa digunakan, serta kegunaan
dari alat-alat tersebut.

Ternyata setelah mendapat informasi dari sang penjual, rekan saya
tersebut tidak jadi membeli apa yang tadinya ingin ia beli, melainkan
membeli alat seperti yang disarankan oleh penjual. Hasilnya? Rekan
saya tersebut sangat puas, bahkan ia sangat berterima kasih atas
informasi yang diberikan. Tanpa informasi tersebut, mungkin ia sudah
membeli barang yang sebenar tidak terlalu banyak kegunaannya bagi
proyek yang sedang ia kerjakan di rumah.

Apakah "Knowledge Business"?
Lalu, apakah sebenarnya knowledge business itu? Pembahasan tiga hal
berikut dapat membantu Anda untuk memahami knowledge business.
Fokus pada kebutuhan informasi pelanggan. Dulu dalam menjual sebuah
produk, fokus penjual adalah kualitas produk. Namun dengan semakin
distandarisasinya kualitas produk, maka kualitas produk
antarperusahaan pun semakin serupa. Untuk itu diperlukan titik beda
berikutnya, yaitu kualitas layanan.

Hal yang sama terjadi pula dengan kualitas layanan yang telah
distandardisasi dengan peraturan resmi maupun kode etik industri.
Kualitas ini pun semakin serupa antarsatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Yang menjadi titik beda berikutnya adalah
pemberian informasi yang lebih tepat, lebih lengkap, dan disampaikan
pada waktu yang tepat (tidak terlalu awal, tidak terlalu lama).

Karena produk dan layanan hanyalah penunjang, yang utama adalah
pemberian solusi pada pembeli. Solusi ini akan menjadi lengkap jika
disertai dengan informasi yang diberikan penjual mengenai solusi atas
masalah pembeli yang bisa didapatkan dari produk yang ditawarkan
tersebut, atau produk-produk turunannya sebagai pelengkap.
Pemacu Inovasi. Jika pelaku bisnis berfokus pada produk, maka ketika
teknologi yang menyertai produk menjadi usang, habislah riwayat
bisnis produk yang dibangun. Tetapi, jika fokus diarahkan pada
informasi atas solusi pelanggan, maka produk-produk yang dihasilkan
tidak akan pernah usang, karena perusahaan dipacu untuk berinovasi
merespons berbagai perubahaan kebutuhan pasar serta perkembangan
teknologi yang ada. Jika produk yang satu sudah usang, maka
perusahaan akan terpacu untuk berinovasi memproduksi produk-produk
baru yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Ingin sukses di era pengatahuan (knowledge era), jadikanlah
pengetahuan tersebut fokus bisnis Anda, untuk membuat Anda tampil
beda.
Selamat mencoba.
Oleh: Albert Hendra Wijaya

SIfat & Kebiasaan Untuk Mencapai Kesuksesan

Untuk sukses tentu saja tidak hanya ada satu jalan saja, karena
ternyata semua jalan yang ada pada dasarnya dapat membawa kita menuju
ke kesuksesan. Adapun tentunya masing-masing individu yang ingin
sukses haruslah mempunyai dan menanamkan sifat-sifat positif sebagai
modal utama untuk memetik kesuksesan tersebut pada saatnya. Adapun
sifat dan kebiasaan yang harus dimiliki adalah:
1.Working habit
Sifat dan kebiasaan dasar yang dimiliki semua orang sukses adalah
sifat dan kebiasaan untuk bekerja. Didalam sifat dan kebiasaan
bekerja pada orang sukses biasanya tercermin semangat keberanian,
kerajinan, keuletan, dan tahan banting sehingga biasanya seseorang
dijuluki "hard worker" (pekerja keras). Tetapi tentunya untuk jaman
sekarang ini kita juga harus "membuka mata" terhadap pengetahuan dan
teknologi modern yang ada untuk lebih menunjang kemampuan kerja kita
sehingga sekarang sering kita dengar juga istilah "work smart"
(bekerja secara cerdik). Rasanya jika kita dapat menggabungkan
keduanya secara proposional dan efektif, maka hasil optimum dapat
dicapai.

2.Prospecting habit
Kebiasaan untuk selalu mencari dan menyiapkan alternatif-alternatif
jalan keluar dan prospek untuk selalu maju. Bagi orang sukses / calon
orang sukses tidak pernah ada kata "tidak bisa" atau "jalan buntu",
karena mereka selalu bisa mencari atau menyiapkan jalan alternatif
dan prospek lain sebagai jalan keluar yang pada akhirnya selalu
membawa mereka pada langkah selanjutnya yang lebih kedepan. Dalam
pengertian yang lebih dalam juga termasuk usaha-usaha untuk selalu
memperbaiki dan menyempurnakan usaha yang telah dilakukan sehingga
dapat selalu berkembang mengikuti segala perubahan situasi dan
kondisi yang pada akhirnya akan selalu menempatkan dirinya pada
posisi yang terbaik atau minimal didalam kelompok yang terbaik.
Intinya: "jangan mati di satu titik".

3.Selling habit
Sifat dan kebiasaan mampu menjual ini mau tidak mau harus dimiliki
semua orang yang ingin sukses terlepas dari apapun latar belakang
disiplin ilmu dan profesi yang dijalaninya, karena untuk mencapai
tingkat yang cukup tinggi sehingga dapat memetik buah kesuksesan
tersebut, selalu harus ada pembuktian dan pengakuan dari banyak orang
yang intinya "kepercayaan" yang diberikan pada kita. Tanpa
adanya "selling point / daya jual" yang kuat adalah sangat mustahil
kita dapat merebut kepercayaan yang tulus dari begitu banyak orang
untuk cukup menjadikan kita sebagai seseorang yang dapat
dikategorikan sukses.

4.Discipline habit
Adalah juga salah satu sifat dan kebiasaan dasar dari orang sukses,
dimana orang-orang yang sukses selalu mempunyai pandangan-pandangan
yang sangat prinsip dalam hal pengelolaan dan perhitungan waktu /
materi secara hukum ekonomi yang dalam pelaksanaan praktisnya
diterapkan dalam disiplin yang sangat ketat. Kebiasaan berdisiplin
ini sudah diakui dan terbukti sebagai suatu sikap kelakuan yang baik
yang harus dimiliki oleh setiap orang. Didalam disiplin ini termuat
juga sifat-sifat konsisten, bertanggung jawab, ulet, dan sabar.

Thursday, August 10, 2006

David Stern: Keunggulan Dan Kebersamaan

Mungkin Anda sudah mengenal NBA (National Basketball Association)
yang sering mengadakan pertandingan bola basket yang selalu ditunggu-
tunggu pencinta bola basket di seluruh dunia. Para pemain
unggulannyapun dianggap sebagai salah satu tim paling tangguh di
dunia sehingga dijuluki `The Dream Team'. Tapi, sudahkah Anda
mengenal David Stern, tokoh dibalik sukses NBA? Siapa tahu ada yang
bisa Anda teladani dari tokoh ini?

Kebersamaan
Menurut David Stern, kebersamaan antara pemain dan pemilik Asosiasi
merupakan kekuatan yang luar biasa yang dapat disatukan untuk meraih
sukses. Untuk itu, David Stern senantiasa mencoba untuk menggalang
kesatuan diantar pihak-pihak yang terkait dalam setiap pertandingan
yang diselenggarakan oleh NBA. Untuk setiap keputusan penting yang
akan diambilnya, David akan mengumpulkan data yang kuat sebelum
mengajukan usulannya kepada pemilik dan untuk mendapat dukungan dari
para pemain juga. Dengan menggalang dukungan kedua pihak penting
tersebut, David merasa lebih kuat untuk melangkah mengembangkan
bisnis seputar NBA.

Keunggulan
Stern yang lahir tahun 1942 dan menduduki kursi komisaris NBA tahun
1984 selalu berusaha mempersembahkan yang terbaik bagi pencinta bola
basket. Untuk memuaskan penonton, ia tidak ragu dalam mengeluarkan
dana investasi yang besar. Menurut Stern, dana jangan dijadikan
hambatan untuk mempersembahkan yang terbaik.
Jika karena keterbatasan dana, seseorang atau satu perusahaan
akhirnya memilih untuk mengurangi kualitas, maka mungkin di jangka
pendek perusahaan tersebut bisa tetap eksis, tetapi eksistensinya di
jangka panjang sangat diragukan, karena pelanggan akan mengingat
kualitas yang kurang baik yang ditawarkan orang atau perusahaan
tersebut. "Kualitas kita ditentukan oleh kualitas layanan kita pada
orang-orang di sekitar kita," ini merupakan prinsip hidup dan prinsip
bisnis David Stern. Jadi jika ingin terlihat unggul, dan diakui
sebagai perusahaan yang unggul, maka kita harus mempersembahkan yang
terbaik.

Memilih yang Terbaik
Selain keunggulan dalam kualitas tontonan, konsep unggul juga
diterapkan David Stern dalam memilih orang-orang untuk bekerjasama
dengannya. Karena ia yakin akan kualitas prima orang-orang
pilihannya, ia tidak ragu-ragu dalam memberikan kepercayaan kepada
mereka. Ia juga menghargai masukan-masukan yang diberikan oleh orang-
orang pilihannya. Misalnya, walaupun ia pada mulanya tidak setuju,
namun ia tetap mempersilakan ide tentang `three-point shooting
contest' yang di tambahkan di akhir pertandingan NBA All-star Weekend
untuk dicoba. Kontes ini ternyata menjadi fitur unggulan pertandingan
NBA tersebut.

Tidak Malu Belajar
Dari tontonan olah raga bola basket yang hanya mampu menarik penonton
untuk memenuhi 50% tempat duduk di satu stadion olah raga, menjadi
tontonan olah raga yang berhasil mempesona ratusan juta penonton di
199 negara. Dari sekedar pertandingan olah raga biasa dengan
pemasukan dari penjualan tiket menonton pertandingan saja, menjadi
pertunjukan hiburan yang meraup milyaran dolar dari berbagai sumber
(kontrak penayangan dengan televisi, sponsorship oleh berbagai produk
unggulan dunia, penjualan merchandise dengan lisensi NBA). Ini semua
berhasil diraih karena David Stern tidak malu belajar dari banyak
orang di banyak industri yang telah terlebih dahulu tampil unggul
dalam meraih sukses.
Perluasan produk dipelajarinya dari Disney yang berhasil meluaskan
pemasukannya dari sekedar pemasukan film, menjadi pemasukan dari
taman hiburan, dan penjualan merchandise berlabel Disney. Sedangkan
pemantapan citra NBA sebagai tontonan unggulan dipelajarinya dari
Coca Cola, IBM dan berbagai `brand' unggul lainnya.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip sukses ini, David Stern telah
berhasil membawa NBA sebagai tontonan unggul dengan membukukan
pendapatan yang juga luar biasa. Mungkin Anda juga bisa melakukan
transfer silang prinsip bisnis David Stern ke usaha Anda. Selamat
mencoba.



Memulai Bisnis Tanpa Uang Tunai

Bisnis punya uang tunai dulu, itu sudah lumrah. Tapi tak benar, tak
mungkin memulai bisnis tanpa uang tunai

Mungkinkah kita mulai bisnis tanpa memiliki uang tunai? Saya kira itu
mungkin saja. Mengapa tidak! Jika kita mampu mengoptimalkan pemikiran
kita, maka akan banyak jalan yang bisa ditempuh dalam menghadapi
masalah permodalan untuk kita bisa memulai bisnis. Cuma masalah
permodalan untuk kita bisa memulai bisnis. Cuma masalahnya, darimana
duit itu berasal? Logikanya, semua bisnis itu membutuhkan modal uang.
Memang, kebanyakan kita selalu mengeluh ketiadaan modal uang sebagai
alasan mengapa kita "enggan" berwirausaha. Padahal, modal yang paling
vital sebenarnya bukanlah uang, tetapi modal non-fisik, yakni berupa
motivasi dan keberanian memulai yang mengebu-gebu.
Saya yakin, jika hal itu sudah bisa dipenuhi, maka mencari modal uang
bukanlah persoalan yang tidak mungkin, meski secara pribadi kita
tidak memiliki uang. Sementara kita telah tahu, bahwa peluang bisnis
telah ada di depan mata. Tentu, alangkah baiknya jika kita tidak
menundanya untuk memulai berbisnis.

Toh kita tahu, bahwa sebenarnya banyak sumber permodalan. Seperti
uang tabungan, uang pesangon, pinjam di bank dan di koperasi atau
dari lembaga keuangan atau dari pihak lainnya. Namun, jika kita
ternyata tidak memiliki uang tabungan, uang pesangon atau katakanlah
belum ada keberanian untuk meminjam uang di bank atau koperasi, saya
kira kita juga tidak perlu risau. Karena ada cara untuk memulai
bisnis, meski kita tidak memiliki uang tunai sekalipun.
Contohnya, kita bisa menjadi seorang perantara. Misalnya, menjadi
perantara jual beli rumah, jual beli motor dan lain-lain. Keuntungan
yang kita dapat bisa dari komisi penjualan atau cara lain atas
kesepakatan kita dengan pemilik produk. Saya yakin, kita pasti bisa
melakukannya.

Kita bisa juga membuat usaha dengan cara konsumen melakukan
pembayaran di muka. Dalam hal ini, kita bisa mencari bisnis dimana
konsumen yang jadi sasaran bisnis kita itu mau membayar atau
mengeluarkan uang dulu sebelum proses bisnis, baik jasa maupun
produk, itu terjadi. Misalnya bisa dilakukan pada bisnis jasa,
seperti industri jasa pendidikan. Dimana, siswa diwajibkan membayar
dulu didepan sebelum proses pendidikan itu terjadi.
Bisa juga misalnya, ada orang yang memesan barang pada kita, namun
sebelum barang yang dipesan itu jadi, pihak konsumen sudah memberikan
uang muka dulu. Artinya, itu sama saja kita telah diberi modal oleh
konsumen.

Masih ada cara lain memulai bisnis tanpa kita memiliki uang tunai.
Contohnya, menggunakan sistem bagi hasil. Biasanya, cara bisnis model
ini banyak diterapkan pada Rumah Makan Padang. Dimana kita sebagai
orang yang memiliki keahlian memasak, sementara patner bisnis kita
sebagai pemilik modal uang.

Kita bekerjasama dan keuntungan yang didapat pun dibagi sesuai
kesepakatan bersama. Atau kita mungkin ingin cara lain? Tentu masih
ada. Contohnya, kita bisa melakukannya dengan sistem barter dengan
pemasok, dan kita pun jika memiliki keahlian tertentu, mengapa tidak
saja menjadi seorang konsultan. Selain itu, bisa saja denagn cara
kita mengambil dulu produk yang akan diperdagangkan, hanya untuk
pembayarannya bisa kita lakukan setelah produk tersebut terjual pada
konsumen. Tentu, masih banyak cara lain untuk kita memulai bisnis
tanpa uang tunai.

Oleh karena itu, menurut saya, sebaiknya kita tidak perlu berkecil
hati atau takut dipandang rendah, bila ternyata kita memang tidak
memiliki uang tunai namun berhasrat untuk memulai bisnis. Saya yakin,
dengan kita memiliki uang tunai namun berhasrat untuk memulai bisnis.
Saya yakin, dengan kita memiliki kemauan besar menjadi seorang
wirausahawan atau entrepreneur, maka setidaknya akan selalu ada jalan
untuk memulai bisnis. Nyatanya, tidak sedikit pengusaha yang telah
meraih keberhasilan meski saat memulai bisnisnya dulu tanpa memiliki
uang tunai.

Itu menunjukkan bahwa tidak benar kalau ada yang mengatakan "Tak
mungkin kita memulai bisnis tanpa memiliki uang tunai." Kuncinya
sebetulnya terletak pada motivasi dan keberanian kita memulai bisnis
yang mengebu-ngebu. Hanya saja, untuk cepat meraih sukses - apalagi
tanpa memiliki uang tunai - itu tidak semudah seperti kita
membalikkan telapak tangan. Semuanya membutuhkan perjuangan.

Wednesday, August 09, 2006

Wanita Sempurna

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti
menciptakan seorang perempuan yang sangat cantik dan sempurna pula untuk
jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian
sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani tua bijak yang
memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik .

Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini
salah satu anaknya tapi bingung mana yang paling sempurna. Sang Petani
menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari
pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. ketika pulang,ia berkata
kepada bapak Petani," Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu
jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan."

Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia
berkata,"Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil
yaitu agak juling."

Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan
gembira mendatangi Petani dan berkata,"inilah yang saya cari-cari. ia
benar-benar sempurna."

Lalu menikahlah si Lelaki dengan anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan
kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian,si Lelaki menyaksikan
kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa
karena anaknya sangatlah jelek.

Ia menemui bapak Petani dan bertanya " Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak.
Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?""

Petani menjawab," Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan .
Waktu itu Ia sudah hamil duluan.....!"
"It's Now or Never!"

Oleh:
Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id

It's Now or Never (Sekarang atau Tidak Sama Sekali). Ini memang
seperti judul sebuah lagu Zadul (baca: zaman dulu). Tetapi ternyata
kalimat pendek ini mengandung banyak petuah yang bisa kita renungkan
dan praktikkan.

Mengapa harus sekarang? Ada banyak manfaat yang dapat kita petik jika
kita mau mulai sekarang.
Kesempatan. Every opportunity is a golden opportunity. Tiap
kesempatan adalah peluang emas. Kita tidak pernah tahu apakah
kesempatan sekarang akan lebih buruk atau lebih baik dari kesempatan
berikutnya. Jadi, jika mendapat atau melihat kesempatan untuk
mencetak prestasi, meraih keuntungan, ataupun mendapat manfaat
positif dari apa yang ditawarkan sekarang, mengapa tidak kita coba?
Paling tidak kita tidak akan menyesal karena telah mencobanya. Jika
ternyata dugaan kita meleset, kita bisa meraih kesempatan berikutnya.
Tapi, jika dugaan kita benar, kita telah berhasil mendapat manfaat
dari kesempatan tersebut, dan jika ada kesempatan lain, kita bisa
menambah perolehan manfaat dari kesempatan baru lagi.
Selain itu, dengan mengambil kesempatan sekarang, jika ada kesempatan
lain berikutnya, kita bisa membandingkan kesempatan yang datang
dengan kesempatan yang telah kita manfaatkan, sehingga kita bisa
membuat keputusan lebih bijak.
Pengalaman. Pengalaman adalah guru yang paling efektif. Semakin awal
kita memulai atau melakukan sesuatu, semakin banyak pengalaman yang
bisa kita gali, semakin banyak pula manfaat dan pelajaran yang bisa
kita petik dari pengalaman tersebut. Pelajaran dari pengalaman ini
tentunya akan sangat berguna bagi kita untuk mengambil keputusan
penting di masa yang akan datang. Misalnya: Miftah mendapat
kesempatan magang tanpa dibayar di toko pamannya sebagai pemegang
buku. Miftah tidak menyia-nyiakan tawaran ini. Walaupun ia
tidak "dibayar" dengan uang, ia tidak mempermasalahkannya. Miftah
yang baru saja lulus dari akademi perbankan menerima tawaran ini.
Sambil bekerja ia juga mengajukan lamaran kerja di tempat lain. Dalam
lamaran ini ia menuliskan pengalamannya bekerja sebagai pemegang buku
di perusahaan sang paman. Miftah akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan
yang lebih baik dengan bermodalkan pengalaman kerja satu tahun di
perusahaan sang paman. Pengalaman kerja ini menjadikannya kandidat
yang lebih baik dari pelamar lain yang belum punya pengalaman kerja.
Uang. Waktu adalah uang. Semakin banyak waktu yang kita habiskan
untuk "menunggu" kesempatan yang baik, semakin banyak potensi untuk
mendapatkan "uang" yang terbuang. Misalnya: Manuela kehilangan
pekerjaan ketika krisis besar melanda perekonomian Indonesia di awal
tahun 2000. Beberapa tawaran pekerjaan sudah diperolehnya, tetapi ia
selalu ragu untuk mengambilnya karena gaji tidak sebesar yang
diinginkan, tempat terlalu jauh, jenis pekerjaan kurang diminati,
atau alasan lainnya. Akibatnya, sampai sekarang pun Manuela
masih "menunggu" pekerjaan yang dianggap paling pas untuknya. Padahal
jika ia mencoba saja salah satu pekerjaan yang ditawarkan, tentu ia
sudah bisa banyak menimba pengalaman, dan yang pasti dapat uang dari
hasil kerjanya. Pengalaman ini bisa ia masukkan dalam CV-nya untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi di masa mendatang.

"What Now?"
Okay, sekarang kita telah yakin bahwa "sekarang"lah waktu yang tepat
untuk memulai sesuatu. Lalu, apa yang harus kita mulai? Masih
bingung? Banyak yang bisa Anda lakukan sekarang. Beberapa diantaranya
adalah yang berikut.
Kebiasaan Baik. Hasil yang baik diperoleh dari kebiasaan yang baik.
Jadi, jika kita ingin meraih sukses, mulailah sekarang untuk
membiasakan diri melakukan kebiasaan-kebiasaan positif yang bisa
menelurkan sukses. Mungkin saja kebiasaan positif ini pada mulanya
sulit dilakukan atau bahkan tidak menyenangkan untuk dilakukan. Namun
demikian, bukan senang atau tidak senang yang jadi pilihan, tetapi
penting atau tidak penting untuk dilakukan. Prinsip ini juga didukung
oleh Albert Gray, dalam pidatonya pada sebuah seminar di Amerika
Serikat: "Successful people form habits of doing things that failures
don't like to do. They don't like them either, but their disliking is
subordinated by the strength of their purpose". (Orang sukses
membentuk kebiasaan yang tidak disukai oleh mereka yang gagal. Orang
sukses ini mungkin juga tidak menyukai kebiasaan tersebut, tetapi
rasa tidak suka ini berhasil dikalahkan oleh kekuatan tujuan yang
telah mereka tetapkan).
Contoh: Disiplin dalam waktu merupakan salah satu kebiasaan positif
orang-orang sukses. Mereka menetapkan target hasil, dan dengan
disiplin dalam waktu mewujudkan target yang telah ditetapkan. Untuk
itu, mereka membiasakan diri untuk secara reguler menyediakan waktu
menuliskan rencana kerja (tahunan, per semester, per bulan, per
minggu, ataupun per hari). Rencana kerja disusun berdasarkan
prioritas (mana yang paling penting dalam menunjang tercapainya
target yang telah ditetapkan).
Karya Terbaik. Karya terbaik tidak bisa diukur dengan uang. Jadi,
apapun pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita, kita perlu
melakukan yang terbaik (tidak perlu menunggu sampai ada orang yang
mau menghargai karya kita dengan nilai yang tinggi). Orang lain akan
menghargai jika mereka sudah melihat hasil kerja kita. Jika kita
hanya menunggu kompensasi terlebih dulu sebelum menunjukkan karya
terbaik, orang tidak akan mudah percaya pada kita karena kita belum
bisa memberikan bukti bahwa apapun yang kita lakukan adalah yang
terbaik. Sebaliknya, jika kita selalu melakukan dan menunjukkan hasil
karya terbaik mulai sekarang, maka orang akan percaya akan kualitas
kerja kita yang prima, sehingga mereka nantinya tidak akan segan
untuk memberikan kompensasi yang tinggi juga untuk karya kita yang
berikutnya.
Prinsip ini juga dipegang teguh oleh Walt Disney, kaisar dunia
hiburan. Dalam bisnis hiburan, para pemain biasanya sangat fokus pada
uang untuk menghasilkan karya dengan kualitas terbaik. Tidak demikian
dengan Disney. Dari awal, Disney mengedepankan kualitas terbaik di
atas uang. Hasilnya? Setiap produk hiburan yang diluncurkan Disney
selalu mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, dan tentu saja
sambutan ini mempersembahkan pemasukan uang yang luar biasa juga.
Investasi Kebaikan. Utang budi dibalas budi. Ini kata pepatah kuno.
Pepatah ini agaknya tidak berlaku lagi sekarang. Kita tidak perlu
menunggu sampai kita punya utang budi baik sebelum kita melakukan
kebaikan. Justru biarkanlah kita membuat orang lain "berutang" budi
baik pada kita. Dengan demikian, kita bisa membina hubungan baik
dengan mereka dan merekapun akan dengan senang hati membantu kita
tanpa kita minta, atau merekomendasikan kita pada orang lain untuk
membantu kita, juga tanpa kita minta. Investasi pada perbuatan dan
hubungan baik juga diterapkan oleh Oprah Winfrey. Dalam perjalanan
karirnya, Oprah tidak pernah menunda untuk selalu berinvestasi
kebaikan pada orang-orang sekitarnya. Kebiasaan ini jugalah yang
memberinya inspirasi untuk memulai program TV nya yang terkenal "The
Oprah Winfrey Show" yang menjadikannya salah satu orang terkaya di
dunia. Dengan investasinya pada kebaikan, banyak orang merasa
tertolong dan mendapat manfaat setiap kali menonton acara ini. Orang-
orang inipun merekomendasikan acara ini pada teman, kerabat mereka.
Hasilnya: Acara TV Oprah mendapat peringkat tinggi di dunia
pertelevisian.
Investasi Finansial. Seorang teman kami baru saja membeli rumah
seharga Rp. 1,5 milyar. Apa kehebatan teman ini? Ia bukanlah pimpinan
perusahaan. Ia juga bukan pemilik usaha. Ia juga tidak mendapat
warisan (orang tua masih lengkap) ataupun memenangkan undian. Lalu,
dari mana ia mendapatkan uang begitu banyak? Apakah ia ikut-ikutan
melakukan korupsi? Karena kagum, penulis menanyakan rahasia "kekayaan
finansial"nya tersebut?
Jawabannya sebenarnya tidak terlalu mengejutkan: dari uang
investasinya dalam asuransi. Sejak muda (ketika ia masih berada di
usia 25an), ketika ia baru saja masuk dunia kerja, ia sudah
berinvestasi dalam beberapa asuransi yang mempunyai fitur tambahan
sebagai tabungan. Setelah sepuluh tahun masa `menabung' berlalu,
sebagian uang asuransi yang telah beranak pinak dicairkan—sebagian
diinvestasikan lagi dalam asuransi dan sebagian dalam rumah. Uang
yang diperoleh dari asuransi dan penjualan rumah yang nilainya juga
sudah berlipat, diinvestasikan kembali dengan cara yang sama. Lambat
laun, jumlah rumah yang dimiliki makin banyak dan dana investasi
dalam asuransinya juga makin meningkat, sampai akhirnya ia bisa
membeli rumah dengan harga yang "wah" pada usia yang masih relatif
muda (40 tahunan).
Mewujudkan Mimpi. Ingin beli rumah, mobil, laptop tercanggih; ingin
memulai usaha sendiri; ingin berkeliling dunia? Mengapa tidak kita
coba mulai sekarang untuk mewujudkannya. Untuk mewujudkan mimpi
tersebut, apa yang kita perlukan? Informasi, uang, dukungan moril,
tenaga? Nah, paling tidak kita bisa memulai dengan mendata apa yang
kita perlu lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Setelah data kita
peroleh, kita bisa menyusun rencana untuk memulai mengumpulkan atau
melakukan hal-hal yang kita perlukan tersebut sekarang.
Tanpa kita sadari, dengan disiplin diri yang tinggi, satu persatu
mimpi kita dapat wujudkan.
Seorang pekerja bangunan yang sederhana mempunyai "mimpi" yang
bersifat rohani yang luar biasa, yaitu mendoakan orang-orang yang
disekitarnya yang belum bertobat agar bertobat dan kembali ke jalan
yang benar. Untuk itu, ia tidak menunda perwujudan mimpi. Ia berguru
pada banyak orang untuk mempersiapkan diri dan sesuai dengan usulan
pemuka agama yang menjadi penasehatnya, ia lalu membeli buku dan
membuat dua kolom: Kolom pertama berisi nama-nama orang yang akan
didoakannya, sedangkan kolom kedua berisi tanggal orang tersebut
bertobat. Setelah 40 tahun masa berlalu, hasilnyaluar biasa: daftar
nama yang telah didoakan dan telah bertobat mencapai ribuan orang
(sekitar 2000 orang lebih).
Apakah prinsip "Lakukan Sekarang" ini sudah menjadi atau akan kita
jadikan prinsip hidup kita? Kita harus segera memutuskannya sekarang.
Alasannya sederhana: It's Now or Never. Jadi, jika ada pilihan untuk
memulai sekarang, mengapa kita harus menunggu untuk memulai nanti?
Selamat mencoba.

Mau Bikin Apa Lagi

Saya Selalu Bermimpi, Mau Membuat Bisnis Apalagi?
Bisnis supermarket atau swalayan, memang saat ini sedang trend.
Banyak pihak yang mencobanya. Barangkali bisnis ini menjanjikan
untung besar. Tapi yang jelas, permintaan konsumen akan kebutuhan
pangan dan sandang terus meningkat dan belum bisa dipenuhi oleh
swalayan yang ada.

Sebagai entrepreneur, saya ikut mencobanya. Saya beri nama Pro Market
Swalayan. Saya gulirkan awal Desember 2001 lalu. Sebenarnya, tujuan
saya mendirikan Pro Market Swalayan bukan semata-mata mencari untung
atau membuat diri saya 'kaya' secara pribadi. Bukan itu. Tapi, saya
berharap kehadiran Pro Market Swalayan akan menciptakan 'kekayaan'
baru, yaitu akan banyak menciptakan lapangan kerja baru. Pertimbangan
lain adalah Pro Market Swalayan bukan semata-mata hanya sebagai
ritel saja, tapi juga bisnis properti. Adanya Pro Market Swalayan
juga akan menaikan harga property di sekitarnya. Jadi ada dampak
positif pada lingkungannya. Lihat saja, ketika pagi hari disekitar
jalan Diponegoro sibuk dengan kegiatan perkantoran, perbankan dan
bisnis lainnya, tapi begitu malam tiba, suasana jalan pusat kota
Yogyakarta ini terlihat sepi, seolah tak ada kegiatan bisnis
sekalipun masih terlihat sejumlah pedagang kaki-lima.

Atas pertimbangan itulah, yang menguatkan tekad saya dan memberikan
keyakinan bahwa saat sekarang inilah saya perlu mencoba bisnis ritel
ini. Apalagi, saya melihat, belum ada swalayan besar di sekitar jalan
P. Diponegoro Yogyakarta. Nah begitu, saya buka Pro Market, ternyata
suasana jalan ini di malam hari menjadi 'hidup'. Jalan menjadi lebih
ramai, dan saya yakin akan memancing pengusaha lain untuk ikut
meramaikan dengan bisnis-bisnis lainnya.

Peluang bisnis ritel ini memang masih menganga. Keuntungannya sangat
menantang, tak kalah dibandingkan dengan bisnis lainnya. Tapi,
lantaran bisnis ini bagi saya masih relatif baru, maka ketimbang
buntung, saya lebih baik mencari mitra bisnis yang profesional di
bidangnya. Sebab, bagaimanapun juga, kalau bisnis dikelola secara
profesional tak mustahil akan menjadi core bisnis baru dalam kelompok
bisnis grup Primagama. Sekalipun sesungguhnya bisnis ini tak mudah,
namun berbekal optimisme saya yakin, Pro Market Swalayan akan
berkembang.

Terus terang, optimisme itulah yang membuat saya yakin semakin
percaya diri. Semula saya tak yakin bisnis baru ini muncul, karena
saya memang tak punya pengalaman. Tapi berbekal pengalaman saya
membuka restoran Padang Prima Raja, yang juga sama sekali tak ada
pengalaman tapi akhirnya berhasil saya wujudkan, maka jiwa
entrepreneur saya pun tergerak juga untuk mewujudkan Swalayan ini.
Dan, akhirnya terwujud juga. Sekalipun untuk suksesnya bisnis ini,
waktu jualah yang akan membuktikannya.

Memang, seusai membuka bisnis ritel pertama ini saya sempat diledek
oleh teman-teman pengusaha maupun relasi lainnya. "Mau bikin
apalagi?" Tanya mereka. Mendengar pertanyaan itu, saya tersenyum.
Tapi yang jelas, dalam benak saya sesungguhnya masih ada mimpi lain
yang belum terwujud sampai sekarang ini. Misalnya, ingin punya hotel.
Tapi terkadang muncul keinginan lain lagi, yaitu punya lapangan golf.
Tapi itu semua memang baru mimpi, bolehkan? Saya kira, begitu juga
anda pasti punya mimpi yang tinggi. Namun yang terpenting dari semua
ini adalah sebagai pengusaha kita ingin menciptakan banyak lapangan
kerja dengan kita mengembangkan bisnis.

Tuesday, August 08, 2006

Pantang Berputus Asa
Oleh Uti Konsen.U.M.

TERNYATA pendidikan formal saja tidak secara otomatis membuahkan
kesuksesan bagi seseorang. Sebab banyak kita saksikan orang yang
tadinya hanya sempat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar atau sampai
Tingkat Menengah saja, tapi nasibnya bisa sukses. Bahkan ada pula
yang tidak sampai lulus Sekolah Dasar, tapi meraih prestasi gemilang.
Kiat mereka seperti kata peribahasa "Dimana ada kemauan disitu ada
jalan".

Beginilah kisah Thomas Alva Edison (1847 - 1931). Karena "dungu",
Dewan Guru memanggil ibunya dan menyatakan bahwa si Thomas akan
dikeluarkan dari sekolahnya. Menerima keputusan yang pahit itu,
Marry, si ibu Thomas memotivasi anaknya dengan berkata: "Hai Thomas
anakku, engkau anakku yang genius." Di rumah sang ibu mengajari
anaknya dengan sabar, tekun dan penuh kasih sayang. Hurup dieja satu
per satu, dirangkai menjadi kata dan kemudian membuat kalimat. Itulah
yang dilakukan oleh Marry kepada Thomas setiap hari. Setelah
memperoleh pengertian, Edison duduk dengan sabarnya di malam hari
yang panjang dimusim dingin, di ruang "laboratoriumnya". Apa
kerjanya? Ia mencoba ribuan bahan yang tipis untuk filament bola
lampu. Untung si Thomas tidak terpengaruh untuk menyerah, setelah
pada satu hari dua orang pembantunya berkata: "Pak Edison kami baru
saja menyiapkan percobaan yang ketujuh ratus. Kami masih belum
menemukan jawabannya. Kami gagal?" Bagaimana reaksi Thomas: "Tidak
sahabatku. Kalian belum gagal." Dengan motivasi itu, percobaan terus
dilanjutkan. Dan apa yang terjadi? Akhirnya percobaan itu membuahkan
hasil, karena kesabaran yang panjang dan menakjubkan.
Dialah, penemu terbesar sepanjang zaman. Yaitu penemu lampu listrik.
Saat meninggal, Edison memiliki lebih dari 1.300 hak paten di Amerika
dan di manca negara. Mengapa Edison sukses? "Dia sabar. Tidak mudah
menyerah, saat gagal berulang kali! Kesabarannya hampir sempurna.
Padahal sekolah formalnya cuma tiga bulan," tulis Yudi Pramuko dalam
bukunya Raport Merah.

Bill Gates muda, usia 19 tahun, keluar dari Universitas terbaik
Amerika, Harvard University. Lalu memulai wirausaha dari kecil, di
garasi rumahnya. Belajar terus, siang malam, dan berhasil menjadi
wirausahawan sejati. Kini ia manusia terkaya di planet bumi berkat
wirausaha dari bawah sekali.

King Gillette, menghabiskan usianya bertahun-tahun untuk menekuni
produk dan perusahaannya. Ia memeras otak dengan tabah, sabar untuk
memasarkan pisau cukur sekali pakai itu keseluruh dunia. Bayangkan
setelah berjuang mati-matian dalam 2 tahun pertama bisnisnya, pisau
cukurnya hanya laku 144 buah. Dan harganya pun sangat murah. Karena
itu untungnya pun tipis. Menyerahkan King Gillette? Ia tidak menyerah
kalah, meski sulit. "Ia tetap bersabar, dan terus mencari strategi-
strategi baru dalam pemasaran produk barunya itu. Pada akhirnya ia
menemukan strategi yang ampuh" (Joe Cossman 1997). "Ya, King Gillette
kini merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Ia,
bagian dari sejarah bisnis Amerika yang termasyhur. Yang dilandasi
pada kesabaran yang membaja dan luar biasa. Siapa manusia di alam
semesta ini yang tidak kenal pisau silet ? Kesabaran yang besar dan
luar biasa itulah yang menyebabkan mengapa hingga kini pisau cukur
silet masih berpengaruh di seluruh penjuru dunia, hingga detik ini,"
tulis Yudi Pramuko dalam salah satu bukunya.

Sebagai penutup, patut kita simak dari kehidupan semut. Semut
senantiasa mengulangi usahanya berkali-kali hingga sampai pada
tujuannya. Semut tetap fokus pada tujuan hingga
tercapai. "Sesungguhnya dalam kehidupan semut itu terdapat pelajaran
bagi orang-orang yang mau berpikir, yaitu pelajaran tentang
ketegaran, kesabaran, ketekunan, ketabahan dan berkesinambungan".



Uang: Tidak Perlu Dicari?

Oleh: Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
(www.roy-sembel.com),
Sandra Sembel,
Direktur Utama Edpro (Education for Professionals),
edpro@cbn.net.id

Ah, masa iya? Bayar tagihan telepon, listrik, air, uang sekolah anak-
anak, keperluan rumah tangga, bahan bakar dan perawatan mobil,
keperluan makan, minum. Semua menggunakan uang. Jadi, uang tetap
perlu dicari.

Mungkin ini menjadi argumentasi Anda ketika membaca judul artikel
ini. Anda tidak salah, tetapi juga tidak 100% benar. Semua ini memang
perlu uang, tapi bukan berarti uang yang diperlukan harus dicari atau
dikejar. Yang perlu dilakukan adalah membuat uang mengejar ataupun
mencari Anda.
Jika Anda Mengejar atau Mencari Uang.
Sesuatu yang dikejar biasanya larinya lebih kencang. Sesuatu yang
dicari, biasanya tidak terlihat, atau sedang dalam keadaan "hilang".
Mengejar dan mencari merupakan dua aktivitas yang tidak mudah
dilakukan karena banyak hambatan yang akan ditemui.
Mengejar Uang. Dalam kegiatan "mengejar", faktor kunci sukses adalah
kecepatan dan stamina. Siapa mempunyai stamina untuk secara konsisten
(terus-menerus) memacu kecepatan yang lebih tinggi dari yang dikejar
maka dia mungkin akan berhasil.
Demikian pula dengan orang yang "mengejar" uang. Ia harus selalu
menjaga stamina untuk memacu kecepatannya untuk mendapatkan uang yang
dikejar. Sekali ia lengah, maka ia akan tertinggal jauh. Jika ia
tertinggal jauh, maka uang semakin tak terkejar, bahkan mungkin ia
akan tersingkir dari pertarungan mengejar uang.
Ini jugalah yang terjadi pada orang ataupun perusahaan yang semata
mengejar uang (baca: keuntungan finansial). Mereka akan berusaha
melakukan apa pun juga (termasuk juga yang tidak positif) untuk
menjegal lawan. Mereka juga akan berusaha melakukan apa pun juga
untuk mendapatkan uang (memotong biaya, meningkatkan pendapatan)
secepatnya. Keputusan ini se ringkali terikat pada keuntungan jangka
pendek saja. Akibatnya kelangsungan hidup di jangka panjang menjadi
korban. Perusahaan ataupun orang yang menerapkan prinsip ini tidak
akan bertahan lama. Pada suatu saat mereka akan tersingkir dari
arena "pertandingan" lari untuk mengejar uang.
Misalnya, perusahaan yang hanya mengejar uang, akan cenderung
berusaha mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya tanpa memikirkan lebih jauh dampak dari tindakan
ini di masa datang. Mereka mungkin akan menaikkan harga, menurunkan
kualitas agar dapat memperoleh laba besar. Mereka juga akan membujuk
target pasar dengan segala cara (termasuk menipu target pasar) untuk
membeli produk mereka. Akibat dari kedua praktik pengejaran uang ini
adalah kekesalan pelanggan: ketika pelanggan sadar bahwa apa yang
mereka dapatkan jauh di bawah standar yang ditawarkan perusahaan,
pelanggan akan marah dan jera membeli produk perusahaan yang sudah
dianggap menipu mereka tersebut.
Mencari Uang. Bagi mereka yang berusaha mencari uang, segala sesuatu
cenderung akan diukur dengan uang. Kualitas yang mereka tawarkan akan
diukur dengan uang yang mereka dapatkan. Jika mereka hanya
mendapatkan uang dalam jumlah kecil, maka mereka juga akan memberikan
kualitas kerja yang rendah.
Mereka merasa rugi jika harus berusaha yang terbaik sementara gaji
yang mereka dapatkan dianggap belum memadai. Waktu yang mereka
dedikasikan juga mereka ukur dengan uang. Jika mereka harus memberi
waktu banyak, maka mereka juga akan mengharapkan upah yang lebih
banyak. Mereka tidak akan mau bekerja melebihi waktu bayaran mereka.
Misalnya, sebut saja seorang karyawan yang bernama Rahayu yang
berprinsip bekerja untuk mencari uang. Ketika mendapat kesempatan
dari perusahaan untuk menunjukkan kualitas yang lebih tinggi dari apa
yang ada pada job description yang telah ditanda-tangani, Rahayu
dengan tegas menolak karena ia tidak mau bekerja "lebih" dari bayaran
yang diterima. Akibatnya, kesempatan ini diberikan kepada Dewi yang
dengan senang hati menerima kesempatan "emas" tersebut. Dewi
berprinsip, jika ia bisa membuktikan bahwa ia bisa melakukan tanggung
jawab yang lebih tinggi, maka ada kemungkinan ia akan dipercaya untuk
mendapat posisi dengan tanggung jawab baru tersebut. Dengan
sendirinya pasti kompensasi finansial pun akan meningkat.

Jika Anda Tidak Mengejar Uang
Jika Anda tidak mengejar uang, tetapi kualitas dan kepuasan kerja,
maka Anda akan mendapatkan keduanya (kualitas dan kepuasan kerja).
Selain kedua hal ini, uang pun akan dengan sendirinya mengejar Anda.
Berikan Bantuan. Jika Anda membantu cukup banyak orang untuk sukses,
maka sukses akan mengikuti Anda. Orang-orang yang Anda bantu akan
menceritakan kehandalan Anda dalam membantu mereka. "Kesaksian" orang-
orang ini tentang reputasi Anda yang positif akan menjadi senjata
promosi yang ampuh untuk Anda, sehingga orang lain juga tidak akan
ragu untuk berbisnis dengan Anda.
Misalnya, setelah pekerjaan utama yang menjadi tanggung jawabnya
selesai, Arief yang bekerja sebagai staf administrasi di sebuah
perusahaan, tidak segan-segan untuk membantu siapa pun yang
membutuhkan bantuannya. Bantuan ini ia berikan tidak hanya ketika
diminta, tetapi juga ketika ia melihat orang lain membutuhkannya
(tanpa diminta). Sehingga Arif menjadi orang yang diandalkan banyak
orang di perusahaannya. Tidak heran ketika perusahaan membuka
lowongan untuk suatu jabatan yang lebih tinggi, Arief menjadi orang
yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut.
Melakukan yang Terbaik. Jika Anda selalu melakukan yang terbaik,
lebih dari dari orang-orang lain di sekitar Anda, pada setiap
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda, maka sukses tak akan ke
mana-mana. Ini yang menjadi prinsip hidup Carly Fiorina, wanita
pengusaha, yang menjadi CEO di Hewlett-Packard. Prinsip ini juga
selalu dipraktikkan oleh orang-orang sukses lainnya.
Misalnya, Sherry selalu berusaha mempersembahkan kualitas prima pada
setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Kinerjanya yang
selalu positif mencerminkan potensinya yang juga positif. Inilah yang
akhirnya melancarkan laju perjalanan kariernya, sampai akhirnya ia
dipercaya menduduki jabatan pimpinan di bidang yang selama ini
ditekuninya.

Mereka yang Tidak Mengejar Uang
Ingin melihat teladan konkret mereka yang tidak mengejar uang, tetapi
sukses dan mendapatkan uang berlimpah? Simak yang berikut.
Kazuo Inamori pendiri Kyocera Corporations tahun 1959. Perusahaan ini
bergerak di bidang teknologi. Pada saat didirikan, Kyocera hanya
memiliki 28 karyawan dan modal $10,000. Namun setelah itu, perusahaan
ini mampu berkembang menjadi perusahaan yang menghasilkan suku cadang
berteknologi tinggi, seperti semikonduktor yang canggih.
Pendirinya, Inamori, tidak mengejar keuntungan finansial dalam
membangun bisnis, melainkan mengejar tujuan yang lebih mulia dari
uang: semua bisnis yang dibangunnya selalu berorientasi pada
masyarakat, yaitu bisnis yang memberikan nilai tambah bagi masyarakat
banyak. Tujuan mulia ini senantiasa didengungkannya kepada seluruh
karyawannya, agar mereka paham bahwa mereka bekerja bukan saja untuk
diri sendiri atau perusahaan, tetapi terutama adalah untuk
kepentingan masyarakat luar.
Bermodalkan keyakinan, dan tujuan mulia ini yang juga ditularkan
kepada seluruh jajarannya, Kazuo Inamori bisa tetap optimis di masa
sulit. Ia dan karyawannya tetap memiliki harapan dan semangat juang
tinggi untuk melewati masa sulit yang dihadapi. Jika satu cara
menemui kegagalan, Inamori tidak putus asa, ia akan mencari ataupun
menciptakan cara lain untuk mencapai sasaran yang dituju, sampai
akhirnya sukses finansial dengan sendirinya mengikuti Inamori.
"Build people and they will build the business for you," demikian
prinsip bisnis Brownie Wise, salesman ulung dari perusahaan
Tappeware. Dengan prinsip ini, Wise bekerja tidak semata untuk uang,
tetapi terlebih untuk membantu sumber daya manusia agar menjadi lebih
baik dan lebih unggul.
Menurut Wise, sumber daya manusia adalah tulang punggung sebuah
bisnis. Untuk itu mereka perlu dibangun dan diperlengkapi dengan
keterampilan teknis (tentang produk yang akan dijual), terutama non-
teknis (motivasi, tujuan, kepercayaan diri, dan visi misi pribadi).
Caranya? Melalui keteladanan (dengan mencontohkan sikap sukses dari
tingkah laku sang pemimpin), dan pelatihan praktis (baik on-the job
maupun pelatihan singkat) di bidang yang menjadi tanggung jawab
masing-masing.
Guna memacu agar sumber daya yang direkrut perusahaan bisa
berprestasi, Brownie Wise beranggapan bahwa SDM perlu diajak untuk
memiliki mimpi yang ingin mereka raih, dan diperlihatkan cara untuk
meraih mimpi tersebut melalui pekerjaan mereka di perusahaan.
Misalnya, jika seorang karyawan atau distributor ingin membeli rumah,
tunjukkan seberapa banyak volume penjualan yang perlu diraih dan
bagaimana cara mencapai target tersebut setahap demi setahap untuk
dapat mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dengan demikian,
perusahaan bisa membuat karyawan tetap fokus pada tujuan pribadi yang
sejalan dengan tujuan perusahaan.
Prinsip ini telah membantu Wise untuk menolong banyak orang untuk
sukses. Kesuksesan orang-orang yang dibantu oleh Wise merupakan
kesaksian hidup bagi kualitas Wise yang juga prima. Sehingga orang
sekitar percaya akan keandalan Wise dan berani mempercayakan bisnis
mereka juga pada Wise.
Uang memang perlu, tapi bukan untuk dijadikan tujuan akhir untuk
dikejar. Yang perlu dilakukan adalah membuat uang mencari Anda dengan
mendasarkan tujuan hidup dan setiap keputusan yang Anda ambil pada
sesuatu yang lebih mulia dari uang: Membantu orang lain untuk sukses
agar dengan sendirinya orang lain juga akan membantu Anda untuk
sukses. Semakin banyak orang yang Anda bantu untuk sukses, semakin
banyak orang yang akan mendukung Anda untuk sukses. Selamat mencoba.

Salam ,
Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan
membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah
ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna
sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan
terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong
mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan
saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan
waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu
berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan
bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan
yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih
menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku
makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu
menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan
ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan
kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api
untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang
untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun
dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku
berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak
capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku
pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,
ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama
beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah
selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah
disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental
tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk
ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak
haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita
pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat
kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati
yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk
menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan
nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"
----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan
bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak
mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit
sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang
bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu
memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang
tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya
punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika
berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja
di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud
membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku
tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker
lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di
seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk
ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya
setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku
dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya
terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas
betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat
lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air
mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti
ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "angan menangis anakku,Aku
tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! "
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon
ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita
untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita
yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk
meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah
dan ibu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan
pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas
apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di
samping kita.
Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?
Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita
sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita
renungkan kembali lagi..
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu
kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di
kemudian hari.


Memahami sebuah Perjalanan

Ketika menjadi seorang perempuan, kita dihadapkan sebuah tantangan untuk kuat menghadapi gempuran kehidupan.
Ketika seorang laki-laki berucap tegar, dia juga harus siap menangis karena kenyataan
Ketika tawa berubah menjadi sebuah kebencian, disitu terlihat betapa mudahnya semua menghilang
Dan ketika kecemburuan terjadi karena cinta, kitapun tak tahu begitu rentannya hati kita dicoba
Namun ada suatu kepastian, bahwa semua itu adalah bentuk dari sebuah perjalanan
Kita harus mampu memberi makna dari setiap perubahan
Kita harus bersiap pada setiap tikungan
Dan kita tak boleh lemah karena perjalanan
Hanya satu kepastian ketika perjalanan itu akan berakhir pada sebuah keabadian

Penulis: Unkown Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada
para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan
berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan
sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember
tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak
ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada
kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?"
Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"
Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia
mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke
dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu
turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian,
sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah
penuh?"
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."
"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan
menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah
kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas,
"Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?"
"Belum!" sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol
air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu
ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud illustrasi
ini?"
Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya
adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat
tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."
"Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi
mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar"
terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."
Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda? Anak-anak anda;
Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda;
Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai;
Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang
berharga.
Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan
kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam
kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang
merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak
akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal
besar dan penting.
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita
pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah "Batu Besar" dalam
hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali." (***)


Empati Diri

Seorang karyawan pergi ke India dalam rangka tugas dari kantor. Namun, dalam waktu singkat, dia mengalami benturan kebudayaan. Segala sesuatu menjadi sangat menjengkelkan dia. Iklim, makanan, kondisi hidup, wajah-wajah aneh yang misterius di sekitarnya. Tapi hal yang membuatnya marah sebenarnya adalah hal yang remeh. Mereka memberinya sebuah kamar, dan ketika pindah ke sana dia memeriksa setiap sudut dan celah dan sangat terkejut ketika dia melihat seekor tokek yang besar, gemuk dan jelek.

Dia menjadi sangat marah, "Saya tidak mau hidup dengan makhluk itu." Jadi, dia mencoba menangkap makhluk itu dengan berbagai cara, tapi sia-sia. Akhirnya, tokek itu bersembunyi di balik lemari. Orang itu malas untuk meminta bantuan dari orang lain. Namun, dalam kebingungan yang tak beralasan ini, tiba-tiba muncul gagasan bagus dari otaknya, yakni untuk berteman dengan tokek itu. Awalnya memang tidak mudah.

Hal pertama yang dilakukannya bila ia memasuki ruangan adalah mencari tokek itu, kemudian menyapanya, setelah itu dia bahkan memberinya nama. Dalam waktu singkat, tokek itu hampir menjadi teman bercakap-cakap. Kemudian dia juga mulai mencatat beberapa perbaikan dari tokek itu, misalnya bahwa dia mengurangi jumlah nyamuk di ruangan itu, menemaninya mengisi kesepian di ruangan itu dan kadang-kadang membangunkannya diwaktu pagi sehingga tidak telat ke kantor. Setelah beberapa saat, orang itu mulai menyadari bahwa masalah yang dahulu muncul tidak berasal dari lingkungan di sekitarnya tapi dari dalam dirinya sendiri.
__________________________________________________________

Realitas diciptakan oleh pikiran, kita bisa mengubah realitas dengan cara mengubah pikiran kita. (Plato)

---------------------------------

Melati akan selalu berwarna putih
Meski ia tumbuh ditengah comberan
Tetap suci, indah dan mewangi
Biarpun aroma busuk mengepungnya

Bunga bangkai akan selalu berbau busuk
Meskipun tumbuh ditaman nan indah
Indah dan begitu memikat warnanya
Namun hanya lalat yang mau menggaulinya

Mawar warnanya dan harumnya selalu menggoda indera
Biar indah, namun hati-hati dengan durinya
Meski kelopaknya indah nan lembut
Durinya akan membuatmu berdarah

Bunga Matahari akan selalu mencari arah terbit surya
Kecerahan terpancar dari sosok warnanya
Sekalipun badai membuatnya lemah sementara
Namun kala sinar datang, ia akan kembali bergairah

Kantong Semar haruslah diwaspadai
Indah memikat dengan kantong kemerahan
Jangan mendekat, jika kau seekor serangga
Karena ia tak segan-segan menjadikanmu sarapannya

Bunga.tetap selalu bunga.....
Biar wangi, atau bahkan busuk sebusuk bangkai sekalipun
Warnanya tetaplah indah, apapun jenisnya
Sebagaimana kita umat manusia . ....


Teman, Aku ingin bercerita. Di salah satu dahan pohon yang rindang, terdapat sebuah sarang dimana hidup sepasang burung bersama seekor anak mereka yang baru menetas dari telur beberapa hari lalu. Sepasang Ayah dan Ibu burung itu nampak berbahagia sekali dengan kehadiran si burung kecil. Setiap pagi, sang ayah pergi mencari cacing untuk makan si burung kecil. Setiap hari, sang ibu menemani si burung kecil di sarang, menghangatkan tubuhnya dan melindunginya dari dinginnya desir angin yang kencang. Si burung kecil pun merasa nyaman dalam dekapan ibunya. Kalau perut terasa lapar, ia tinggal mencicit saja, semua dapat diperolehnya dengan mudah.

Hari berganti hari, tak terasa si burung kecil pun mulai bertambah usianya. Bulu-bulu di sekujur tubuhnya mulai tumbuh, si burung kecil sudah punya sepasang sayap mungil. Lalu, sang ayah berkata padanya : "Nak, kini sudah saatnya engkau belajar terbang, mengepakkan sayap yang telah Tuhan berikan padamu... Ayah dan Ibu akan mengajarimu terbang".

Tetapi si burung kecil nampak ketakutan, dia merasa belum mampu untuk terbang dengan sayapnya sendiri. Beberapa pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Bagaimana nanti kalau sepasang sayapku ternyata tak bisa dikepakkan? Aku takut jatuh dari ketinggian. Bagaimana nanti kalau aku lapar? Aku harus mencari makanan kemana? Bagaimana...? Si burung kecil pun berkata pada Ayah-Ibunya: "Ayah, Ibu, aku ingin tetap tinggal disarang saja, aku tak mau terbang sendiri, aku takut...", ucap si burung kecil lirih.

Lalu, sang Ayah burung mendekap tubuh si burung kecil dengan penuh kasih sayang, seraya berkata, "Nak, hilangkan semua kekhawatiran dan ketakutan yang menghantui benakmu itu. Engkau mempunyai sayap untuk terbang kemanapun engkau ingin pergi. Lihatlah dunia di luar sana Anakku, engkau akan bertemu dengan burung-burung lain, engkau akan menjumpai banyak pengalaman hidup yang akan memperkaya dirimu. Jangan pernah engkau risaukan tentang makanan, karena Tuhan telah menyediakan semuanya di alam sana, asalkan engkau mau berusaha menjemputnya Nak".

Si burung kecil mendengarkan nasehat Ayahnya dengan sungguh-sungguh, dia termenung sesaat, kemudian dengan semangat dia berkata, "Iya Ayah, aku akan belajar terbang sekarang, aku tidak akan takut." Lalu, si burung kecil mulai mencoba mengepakkan sayapnya perlahan... agak cepat... semakin cepat... dan kemudian... "Aku bisa terbang!", teriak si burung kecil gembira. Ayah dan ibunya tersenyum bahagia menyaksikan usaha anaknya.

Kini, siburung kecil itu sudah menjelma menjadi seekor burung besar yang gagah. Ia sudah bisa mencari makan sendiri, ia sudah menjalani banyak perjalanan hidup yang menjadikannya mandiri seperti sekarang, bahkan ia sudah menemukan seekor burung betina cantik menjadi pasangannya. Si burung itu bergumam, "semua ini tidak akan aku dapatkan seandainya aku tak mau belajar terbang"

Teman,
Dahulu, kita adalah burung-burung kecil itu, yang sangat bergantung pada ayah dan ibu kita. Namun Teman, mari lihatlah dengan seksama diri kita di cermin saat ini. Kita bukan lagi anak kecil yang masih harus selalu di 'suapi' oleh ayah dan ibu seperti dahulu, kita bukan lagi bocah kecil yang harus berdiam diri keenakan menanti 'subsidi' rutin setiap bulan masuk ke rekening tabungan kita dari Ayah dan Ibu.

Cobalah Teman, perhatikan sekali lagi sosok pada cermin di hadapanmu itu. Ya Tuhan, ternyata kita sudah dewasa, tak terasa usia sudah merangkak ke angka 22 tahun lebih. Tapi, mengapa diri ini tak ubahnya seperti si burung kecil tadi yang masih ingin terus berdiam di sarang, karena tak mau susah memikirkan harus mencari makanan .

Teman, Apakah kita tak memperhatikan kedua orangtua kita yang sudah mulai lanjut usia, lihatlah kerutan yang mulai menghiasai wajah mereka, lihatlah tenaga mereka sudah tak sekuat dulu lagi. Lalu, Apakah begini bakti kita terhadap mereka? Kita masih 'tega' membiarkan mereka membanting tulang untuk membiayai kuliah dan kebutuhan kita sehari-hari. Teman, padahal sudah saatnya kita menunjukkan pada mereka bahwa kita sudah bisa mandiri seperti si burung kecil tadi.

Teman, mari kepakkan 'sayap' mu sekarang juga. Jangan takut dengan kencangnya angin di luar sana, jangan takut dengan ganasnya kehidupan disana. Karena itu akan membawa kita pada sebuah kedewasaan diri akan hakikat hidup sesungguhnya.

"Berapa lamakah kita kan tetap menggelepar menggantung di sayap orang. Kembangkan sayapmu sendiri dan terbanglah lepas seraya menghirup udara Bebas di taman luas".

Aku Mau Mama Kembali - Sebuah kisah teladan dari negeri China

Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang
luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada
Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta
tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak
lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas
disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat
demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa
yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi
penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya.

Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah
melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk
China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu,
kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri,
memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah
satunya adalah Zhang Da.

Mengikuti kisahnya di televisi, membuat saya ingin menuliskan cerita ini
untuk melihat semangatnya yang luar biasa. Bagi saya Zhang Da sangat
istimewa dan luar biasa karena ia termasuk 10 orang yang paling luar
biasa di antara 1,4 milyar manusia. Atau lebih tepatnya ia adalah yang
terbaik di antara 140 juta manusia. Tetapi jika kita melihat apa yang
dilakukannya dimulai ketika ia berumur 10 tahun dan terus dia lakukan
sampai sekarang (ia berumur 15 tahun), dan satu-satunya anak diantara 10
orang yang luar biasa tersebut maka saya bisa katakan bahwa Zhang Da dan
apa yang dilakukannya, maka saya mau katakan bahwa ia luar biasa di
antara 1,4 milyar penduduk China.

Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah
tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit
keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak
bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini
memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk
mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus
mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus
memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam
kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih
terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini.
Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima
kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.

Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia
tidak menyerah.Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan
kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya
dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan
pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari
rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam
perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian
dan buah-buahan yang

ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia
coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang
masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia
bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan
memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia
gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti
ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan
kuat.

ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk
merawat papanya.
Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan
papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya,
semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan
ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir
untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur
sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku
bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar
bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya.
Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya
sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu
sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti
layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru
tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah
perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa
memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak
cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang
sedang ada dalam hidup dan kehidupannya.

Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya
selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil
dan ahli menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir
dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada
Zhang Da,

Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya,

"Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu
rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan
sampai kamu

selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa
yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat,
pengusaha, orang terkenal

yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat
kamu melalui

layar televisi, mereka bisa membantumu!"

Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun
berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa membantumu"

Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun
menjawab, "Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa
membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!" demikian
Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata
karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari
bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya,
mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya
dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah
kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak minta sebuah kartu
kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece
yang dipegangnya semua akan membantunya.

Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa
yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya.
Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya
sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
........................................................................
..

Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati
kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai
kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia.
Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya...ditiap-tiap
kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak akan menimpakan kesulitan diluar
kemampuan umat-Nya. Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika
sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami
kekalahan....bangkitlah!

karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa
saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.

Dear All,
Ini ada langkah2 bagus. Mungkin bisa digunakan di tempat kerja

Langkah-Langkah untuk tidak berputus asa dan supaya hidup penuh gairah

1. Janganlah anda coba-coba meniru kepribadian orang lain.

2. Untuk membina kebiasaab kerja yang mantap, terapkanlah hal-hal sbb:
- Benahilah meja anda dari segala macam map dan surat-surat, kecuali
bahan-bahan yang langsung sedang anda tangani pada saat itu.
- Lakukanlah pekerjaan anda menurut urutan pentingnya penyelesaian tugas.
- Bila anda menghadapi masalah, pecahkanlah dengan segera dan langsung,
apabila anda telah memiliki segala fakta yang diperlukan untuk mengabil
kesimpulan.
- Belajarlah mengorganisisr sesuatu, mempercayakan sesuatu tugas kepada
orang lain, dan belajarlah pandai mengawasi jalannya pekerjaan yang
sedang berlangsung.
3. Bekerjalah secara santai

4. Buatlah suasana pekerjaan anda itu mengandung gairah.

5. Hitunglah berkat dan suskes anda dan jangan menghitung-hitung kesulitan
anda.

6. Ingatlah bahwa kritik yang tidak langsung itu sering merupakan satu
penghormatan yang terselubung.

7. Berusahalah sebaik mungkin dalam menyelesaikan susyatu masalah.

Nach for you all, Nice to try it....

Sumber dari (DR. DANIEL CARNEGIE)
Munuju Hidup Sukses & Bergairah Dalam Bekerja